Rabu, 13 April 2016

Pangeran Cupu (Chapter 11)

Title : Pangeran Cupu Chapter 11
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
  • And Other
Happy Reading All.....




Chapter 11



~Yui Pov~

Aku keluar dari kamar. Ku langkahkan kakiku untuk menuruni anak tangga dan sampailah aku di lantai 1. Ku lihat disini tidak orang. Aku menghela nafas dan keluar dari villa. Ku lihat ada Sae dan Aiji yang tengah duduk manis. Tumben malam-malam seperti ini mereka ada di depan villa. Untuk apa?.
Aku melangkah dan berhenti tepat di samping mereka. Dari wajah mereka, aku yakin mereka sedang malamun. Tumben sekali melamun di malam hari dan anehnya di depan villa seperti ini. Ada-ada saja mereka ini.

"Sae Aiji" mereka tidak merespon panggilan.
"Sae Aiji" lagi-lagi belum merespon. Mereka gila kah?.
"KEBAKARAN" teriakku dan berhasil membuat mereka sadar.
"Dimana kebakarannya?" mereka menoleh seperti mencari sesuatu dan aku hanya bisa tertawa melihatnya.
"Yui, kau mengerjai kami?" aku mengangguk sambil memegang perutku yang sakit karena tertawaku.
"Sialan kau" aku kembali tertawa dan kemudian berhenti.
"Kalian saja yang di panggil tidak menjawab, kenapa kalian melamun disini?" tanyaku kemudian duduk.
"Tidak ada" aku yakin mereka berbohong.
"Jangan berbohong, ada apa? Katakan saja, aku akan menjaga rahasia kalian" janjiku dan ku lihat lagi mereka.
"Kami sedang patah hati" aku kembali tertawa.
"Kenapa kau tertawa, tidak bisakah jika kau tidak tertawa?" aku mengangguk dan menghentikan tawaku.
"Lagi pula, sejak kapan kalian bisa patah hati?" tanyaku di iringi tawa kecil.

Mereka menceritakan semua pengalaman mereka ketika datang kemari. Dari mereka mau ikut dengan Sayaka dan kemudian mereka bertemu dengan Yuki. Aku hanya tidak menyangka jika mereka bisa menyukai Yuki. Padahal saja, Yuki sekarang sudah menjadi milik Watanabe-san.
Mereka juga bilang, jika mereka patah hati karena Yuki akan menikah dengan tuan mudanya sendiri. Yah... jelas ku lihat dari wajah mereka yang tampak murung dan penuh dengan sesal. Sesal, karena terlambat tidak menyatakan cinta mereka kepada Yuki. Kawai so.

Aku masih diam dan asyik mendengarkan mereka bergantian berbicara. Dan setelah selesai, ku lihat mereka yang mendesah secara bersamaan. Sungguh malang nasib mereka. Mencintai seseorang tapi, orang itu justruh memilih orang lain. Cinta itu memang terkadang tidak bisa di tebak ku akui itu.

"Yah sudah, relakan saja Yuki, masih banyak gadis lain di bumi ini" saranku pada mereka.
"Tapi, Yuki itu cinta pertamaku Yui" kata Sae merespon.
"Mau bagaimana lagi, dia sudah menjadi milik orang lain. Kalian mau, menganggu hubungannya dengan tuan mudanya itu?" tanyaku dan mereka terdiam sejenak.
"Iya kau memang ada benarnya Yui" aku tersenyum mendengarnya.
"Sudahlah, ikhlaskan saja. Yuki dan Mayu itu sudah di takdirkan untuk bersama" balasku.
"Iya baiklah" suaranya seperti orang tidak makan berhari-hari saja.

***

Setelah mandi dan berganti baju, aku langsung keluar dan melihat Jun yang tengah berbicara dengan Sayaka di lantai satu. Aku langsung menghampiri mereka dan duduk di samping Jun. Ku tanyakan saja, apa yang mereka lakukan disini.
Ah... ternyata tentang Miyuki. Ku rasa Sayaka akan benar-benar menjadikan Miyuki miliknya. Syukurlah kalau itu benar-benar terjadi, aku juga sangat senang mendengarnya.

"Iya lakukan saja Sayaka, jika kau memang benar-benar menyukainya" dia mengangguk sambil tersenyum.
"Tentu saja Yui, aku pasti akan menjadikannya milikku" aku hanya tersenyum membalasnya.
"Baiklah kita makan saja sekarang" mereka mengangguk.

Suasana di meja makan tetap sama seperti kemarin-kemarin. Kami hanya diam sambil menikmati makanan kami. Aku mendongak sejenak dan melihat Paruru yang dengan lahapnya memakan makanannya. Aku hanya tersenyum melihatnya. Dia benar-benar menggemaskan dengan tingkahnya sekarang ini.

***

~Author Pov~

Setelah selesai makan, satu persatu meninggalkan meja makan. Ada yang keluar dan ada juga yang memilih untuk kembali ke kamar. Hari ini entah kenapa suasana seperti sangat muram untuk Aiji dan Sae, mungkin mereka belum bisa menerima keputusan Yuki yang akan menikah dengan Mayu.
Sedangkan Yuki yang sadar dengan sikap mereka, hanya bisa diam. Ia ingin sekali berbicara dengan dua pemuda itu, namun ia tahu Mayu pasti akan cemburu jika ia melakukan semua itu. Bagaimana pun ia tidak ingin membuat Mayu sakit hati karenanya.

Sedangkan Sayaka membawa Miyuki ke taman, dan tentunya di belakang mereka ada Jun, Rena, Paruru dan Yui yang mengamati aktifitas mereka. Entah kenapa mereka bisa menjadi seperti ini. Menyatuka dua hati yang mungkin hati itu saling mencintai. Dan saling membutuhkan.

"Ok... kita lihat, apa mereka akan benar-benar menjadi sepasang kekasih?" kata Jun.
"Ku rasa Sayaka akan benar-benar melakukannya sekarang" balas Yui.
"Itu yang ku harapkan" kata Paruru membalas lagi.
"Iya, aku juga mengharapkan semua itu" respon Rena terdengar.

Sementara keempat insan itu mengintip di balik pohon. Sayaka sudah menyatakan kata cintanya pada Miyuki. Gadis bermarga Watanabe itu tersenyum sambil menahan rasa malunya. Kedua pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.

"Ayolah Miyuki, kenapa kau hanya diam dan tersenyum seperti itu?" kata Sayaka bertanya.
"Entah, kau menyatakan cintamu pada waktu seperti ini, itu membuatku malu Sayaka" balas gadis itu.
"Memangnya salah, jika aku menyatakan di waktu seperti ini?" pemuda itu kembali bartanya.
"Tidak juga" balsa gadis itu singkat.
"Lalu apa jawabanmu?" Miyuki mendekatkan dirinya dan mengecup sekilas bibir pemuda itu.
"Itu jawabanku, ku rasa kau pasti tahu itu artinya apa" kata Miyuki tersenyum.
"Kau menerimaku" Miyuki mengangguk.
"Arigatou" pemuda itu memeluk tubuhnya dengan erat.

Keempat insan yang mengintip di balik pohon, juga tersenyum mendengar jawaban Miyuki kepada Sayaka. Mereka bernafas lega, akhirnya orang yang dulu memusuhi mereka sekarang menjadi teman mereka. Dan itu benar-benar membuat mereka sangat lega.

***

~Pauru Pov~

Ku lihat dari tempat kursi tamu, kedua sepasang kekasih itu saling mengucap janji suci. Mereka tampak sangat serasih sekali. Dan aku menjadi semakin ingin melakukan semua itu dengan pangeranku. Ku rasa aku benar-benar sangat iri melihatnya.
Hari ini juga adalah hari terakhirku dan temanku berada disini. Besok pagi kami akan kembali ke Tokyo. Lagi pula, pastinya masa kuliah sudah tiba dan kami justruh masih ijin untuk melihat acara yang sangat bahagia ini.

Ku sandarkan tubuhku di kursi ini. Menikmati moment yang bahagia itu. Sungguh benar-benar membuat iri. Tapi, aku harus melewati satu semester lagi untuk melakukan semua itu dengan pangeran. Walau satu semester itu benar-benar membuatku tidak sabar.

"Paru, kau kenapa?" aku menoleh melihat pemuda yang ku cintai.
"Hanya senang saja, melihat moment yang bahagia itu pangeran" balasku padanya.
"Kau ingin melakukannya?" aku mengangguk.
"Bersabarlah, semua akan terjadi pada kita" aku memarken deretan gigiku ketika mendengarnya.
"Arigatou" dia mengangguk.

***

Ku rasakan belaian angin malam yang membelai kulitku. Malam ini begitu sangat indah. Dan malam ini pun adalah malam terakhir kami berliburan, walau liburan itu awalnya sedikit terganggu. Namun, tak lama aku menyadari kedatangan seseorang.
Aku menoleh, menemukan kekasihku yang tengah melangkah menghampiriku. Dia benar-benar sangat tampan dengan kacamata yang tersemat di matanya. Kemudian ia duduk di sampingku. Tersenyum melihatku dan ku balas saja senyuman manisnya yang sangat manis itu.

"Kau sedang apa malam-malam disini? Tidak baik, angin malam untuk kondisi tubuhmu Paru" katanya bersuara.
"Hanya sedang menikmati angin malam saja" balasku padanya.

Dia mendekatkan dirinya dan memeluk tubuhku yang memang kedinginan sejak tadi, namun aku hiraukan. Dalam pelukannya, aku merasa sangat hangat. Kemudian aku merasakan belaian tangannya yang lembut di pucuk kepalaku.
Aku mendongak melihatnya yang tengah asyik memandang ke arah atas langit. Ku gerakkan tanganku dan melepas kacamata yang di pakainya. Jika seperti ini, tanpa kacamata yang melekat di matanya. Ia menjadi semakin sangat tampan.

"Kenapa kau melepas kacamatku?" keluhannya terdengar.
"Aku hanya ingin melihat wajah calon suamiku tanpa kacamata, dan aku semakin mengakui jika kau sangat tampan pangeran" balasku padanya.
"Dan kau sangat cantik" balasnya lagi membuatku mencium bibirnya lembut.
"Kita tidur ya, sekarang?" aku menggeleng.
"Kenapa?" tanyanya.
"Aku ingin disini lebih lama lagi, setidaknya 1 jam lagi. Menikmati hari terakhir disini" dia tersenyum.
"Baiklah, aku akan menemanimu disini" ku ules pipinya yang lembut itu.
"Arigatou pangeran" dia mengangguk.

***

Keesokan harinya, ketika sudah selesai merapikan barang. Aku dan pangeran serta temanku yang lain keluar dari villa dan mengantar kami sampai ke laut. Didampingi Mayu nii-chan dan istrinya Yuki. Ku harap kehidupan mereka bahagia selalu. Aku akan berdoa agar mereka mendapatkan momongan dengan cepat.

"Hati-hati ya?" aku mengangguk.
"Jaga Yuki juga dengan baik, jangan sakiti dia" nii-chan mengangguk.
"Aku akan menjaganya dengan baik, Paru" aku tersenyum membalasnya.
"Yuki, aku pergi dulu ya?" pamitku padanya.
"Hati-hati nona" aku mengangguk lagi.
"Semoga hidup kalian selalu bahagia" ku dengar Rena bersuara.
"Arigatou" balas nii-chan singkat.
"Baik kami pergi" mereka mengangguk.

Secara bersamaan pula, aku dan temanku menaiki kapal itu. Dan tak lama kapal itu mulai bergerak menjauhi tempat yang indah itu. Ku lambaikan tanganku pada mereka. Dan mereka juga membalas lambaian tangan dari kami.
Setelah bayang-bayang mereka sudah tak terlihat lagi, aku berbalik dan membimbing pangeran untuk masuk ke dalam kapal.

"Aku pasti akan merindukan mereka, pangeran" lirihku padanya.
"Kita bisa saja sering-sering kemari, Paruru" balasnya dan aku mengangguk.
"Bersamamu" responku.
"Mochiron" aku tersenyum simpul.




To Be Continue.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar