Minggu, 03 April 2016

Sky Prince and Sleeping Princess (Epilog)

Title : Sky Prince and Sleeping Princess Epilog
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, fantasi, love

Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Others

Happy Reading All.....




~---0---~



Jun masih terus berjalan dan menoleh ke arah kanan dan kirinya. Ia harus bisa menemukan gadis itu, atau jika tidak ia tidak bisa menemukan kalung untuk penyembuhan sang putri.

"Kalian melihat Rena-san?" tanya Jun ketika berada di kelasnya.
"Ah... tadi dia memang ke kelas, tapi keluar lagi sepertinya ke belakang kampus" kata salah satu dari mereka.
"Arigatou" setelah itu Jun kembali keluar kelasnya.

Dia kembali keluar dan kini ia berlari, ia menuju ke belakang kampus. Memang di belakang kampus, tempat itu memang sangat sepi. Jika di gunakan untuk belajar, adalah pilihan yang tepat. Mungkin, Rena sedang belajar di sana.
Ia berhenti ketika dirinya sudah berada di belakang kampus. Kemudian ia menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri. Ia berhenti, ketika melihat seorang gadis yang tengah duduk membelakanginya. Ia mendekati gadis itu dan kemudian memanggilnya.

"Rena-san" gadis itu menoleh.
"Jun-kun" sapa gadis itu tersenyum.
"Boleh aku berbicara kepadamu?" Rena mengangguk.
"Memang apa yang akan kau bicarakan Jun-kun?" kata Rena bertanya setelah ia berada di depan Jun.
"Kalung yang ada di lehermu" kata Jun langsung.
"Ah... kalung ini, memang kenapa?" tanya Rena memegang kalungnya.
"Pangeran Yui membutuhkan kalung itu" balas Jun lagi.
"Maksudmu?" tanya Rena.
"Ikut aku sekarang, untuk bertemu dengan pangeran" Rena mengangguk.

***

"Pangeran" Yui menoleh ketika Jun memanggilnya.
"Doustano Jun?" tanya Yui heran dengan sikap Jun sekarang.
"Aku sudah menemukan kalung itu" jawaban yang bisa membuat Yui melebarkan kedua bola matanya.
"Dimana kalung itu?" tanya Yui.
"Kalung itu berada di Rena-san" Yui menolehkan pandangannya pada Rena.
"Lihat di lehernya" menurut, Yui melihat leher gadis itu yang terpasang sebuah kalung.
"Kalung itu?" Yui teerkejut melihatnya.
"Iya pangeran ini kalung yang kita cari" kata Jun.
"Rena, apa boleh aku mengambil kalung itu. Itu demi kesembuhan kakakku" kata Yui memohon.
"Tidak, ini pemberian ibuku dan aku harus menjaganya" kata Rena menolak.
"Ayo Rena, jika aku tidak mendapatkan kalung itu, kakakku akan mati" Rena terbelalak kaget.
"Memang apa penyakitk kakakmu?" tanya Rena kepada Yui.

Yui menceritakan penyakit sang kakak, yang sangat keras. Belum ada yang bisa menyembuhkan penyakit kakaknya, dan yang bisa menyembuhkan kakaknya adalah kalung yang sekarang Rena pakai. Dan tidak itu saja, dengan memelankan suaranya juga Yui mengaku jika dirinya adalah pangeran langit.

"Jadi, kau pangeran langit?" Yui mengangguk.
"Baiklah ini aku berikan kepadamu" kata Rena melepaskan kalung yang ia pakai.
"Arigatou" Rena mengangguk dan tersenyum.
"Boleh aku ikut ke istanamu, aku ingin bertemu dengan ayahku" kata Rena.
"Ayahmu?" Rena mengangguk.
"Ayahku panglima disana" kata Rena membalas.
"Baiklah, aku akan mengajakmu kesana Rena-chan" Rena tersenyum.
"Arigatou, kapan kita kesana?" tanya Rena lagi.
"Setelah selesai kampus" Rena kembali mengangguk.

***

"Paruru" Yui berteriak memanggil Paruru, namun gadis itu tidak membalas.
"Dimana Paruru?" tanyanya dalam hati.
"Paruru-san tidak ada di rumah, pangeran?" Yui menggeleng tidak tahu.
"Entahlah Jun, aku menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu tadi. Seharusnya, ia sudah sampai di rumah terlebih dahulu" kata Yui menjelaskan.

Tak lama, kedua matanya menemukan sebuah benda yang terletak di lantai. Ia mengambil benda itu dan terbelalak kaget. Itu adalah jepit rambut milik Paruru. Ia khawatir, jika gadis itu kenapa-napa. Kemudian, ia menggenggam jepit itu dan kedua matanya ia pejamkan.
Tak lama ia membuka kedua matanya, dan terkejut setelah ia berhasil melacak keberadaan gadis itu. Mulutnya menyebut nama gadis itu dan ia sangat khawatir dengan gadis itu. Dan ia yakin, gadis itu di culik.

"Paruru di culik Jun" Jun melebarkan kedua matanya.
"Apa?" Yui mengangguk.
"Lalu bagaimana ini, pangeran?" tanya Jun.
"Kita ke istana terlebih dahulu bersama Rena untuk mengobati kakakku dan setelah itu mencari Paruru" Jun mengangguk.

***

Yui, Jun dan Rena berhenti di depan istana langit. Mereka masuk ke dalam istana langit itu. Dan setelah itu masuk ke dalam kamar Yuki, dan menemukan Yuki yang tengah terbaring disana. Disamping gadis itu, ada pangeran Mayu dan raja serta ratu.

"Pangeran" kata raja tersenyum.
"Ayah, ini aku menemukan kalung itu" kata Yui langsung dan memberikan kalung itu pada sang ayah.
"Terima kasih pangeran" Yui mengangguk dan menoleh ke arah kakaknya.
"Cepatlah sembuh one-chan" Yuki hanya tersenyum membalasnya.

Sang raja segera menaruh liontin kalung itu di gelas yang berisi air di meja samping kamar Yuki, setelah itu air yang awalnya berwarna putih berubah menjadi merah. Dan sang raja, memberikan air itu kepada Yuki dan menyuruh putrinya untuk meminumnya.
Setelah Yuki meminumnya, sebuah cahaya menyelimuti putri langit itu dan setelah itu cahaya itu hilang, dan memperlihatkan tubuh Yuki yang segar bugar. Gadis itu tersenyum.

"Aku sembuh ayah" sang ayah tersenyum.
"Syukurlah" kata ayahnya tersenyum.
"Putri, akhirnya kau sembuh juga" kata Mayu yang membuat Yuki tersenyum.
"Aku juga sangat senang pangeran" kata Yuki membalas.

Mereka berpelukan dengan sangat erat, seperti tidak ingin melepas pelukan itu. Yui hanya tersenyum melihat kakaknya yang sudah sembuh dan bisa bersama dengan kekasihnya.

"Ayah" panggil Yui dan ayahnya menoleh.
"Ada apa pangeran?" tanya sang ayah.
"Boleh aku meminjam kalung itu" ayahnya mengangguk dan memberikan kalung itu kepadanya.
"Memang untuk apa?" tanya raja kemudian.
"Untuk mencari kekasihku, dia diculik oleh putri bulan" kata Yui.
"Aku pamit ayah" sambungnya kemudian.
"Baiklah, berhati-hatilah pangeran" Yui mengangguk.
"Pangeran, aku ikut" kata Jun dan Yui mengangguk.
"Kalau begitu aku juga ingin ikut bersama kalian" seru Rena dan dibalas anggukan oleh Yui.

***

Sekarang, Yui tengah terbang dengan di belakangnya ada Jun dan Rena. Ia menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri, siapa tahu ia bisa bertemu dengan putri bulan. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan kekasihnya.
Tak lama, ia melihat tubuh Paruru yang terbaring di atas awan dalam kondisi pinsan. Segera saja ia menghampiri gadis itu.

"Pangeran" Yui mendongak.
"Putri bulan" gumamnya kesal.
"Kau ingin menyelamatkan gadis itu? Percuma dia sudah mati" Yui terbelalak.
"Tidak mungkin, jangan berbohong" kata Yui lagi.
"Memang seperti kenyataannya" Yui mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Aku akan membunuhmu putri bulan" kata Yui menekan ucapannya.

Yui mengeluarkan kekuatannya dan langsung mengarahkannya ke arah putri bulan. Beruntung putri itu bisa menghindar dari serangannya, jika tidak mungkin putri bulan akan segera mati. Belum cukup, Yui menghujam putri bulan dengan kekutan yang ia keluarkan dari tangan kanan dan kirinya.
"Pangeran, gunakan kalung itu" kata Jun berteriak.
Yui mengehentikan serangannya, dan kemudian ia mengeluarkan kalung yang Jun maksud. Ia benar-benar marah dengan gadis itu, dan ia sangat ingin sekali membunuh putri bulan itu.

"Kalung itu" gumam putri bulan terkejut.
"Matilah dengan tenang putri bulan" kata Yui menatap tajam gadis itu.

Yui mengarahkan liontin kalung itu ke arah putri bulan. Tubuh putri bulan yang terkena sinar dari liontin itu, bergetar hebat. Ia kesakitan dan ia berteriak. Benar-benar menyakitkan sepertinya. Dan akhirnya putri bulan itu lenyap seperti di telan bumi.
"Itu balasan karena kau sudah mengganggu gadisku" gumam Yui.
Yui kembali ke arah tubuh Paruru terbaring. Ia mengangkat kepala Paruru dan menaruhnya di pahanya. Yui menangis dan dia terus menerus menyebut nama gadis itu.

"Paruru, tolong jangan tinggalkan aku sayang, aku sangat mencintaimu" kata Yui membelai pipi gadis itu.
"Kita sudah berjanji bukan, untuk hidup bersama?" kata Yui lagi melihat wajah gadis itu.
"Bangunlah sayang, jangan tidur lagi seperti ini" kata Yui memeluk tubuh gadis itu.

Jun dan Rena hanya diam, sambil menatap pangeran langit itu. Mereka merasa sangat kasihan pada Yui, yang harus di tinggal oleh Paruru secepat itu.
"Aku sangat mencintaimu, Paruru. Maafkan aku" kata Yui lagi.
Yui menyentuh bibir mungil gadis itu. Dan kemudian ia mendekatkan wajahnya, dan menyentuh bibir mungil itu dengan bibirnya sendiri. Ia mencium lembut bibir gadis itu yang sangat manis.

Tak lama kemudian, tubuh gadis itu diselimuti cahaya, namun Yui masih tetap dalam kondisi mencium bibir gadis itu. Dan kemudian, bibir gadis itu membuka menginjinkan Yui memasuki mulutnya.
Tangan gadis itu bergerak dan memeluk tubuh Yui dengan erat. Matanya terbuka dan melihat mata Yui yang sangat dekat dengan kedua matanya.

Yui terbelalak, ia melepas ciuman mereka dan melihat Paruru yang sekarang menyentuh kedua pipinya dengan lembut dan gadis itu mulai menarik bibirnya berlawanan arah.

"Pangeran" kata Paruru tersenyum.
"Paruru, kau?" kata Yui terkejut.
"Aku belum mati, pangeran" Yui tersenyum dan memeluknya.
"Syukurlah sayang, aku sangat senang" Paruru membalas pelukannya.
"Aku sangat mencintaimu, pangeran" kata Paruru tersenyum.
"Aku juga sangat mencintaimu, sangat mencintaimu" kata Yui mendekapnya.

Pelukan mereka sangat erat. Yui sangat senang karena Paruru belum mati, dan itu membuatnya sangat bahagia dan berjanji akan menjaga gadis itu lebih baik lagi.
"Mungkin itu yang dinamakan dengan fist kiss is like a drug" kata Rena tersenyum.
Jun yang mendengarnya juga tersenyum. Ia memegang tangan gadis itu dan membuat Rena menoleh kearahnya. Ia tersenyum ketika mendapati Jun juga tersenyum kearahnya.




END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar