Title : May, I Love You ? Chapter 07
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, love, roman
Cast :
- Matsui Rena
- Matsui Jun
Support Cast :
- Shimazaki Haruka
- Matsui Yui
Kesempurnaan
bagi seorang kekasih itu adalah beranjaknya hubungan mereka ke jenjang
pernikahan. Tapi, ada pula dari pasangan itu yang belum siap untuk melangkah ke
jenjang itu. Banyak, dari mereka yang masih ragu. Pernikahan itu bukanlah hal
yang mudah untuk di lakukan. Kau harus bisa mempersiapkan semuanya.
***
~Rena
Pov~
Apa aku harus menerimanya? Kenapa, dia harus secepat itu
mengajakku menikah? Ada apa dengannya?
Tatapan matanya waktu itu mengisyaratkan jika dia
membutuhkan. Membutuhkan seseorang yang sangat ia sayangi. Jujur, aku belum
menjawabnya waktu itu. Aku masih membutuhkan waktu, untuk memikirkannya.
Cinta itu kegilaan dan juga
memabukkan.
Sebuah lirik lagu terdengar di telingaku. Gila? Mabuk?
Mungkin, cinta itu memang seperti itu. Dia bisa membuat kita gila dan juga bisa
membuat kita mabuk. Aku juga merasakan hal yang sama, ketika aku jatuh cinta
padanya. Pada Matsui Jun.
Juga berbeda dibandingkan
kebahagiaan dan kedukaan.
Iya, cinta itu memang sedikit berbeda dengan kebahagiaan dan
juga kedukaan. Cinta itu bisa menyimpan banyak misteri. Dia bisa membuat kita
menjadi seorang yang sangat spesial. Cinta juga bisa membuat kita jatuh dalam
luka yang sangat dalam dan mungkin tidak bisa di sembuhkan. Hanya dirinya obat
untuk kita.
Sesuatu terjadi padaku.
Mungkin, itulah cinta yang sedang aku rasakan.
Iya, sesuatu perasaan yang muncul. Dan itu, adalah rasa cinta
yang datang di hatiku. Hatiku, merasakannya ketika aku bertemu dengan pemuda
yang pertama kali membuatku jatuh cinta.
Dia mengucapkannya dengan
sangat indah dan membuatku sangat bahagia. Tak ku sangka, kita mempunyai
perasaan yang sama.
Iya, awalnya aku mengira dia tidak mencintaiku. Tapi, ketika
dia mengucapkannya. Mengatakan cinta padaku, itu sangat membuatku bahagia dan
aku juga tidak menyangka, jika aku dan dia mempunyai perasaan yang sama.
Menikahlah denganku. Itu
yang diucapkannya padaku. Lagi-lagi hatiku berdebar kencang.
Iya, hatiku sangat berdebar ketika dia mengucapkan kata-kata
itu. Rena,
menikahlah denganku. Aku masih belum bisa melupakan kata-kata itu. Apa aku
harus menerima pinangannya? Tapi, aku juga sangat menyukainya. Hanya menikah,
yang belum kami lakukan.
"Mama" aku menoleh dan menemukan Haruka yang
sekarang berlari ke arahku.
"Sayang, ada apa?" tanyaku menggendongnya.
"Mama, ada papa di luar" ucapnya.
"Iya sudah kita ke sana ya?" dia mengangguk.
Aku membawanya keluar dan aku menemukannya yang berdiri
membelakangi kami. Apa mungkin, dia kemari untuk membicarakan pernikahan? Apa
dia akan meminta jawabanku sekarang?
"Jun-kun" dia berbalik.
Dia mendekat dan tersenyum kepadaku. Aku memang sungguh
menyukai senyumnya. Dia juga terlihat seperti anak kecil, ketika kami tengah
bersama. Tapi, sifat kekanakannya itu membuatku sangat senang. Puppy eyesnya
itu benar-benar membuat lemah.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" eh?
"Tidak"
"Kau terpesona kah denganku?" tanyanya. Dia selalu
saja percaya diri.
"Papa memang tampan" aku menoleh melihat Haruka
yang menunjukan senyum lebarnya.
"Tentu saja tuan putri"
"Jun-kun, ada apa kau kemari?" tanyaku mengalihkan
topik.
"Aku ingin mengajakmu ke rumahku."
"Ah... soukka." Balasku.
"Kau tidak ada acara bukan?" aku menggeleng.
"Ya sudah papa, kita ke sana aku ingin bertemu dengan nii-chan"
"Baiklah"
***
Sampai
di rumahnya, aku melangkah di sampingnya dan kemudian kami masuk. Aku melihat
Yui yang sekarang tersenyum senang melihat kedatangan kami. Dia berlarian
menuju kami dan aku yakin, dia ingin mengajak Haruka bermain bersama.
"Haruka, kau datang juga ternyata" polosnya dia.
Sungguh sangat lucu sekali.
"Nii-chan"
aku menurunkan Haruka dari gendonganku dan aku membiarkan mereka bermain
bersama.
Kemudian, aku mengikuti Jun kembali. Kami duduk di sofa ruang
tamu. Dan di sana aku melihat kedua orang tuanya yang sudah duduk bersama.
"Sensei"
"Selamat siang tuan nyonya" sapaku ramah.
"Kami ingin berbicara padamu, sensei"
"Bicara apa?" tanyaku sedikit gugup.
Entah kenapa aku gugup seperti ini. Apa mungkin Jun sudah
memberitahukannya pada kedua orang tuanya, tentang kejadian di makam itu? Apa
mungkin, dia juga meminta restu dari kedua orang tuanya untuk meminangku?
"Jun, dia sudah berbicara pada kami. Jika dia, ingin
sekali meminangmu" aku menoleh melihatnya yang tersenyum kepadaku.
"Rena, aku sudah pernah bilang padamu bukan?"
"Jadi, kami sudah menyetujuinya. Tinggal, kalian saja
yang menentukan tanggalnya" aku tersenyum membalasnya.
"Baiklah. Dan mulai sekarang tuan dan nyonya, jangan memanggilku sensei,
tapi Rena" ucapku.
"Baiklah. Mulai sekarang, kami akan memanggilmu Rena.
Dan panggil saja kami paman dan bibi" aku mengangguk.
"Baik paman bibi"
"Jadi, kapan kalian akan menikah?" tanya paman
kepada kami.
"Aku hanya ikut Jun saja" balasku.
"Baiklah. Tentuka saja semau kalian, kami hanya
menyetujui kalian saja dan merestui hubungan kalian"
"Terima kasih ayah ibu"
"Rena, kau pernah bilang bukan jika Haruka itu hanyalah
anak angkatmu?"
"Iya bibi, memang kenapa?" tanyaku.
"Bagaimana jika Yui dan Haruka kita jodohkan?" aku
melebarkan kedua mataku.
"Di jodohkan?" aku melihat bibi yang mengangguk.
"Aku rasa mereka cocok"
"Baiklah. Aku hanya menurut saja. Aku juga melihat
Haruka juga sangat menyukai Yui" yah.. tidak ada salahnya, jika mereka
dijodohkan.
"Mama, nii-chan di
culik"
***
~Author
Pov~
Di saat Rena dan Jun tengah berbicara pada kedua orang tua
Jun. Yui dan Haruka tengah asyik bermain di luar rumah. Melihat tanaman bunga
dan juga bermain air bersama di sana.
"Nii-chan, ini
sangat cantik" kata Haruka menunjuk salah satu bunga.
"Tentu saja, ibu selalu menyiramnya setiap hari"
Haruka tersenyum mendengarnya.
"Honto nii-chan?"
Yui mengangguk.
"Haruka, aku akan membeli es krim dulu ya?"
"Jangan lama-lama nii-chan"
Yui hanya mengangguk dan kemudian langsung melangkah ke luar
dari area halaman rumah. Tapi, ketika ia ingin menuju tempat yang ia tuju,
langkah kakinya tertahan ketika ia melihat seorang yang di luar rumah.
Lebih tepatnya mereka berpapasan di sana. Tatapan laki-laki yang
berada di depan Yui menusuk, sehingga Yui sangat ketakutan dengannya.
"Paman, untuk apa kau kemari?" tanya Yui takut.
"Kau, kau yang sudah membuatku di benci oleh Rena. Kau
juga bukan? Yang selalu mengerjai mobilku?" ucap laki-laki itu.
"Tidak paman" kata Yui mengelak.
"Jangan mengelak lagi" kata Aiji menatapnya tajam.
"Tidak, bukan aku"
"Sepertinya, aku harus memberimu hukuman" Aiji
langsung mencengkramnya.
Yui merontah, ia kesakitan karena cengkraman Aiji. Dia
berteriak, tapi dengan cepat Aiji menutup mulutnya dan membawanya. Haruka,
gadis kecil itu sempat mendengar suara. Dan setelah sampai di luar gerbang, dia
melihat Yui yang sudah di bawa masuk ke mobil oleh Aiji.
"Nii-chan"
teriaknya.
Dia ingin mengejar, justruh mobil itu mulai berjalan dan
sudah menjauh. Tidak ada cara lain lagi, Haruka harus memberi tahu pada Rena
dan Jun.
Dia berlari kembali masuk ke dalam rumah dan menemukan mama
angkatnya yang masih berbicara dengan kedua orang tua Yui. Dia langsung
berteriak memanggil mamanya.
"Mama, nii-chan di
culik" mereka menoleh melihat Haruka.
"Apa?"
"Mama, Yui nii-chan diculik"
kata Haruka lagi yang membuat Jun langsung menghampirinya.
"Apa itu benar sayang? Siapa yang menculiknya?"
tanya Jun. Kedua matanya berair.
"Sepertinya paman Aiji, aku sempat melihat sekilas
wajahnya papa" kata Haruka.
"Baik, papa akan mencari bajingan itu." Kata Jun
membalas.
Dia berdiri dan hendak ingin keluar dari rumahnya, namun
langkah kakinya tertahan karena suara Rena. Ia segera menoleh melihat Rena.
"Apa kau akan mencari adikmu sendiri?" tanya Rena.
"Hai. Aku akan
menyelamatkannya. Dia adik yang sangat aku sayangi" kata Jun membalas.
"Aku ikut. Aku tidak mau kau sendiri mencari Aiji"
"Tapi..."
"Jun, kau masih ingat dengan perjanjian kita bukan? Aku
akan selalu ada di dekatmu, ketika kau sedang ada masalah begitu pun juga
ketika aku sedang ada masalah kau juga ada di dekatku. Jadi, biarkan aku ikut
bersamamu"
"Baiklah
Rena, terima kasih" Rena mengangguk dan tersenyum.
"Mama,
aku ikut mencari nii-chan ya"
ucap Haruka.
"Baik
sayang. Kau boleh ikut" Rena langsung menggeodong putrinya dan mereka
pergi menggunakan mobil untuk mencari Yui.
To Be Continue.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar