Author : Rena-chan
Genre : fantasi, roman, gxg
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
Mungkin ini pertama kalinya aku bikin oneshoot, maaf ya kalau seandainya gaje hehe..... biasa baru pemula hehe...
Happy Reading All....
~---0---~
Ku
percepat lariku, sambil menolehkan pandanganku sejenak ke arah belakang. Sial,
tiga vampire itu masih saja mengejarku. Apa yang mereka inginkan dariku.
Darahku? Ku rasa itu jawabannya adalah iya. Apa yang harus aku lakukan?. Kemana
lagi aku harus berlari? Kakiku sudah sangat lelah, jika aku menyerah maka aku
akan mati di tangan mereka.
Dan aku tidak ingin itu terjadi. Tuhan kemanakah aku harus
pergi. Kakiku sangat lelah sekarang. Dan para vampire itu masih saja
mengejarku. Sial.
"Hei" aku menoleh dan menemukan seorang gadis tidak
jauh dariku.
"Yui" ku hampiri dia saja.
"Kau di kejar vampire lagi, Paru?" aku mengangguk.
"Ah... akhirnya kau berhenti juga" ku tolehkan
pandanganku ke arah vampire itu. Sial, mereka sudah tiba di hadapanku dan Yui.
Aku bersembunyi di belakang Yui. Ku pegang kedua pundaknya
dengan erat, aku sungguh takut menatap mereka apalagi jika mereka menunjukan
taringnya. Seperti siap untuk menggigit dan mencicipi darahku.
"Jangan ganggu Paruru-ku" ku dengar Yui bersuara.
"Ayolah Yui, jangan lindungi gadis itu. Kita sama-sama
vampire, dan pastinya haus akan darah manusia. Apalagi gadis itu mempunyai
darah yang begitu menggoda" dia menatapku dengan senyum sinis.
"Aku bukan kalian" ketus Yui merespon ucapannya.
"Yui, aku takut" peganganku di pundaknya semakin
erat.
"Yui, aku tahu kau menyukai gadis itu. Tapi, tidakah kau
sadar jika kau tidak minum darah kau pasti akan mati, dan lihatlah dirimu, aku
yakin kau tidak pernah meminum darah, kami bisa membunuhmu" apa itu benar?.
"Yui, benarkah itu?" dia mengangguk perlahan.
Dia membalikan tubuhnya dan mengangkat tubuhku, membawaku
berlari dengan cepat. Aku hanya bisa diam dalam gendongannya dan mengalungkan
tanganku di lehernya.
"Mereka mengikuti kita, Paru" katanya.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanyaku.
Dia berhenti di balik pohon besar yang berada di sekitar
taman. Dia menurunkan tubuhku. Dia menoleh, memastikan sesuatu. Mungkin,
memastikan tiga gadis vampire tadi.
"Yui" dia menolehkan pandangannya ke arahku.
"Nani?" ku ulurkan tanganku.
"Hisap darahku dan kalahkan mereka, daripada kita harus
seperti ini" dia melebarkan kedua matanya.
"Tapi, aku tidak ingin menyakitimu Paru" katanya
lagi merespon.
"Jangan khawatir, aku tidak akan kenapa-napa. Aku pasti
akan baik-baik saja, ayo lakukanlah" kataku meyakinkannya.
"Kau yakin Paru?" aku mengangguk.
"Iya, daripada kita harus di kejar gadis-gadis vampire
itu. Aku tidak mau kau dan aku kenapa-napa" balasku lagi.
"Baiklah, terima kasih sebelumnya" aku mengangguk.
Dia memegang tanganku dan sekarang aku bisa melihatnya yang
mulai menggigit lenganku. Aku meringis kesakitan, ini sakit apalagi ketika dia
menghisap darahku. Seperti orang yang tengah kehausan saja.
Ku rasakan tubuhku yang melemas. Dia membantuku untuk
bersandar di pohon tempat kami bersembunyi. Ku lihat dia lagi.
"Aku akan kembali untukmu, tunggu aku ya?" aku
mengangguk.
Dia mencium keningku lembut. Dan setelah itu dia bangkit dan
kemudian berlari, mungkin untuk melawan tiga gadis vampire tadi. Jangan
lama-lama Yui, aku sangat membutuhkanmu.
***
Dia
membaringkanku di kamar. Ku tatap wajahnya yang sepertinya khawatir dengan
keadaan tubuhku. Dia selalu saja khawatir melihat kondisiku yang lemah, tapi
aku sangat menyukainya.
"Maafkan aku" dia membuka suaranya.
"Ini bukan salahmu, Yui" ku balas saja dia.
"Tapi, gara-gara aku menggigitmu kau seperti ini Paru.
Dan aku khawatir sekarang dengan kondisimu" aku tersenyum mendengar
kekhawatirannya.
"Daijoubu, asal kau selalu ada disampingku, aku tidak
akan kenapa-napa. Bagiku, kau adalah penyemangat hidupku Yuihan" dia
tersenyum sangat manis.
"Tunggu disini, aku akan mengambil makanan untukmu. Kau
taruh makananmu di tempat biasa bukan?" aku mengangguk.
Dia keluar dan kemudian kembali lagi dengan makanan di
tangannya. Kemudian ia kembali duduk di sampingku, menyuapiku makanan dan aku
hanya menikmati perlakuannya. Sungguh, perlakuannya ini membuatku sangat
bahagia.
"Setelah ini, kau harus beristirahat Paru" aku
mengangguk.
"Jangan terlalu mengkhawatirkanku, Yui" kataku.
"Bagaimana aku tidak khawatir Paru, aku sangat merasa
bersalah karena aku kau seperti ini" aku bangun dari tidurku.
"Bagiku itu tidak masalah, asal kau bisa selamat Yui.
Karena aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri" dia tersenyum.
"Aku juga mencintaimu melebihi diriku sendiri Paru, maka
dari itu aku rela pergi dari rumahku. Karena mereka yang selalu saja tidak
pernah mengertiku, apalagi mereka tidak menyetujui hubungan kita" aku
hanya tersenyum mendengarnya.
***
Ku
pandang langit atap kamar itu. Malam sudah datang, namun kedua mataku
sepertinya masih enggan untuk menutup. Aku masih asyik dengan
aktifitasku.
Tak lama, aku mendengar suara dari luar. Siapa itu? Apa
mungkin itu adalah vampire? Yui? Tapi, bagaimana jika bukan Yui?. Apa yang
harus aku lakukan, selama tidak ada Yui di sampingku?. Aku bisa mati di tangan
vampire sialan itu. Yui, dimana kau?.
Aku menoleh, ketika mendengar suara pintu terbuka. Yui?
Syukurlah. Eh? Kenapa dia memegang dadanya?. Aku bangkit dan ku langkahkan
kakiku untuk menghampirinya.
"Yui, kau kenapa?" nada bicaraku terdengar
khawatir.
"Aku kehilangan banyak tenaga Paru, karena aku tidak
pernah meminum darah" katanya menjawab.
Aku membawanya ke kamarku, ini semua salahku. Karena aku dia
menjadi seperti ini. Ku bimbing dia untuk terbaring di kamar.
"Yui, jika kau ingin hisap saja darahku untuk
mengembalikan tenagamu" dia bangun dan duduk dihadapanku.
"Tapi, aku tidak ingin menyakitimu Paru" balasnya.
"Iie, gigit saja aku. Aku sudah membaik daripada sebulan
yang lalu, Yui" responku lagi terdengar.
"Kau yakin, Paru?" aku mengangguk. Apapun demi kau,
akan aku lakukan Yui.
"Lakukan saja Yui, aku tidak akan memberontak dan aku
juga tidak akan marah, aku hanya ingin kau baik-baik saja" balasku lagi.
"Kalau begitu, jadilah vampire dan hiduplah
denganku" aku menatapnya dengan wajah terkejut.
"Vampire?" dia mengangguk.
"Iya, aku tidak ingin kau menderita setiap aku
menggigitmu. Kita bisa makan darah manusia atau jika tidak kita makan darah
hewan, Paru. Karena aku tahu kau tidak pernah mempunyai keinginan untuk makan
darah manusia, maka dari itu jadilah vampire putih denganku?" vampire?
Tidak pernah sedikitpun terlintas di benakku untuk menjadi seorang vampire.
Dulu, ketika aku bertemu dengannya. Aku juga tidak pernah
memikirkan, jika aku mempunyai seorang kekasih dari bangsa vampire. Tapi, aku
memang menyukainya. Menyukai sifatnya yang selalu baik kepadaku, selalu
menjagaku dan selalu saja ada disaat aku membutuhkannya. Dia selalu menjadi
gadis yang sempurna untukku, walau aku tahu dia adalah seorang vampire. Iya
seorang vampire yang setiap waktu haus akan darah manusia. Tapi jika vampire
putih, kita hanya makan darah hewan dan itu mengikuti perintah dari ratu
Atsuko.
"Baik, aku akan menjadi vampire putih denganmu. Aku
ingin hidup denganmu" dia tersenyum.
"Bersiaplah" aku mengangguk.
***
Dan
disinilah aku berada. Bersama dengan vampire putih lainnya. Semenjak saat itu,
aku menjadi seorang vampire. Dan jika aku melihat binatang, aku pasti akan
sangat ingin menghisap darahnya. Aku juga tidak peduli, jika hewan itu sampai
mati karena aku.
Dan semenjak aku dan Yui menjadi anggota vampire putih, kami
selalu bermusuhan dengan vampire hitam. Hingga tiba saatnya untuk kami
bertarung dengan mereka, membasmi para vampire hitam sialan itu.
Dan ku lihat semua yang ada di sekililing kami sudah porak
poranda. Dan aku melindungi sang ratu dengan pelindungku, agar dia bisa
membasmi para vampire hitam sialan itu. Dan hingga ratu vampire hitam yang ku
ketahui bernama Miyuki itu, mati di tangan ratu vampire putih.
"Kita menang" seru sang ratu.
"Terima kasih Paruru" aku mengangguk.
Aku kembali kepada Yui. Dia tersenyum kearahku dan mengajakku
untuk pulang. Aku menyetujui ucapannya, bagiku jika ada didekatnya itu akan
sangat menyenangkan. Karena dia selalu membuatku tenang.
Ternyata menjadi seorang vampire sangat bahagia, dan sangat
menyenangkan. Aku tidak salah menerima tawaran Yui waktu itu. Hidupku berubah,
dan disini mereka lebih menghormatiku daripada dulu ketika aku menjadi manusia.
Semua temanku, seakan menjauhiku. Layaknya aku ini hanya sampah yang harusnya
di buang.
"Arigatou Yui" dia tersenyum.
"Aku akan melakukan apapun untukmu, Paru" aku
tersenyum mendengarnya.
Ku cium bibirnya dengan lembut. Bibirnya yang sangat manis
dan membuatku ketagihan, dia benar-benar sangat cantik dan sangat membuatku
mabuk kepayang jika kami melakukan semua ini. Terima kasih Yui, terima kasih.
The End....
Ok... mungkin ini gaje, aku hanya ingin mengeluarkan ide yang
ada di kepalaku. Dan tunggu saja oneshoot selanjutnya dadah... udah malam, mau
bobo hehe....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar