Sabtu, 02 April 2016

Star Boy (Chapter 07)

Title : Star Boy Chapter 07
Author : Rena Anisa Azahra ~ Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Fantasi, Love

Main Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
Support Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Yamamoto Sayaka
  • Shimazaki Haruka
  • And Others....
Happy Reading All.....






~---0---~



~Jun Pov~

Aku terduduk di belakang kampus. Di sampingku ada Yui yang juga sama dalam kondisi duduk. Aku dan dia sudah bercerita tentang kehidupan di istana langit, setelah aku tidak ada. Aku sangat bersyukur, karena aku selamat ketika aku kecil.
Karena aku sendiri adalah anak yang tidak di inginkan oleh para musuh kerajaan langit. Mereka menganggap jika aku ini berbahaya. Mereka menganggapku, seperti mereka menganggap Paruru yang juga sama berbahayanya sama sepertiku.

"Kau sudah tahu semuanya bukan?" aku mengangguk.
"Maafkan aku, karena aku telat menceritakannya kepadamu" katanya lagi menepuk bahuku.
"Daijoubu. Aku mengerti, kapan kiranya ke istana langit?" tanyaku.
"Nanti sore, jika kau tidak memiliki kesibukan" aku mengangguk.
"Aku akan ikut kesana" dia tersenyum.

Aku ingin sekali melihat wajah ayah dan ibuku, seperti apa. Aku benar-benar sangat merindukan mereka. Aku akan meminta ijin nanti pada ibu dan ayah. Ku harap mereka mengijinkanku bertemu dengan kedua orang tuaku yang sebenarnya.

"Ah... Yui, kemarin aku bertemu dengan putri bulan" iya hampir saja aku lupa dengan ini.
"Apa? Bukankah putri bulan sudah meninggal?" aku mengangguk meng-iyakan.
"Memang, tapi dia datang kepadaku" ucapku.
"Arwahnya?" tanyanya.
"Kemungkinan" balasku singkat.
"Lalu apa yang dia bicarakan kepadamu?" tanyanya kemudian.
"Kau dan Paruru harus menikah" dia melebarkan kedua matanya.
"Menikah?" aku mengangguk.
"Karena dengan cara seperti itu, kerajaan langit akan menjadi kerajaan terkuat di langit sana" balasku padanya.
"Benarkah?" aku mengangguk.
"Kalau begitu, nanti sore aku akan membawa Paruru menemui ayah dan ibu" aku mengangguk tanda setuju.
"Boleh aku membawa Rena?" dia mengangguk. Yeah...

***

~Author Pov~

"Apa?" Jun mengangguk.
"Ijinkan aku ayah, aku ingin bertemu dengan ayah dan ibuku" balas Jun lagi.
"Jadi, kau memang sudah menemukan ayah dan ibumu" Jun kembali mengangguk.
"Mereka ada diatas langit ayah, dan aku harus menemui mereka" kata Jun lagi.
"Baiklah jika itu maumu, ayah akan ijinkan" Jun tersenyum membalasnya.
"Tapi, ayah tegaskan kau masih tetap menggunakan marga Matsui" Jun kembali mengangguk.
"Iya ayah, disini aku akan menjadi Jun. Bukan Junichi" ayahnya tersenyum.
"Pergilah nak, dan tolong sampaikan salam ayah dan ibu kepada kedua orang tuamu" Jun mengangguk.

***

Sore hari ini. Jun, Rena dan Paruru berkumpul didepan rumah Yui. Tak lama, sang pemilik rumah keluar dari rumahnya dan ia tersenyum menyambut kedatangan sang adik dan dua temannya.

"Kalian sudah siap?" ketiganya mengangguk.
"Baiklah, sekarang juga kita harus pergi. Ayah dan ibu sudah menunggu" mereka kembali mengangguk.
"Ingat, untuk Paruru dan juga Rena. Kalian harus memanggil ayah dan ibu, raja dan ratu ya?" kata Yui mengingatkan.
"Hai, kau tenang saja Yui" Yui tersenyum.
"Jun, kau bawa Rena, aku membawa Paruru" Jun mengangguk.

Dan mereka terbang ke atas langit. Selama di langit, mereka hanya diam. Dan Jun terbang dibelakang Yui. Tak lama, mereka bisa melihat sebuah istana di depan mata mereka sekarang. Jun dan Rena saling memandang satu sama lain.

"Itu? Bukankah itu istana yang waktu itu kita lihat?" tanya Rena dan Jun mengangguk.
"Ternyata itu istana kerajaan langit? Sangat megah dan juga mewah jika di lihat" kata Jun tersenyum.
"Kau benar Jun" balas Rena.

Mereka turun dan mendarat tepat di depan istana itu. Dipintu gerbang istana langit, ada dua penjaga dan mereka menunduk hormat atas kedatangan Yui.
Yui maju beberapa langkah. Dan dia memfokuskan dirinya, ia memejamkan matanya. Sebuah sinar menyelimutinya dan kemudian, pakaiannya berubah persis seperti seorang pangeran. Dia berbalik dan tersenyum melihat sahabatnya.

"Kita masuk sekarang" kata Yui langsung.
"Kau sangat tampan, Yui" kata Paruru yang di balas senyuman oleh Yui.
"Arigatou. Sekarang, kita harus masuk ke dalam" mereka mengangguk.

Mereka kembali mengikuti Yui dari belakang. Pangeran istana langit itu masuk ke dalam ke istananya. Jika boleh di bilang, itu sangat megah dan sangat indah. Semua yang berada didalamnya, tertata dengan rapi. Dan itu membuat Jun, Rena dan Paruru kagum dengan istana langit itu.
Mereka berhenti, ketika Yui juga berhenti. Dan mereka membungkuk, ketika Yui juga membungkuk. Mereka bisa melihat seorang laki-laki yang tengah duduk di kursi singgasana. Mereka yakin, itu adalah sang raja.

"Ayah" suara keluar dari mulut Yui.
"Pangeran kau kembali, nak?" Yui mengangguk melihat sang ayah.
"Ayah, aku membawa gadis yang ayah maksud. Dan aku juga membawa Junichi, dia sudah ku temukan" kata Yui lagi.
"Kau memang bisa di andalkan pangeran" Yui kembali tersenyum.
"Tapi, kata Junichi aku harus menikahi gadis itu ayah" kata Yui lagi.
"Memang kau tahu dari mana Junichi?" tanya sang ayah menatap putra bungsunya.
"Dari putri bulan" balas Jun.
"Sudah ayah duga" lirih sang raja.

Sang ayah beranjak dari kursi singgasana. Melangkah pelan menuju sang anak, dan ia menyuruh putranya untuk berdiri. Yui menuruti keinginan sang ayah.

"Apa kau siap untuk menikahi gadis itu?" tanya sang ayah.
"Jika ayah juga menginginkan itu, aku akan siap melakukannya" kata Yui lagi.
"Tapi, apa kau menyukainya pangeran?" tanya sang ibu.
"Aku sudah menyukainya dari pertama kali aku melihatnya ibu" jawab Yui walau ia awalnya ragu untuk mengakuinya.
"Siapa diantara mereka gadis bulan itu?" tanya sang ibu.
"Paru, kemarilah" kata Yui memanggil.

Paruru menurut, dia bangkit dan kemudian menghampiri sang pangeran langit. Ia berhenti disamping pangeran langit itu. Dan ia sempat menunduk hormat kepada raja dan ratu langit.

"Dia sangat cantik, pangeran" Yui tersenyum mendengarnya.
"Putri, apa kau mau menikah dengan putra kami?" tanya ratu melihat Paruru.
"Aku hanya menuruti kemauan pangeran, ratu. Jika dia akan meminangku, aku akan siap" kata Paruru membuat ratu tersenyum.
"Ayah akan menikahkan kalian dalam waktu dekat ini, kalian mau?" tanya sang raja.
"Baik, ayah. Aku siap untuk meminangnya" kata Yui tersenyum.

Sang ayah tersenyum. Kemudian menolehkan pandangannya pada Jun yang masih diam disamping Rena. Kedua insan itu hanya diam, dan melihat mereka. Sang raja menghampiri mereka, dan menatap wajah Jun dengan senyum di bibirnya.

"Ayah sangat senang, karena ayah bisa melihatmu" kata sang raja.
"Aku juga ayah" balas Jun tersenyum.
"Apa ini kekasihmu?" tunjuk ayah pada Rena.
"Iya ayah, dia kekasihku" balas Jun.
"Ternyata kau sudah menemukan kekasihmu, juga nak. Maafkan ayah, karena ayah telah mengirimu dulu ke bumi" kata sang raja menjelaskan.
"Daijoubu ayah, aku mengerti dengan kondisi ayah waktu itu" raja tersenyum dan memeluknya.

Rena hanya tersenyum melihat mereka. Ia merasa bersyukur melihat antara anak dan ayah. Dia bahagia, jika dia melihat Jun yang juga bahagia.

"Itu ibumu" Jun menolehkan pandangannya pada sang ratu.
"Ibu" kata Jun menghampiri.
"Ibu sangat rindu denganmu, nak" kata sang ratu.
"Aku juga ibu. Aku merindukan ibu" kata Jun membalas dan ratu memeluknya dengan erat.
"Selama di bumi, siapa yang merawatmu?" tanya Ibunya.
"Ayah dan ibu angkatku, ibu. Mereka sangat baik sekali padaku, dan juga sangat memanjakanku" kata Jun membalas.
"Pasti mereka orang yang sangat baik" Jun mengangguk tanda setuju.

***

Malam tiba, Yui mengajak Jun untuk masuk ke dalam kamarnya. Dan mereka duduk secara berhadapan dengan mata yang tertutup. Dan kedua tangan mereka diatas paha mereka. Cahaya putih mengelilingi mereka.
Mereka bisa melihat apa yang sekarang ada di pikiran mereka. Mereka melakukan semua itu, hanya karena mereka ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya. Seperti seorang peramal yang bisa melihat masa depan seperti apa nantinya.

Tak lama, mereka membuka kedua mata mereka. Dan saling menatap. Mereka sama-sama menarik nafas dan lalu membuangnya.

"Kau melihatnya?" Jun mengangguk.
"Sayaka dan temannya" Yui mengangguk mendengarnya.
"Bukan cuma mereka, tapi musuh istana langit pun juga" kata Yui lagi.
"Kau benar, nii-chan" kata Jun meng-iyakan.
"Kita harus bisa menjaga istana kita sendiri, Jun" Jun mengangguk.
"Aku akan pasti membantumu untuk menjaga istana kita, nii-chan" Yui tersenyum mendengarnya.

***

6 hari sudah mereka lewati, dan mereka belum turun ke bumi. Bahkan mereka juga meninggalkan kampus mereka untuk sementara ini. Karena mereka masih di butuhkan di istana langit. Dan pakaian mereka juga disamakan dengan pakaian orang-orang langit. Jun yang tampak seperti pangeran, dan juga Rena dan Paruru yang tampak seperti seorang putri.
Tepat di hari ke-7, pernikahan antara Yui dan Paruru di gelar. Semua penduduk istana langit, merayakan hari bahagia sang pangeran. Mereka memang masih kuliah, namun mereka tetap menyetujui ucapan sang raja yang akan menikahkan mereka secepatnya.

"Omedetou, nii-chan nee-chan" kata Jun menatap Yui dan Paruru secara bergantian.
"Arigatou. Setelah ini, mungkin akan ada peperangan bersiaplah" Jun mengangguk.
"Aku akan selalu siap, nii-chan. Kau tenang saja" Yui tersenyum.
"Besok, kita turun ke bumi. Aku sudah meminta ijin pada ayah dan ibu, dan mereka menyetujui" Jun mengangguk.
"Baik, nii-chan" Yui tersenyum.
"Aku dan putri ke kamar sekarang" kedua sepasang kekasih itu mengangguk.

***

~Jun Pov~

Malam-malam seperti ini, aku masih berada di luar. Lebih tepatnya didepan jendela kamar. Karena sangat dekat dengan awan, jadinya aku berani keluar tanpa perlu terbang seperti yang biasa ku lakukan ketika aku berada di bumi.
Melihat bulan yang sangat dekat dan bintang yang bertabur-tabur. Ternyata jika di lihat dari jarak yang sangat dekat seperti ini, mereka sangat indah.

"Pangeran" aku menoleh.
"Putri Rena, ada apa?" tanyaku dan dia mendekat.

Selama tinggal di istana langit, ayah menyuruhku berbuat seperti pemuda langit. Memanggil kekasihnya 'putri' dan sang gadis juga memanggil kami dengan sebutan 'pangera'. Itu hanya berlaku pada anak seorang raja dan ratu langit.

"Kau sedang apa?" tanyanya dari jendela.
"Melihat bulan dan bintang. Kemarilah, ini sangat indah" dia mengangguk.

Dia meloncat dari jendela dan berjalan kearahku. Aku mengangkat tanganku dan kemudian ia raih. Aku tersenyum dan membimbingnya untuk mendekat kepadaku.
Dan sekarang ku pelu dia. Agar dia tidak terlalu takut, berada di atas langit seperti ini. Aku sangat senang dengan suasana seperti ini. Bermesraan diatas langit dengannya.

"Pangeran, aku takut. Ini lebih tinggi" katanya dalam dekapanku.
"Tenanglah, aku disini bersamamu putri. Jangan takut, kau tidak akan kenapa-napa" dia mengangguk.
"Pangeran, apa setelah ini memang akan ada pertempuran?" tanyanya kemudian.
"Mungkin saja, putri" jawabku.
"Tolong berikan aku kekuatan, agar aku bisa membantumu" katanya lagi.
"Kau yakin?" dia mengangguk.
"Aku khawatir denganmu, pangeran" balasnya lagi.
"Jika itu memang sudah menjadi keputusanmu, aku akan memberikan kekuatan untukmu" dia tersenyum.
"Arigatou" aku mengangguk.
"Sekarang bersiaplah" dia melepas peganganku.

Aku mengangkat tangan kananku dan ku taruh di keningnya. Aku sudah diberi tahu caranya memberikan kekuatan kepada orang lain, oleh Yui nii-chan. Jadi, aku tidak akan sulit jika ku berikan pada Rena. Lagi pula, aku tidak akan kekuarangan kekuatan jika aku memberi kekuatan untuknya.

"Sudah, kau sudah bisa menggunakan kekuatanmu sekarang putri" dia tersenyum dan memelukku.
"Arigatou pangeran" aku mengangguk dan ke peluk dia sangat erat.

***

~Author Pov~

Keesokan harinya. Setelah tiba di bumi, mereka kembali melakukan aktifitas mereka di kuliah mereka. Apalagi mereka semua berada di semester akhir, dan mereka harus lulus kuliah terlebih dahulu dan mungkin juga akan lebih berat dengan pekerjaan mereka sekarang.

"Paru, kau dan Rena masuk ke kelas ya?" gadis itu mengangguk.
"Jika ada apa-apa, kau tahu bukan apa yang akan kau perbuat?" gadis itu kembali mengangguk.
"Yuu-kun, arigatou" Yui mengangguk.
"Jika disini, kau tidak perlu memanggilku pangeran, nanti akan ada yang curiga" Paruru mengangguk.
"Aku akan memanggilmu, Yuu-kun kau tenang saja" Yui mengecup keningnya.

Rena dan Jun hanya tersenyum melihat mereka. Mereka sangat serasih dan begitu romantis. Dan juga mereka ingin, jika suatu saat nanti mereka bisa seperti kedua insan itu.

"Kau juga ke kelas ya?" kata Jun kepada Rena.
"Iya, Jun-kun" kata Rena membalas.

Setelah kedua gadis itu berjalan menjauh, Jun dan Yui melangkah secara bersamaan. Diperjalan mereka bertemu dengan Mayu, dan setelah itu mereka berjalan bersama. Tak lama, mereka harus terhenti karena tertahan oleh Sayaka dan Mogi. Mereka saling menatap dengan rasa kesal dan benci.

"Akhirnya kalian masuk ke kuliah juga" kata Sayaka membuka suara.
"Kita tidak kemana-mana Sayaka" balas Jun menatapnya.
"Ku kira kalian kabur" kata Mogi.
"Kita bukan pemuda seperti itu" kata Yui.
"Dan lihatlah nanti, kita yang akan menang" balas Sayaka.
"Jangan sombong dan jangan terlalu percaya diri, kita pasti akan bisa mengalahkan kalian" kata Mayu.
"Lihat saja nanti" kata Mogi membalas.

Mereka saling memisahkan diri, dan kembali berjalan. Walau Jun dan Sayaka sekelas, namun mereka tetaplah musuh yang selamanya menjadi musuh.




To Be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar