Sabtu, 26 Maret 2016

Star Boy (Chapter 06)

Title : Star Boy Chapter 06
Author : Rena Anisa Azahra ~ Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Fantasi, Love

Main Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
Support Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Yamamoto Sayaka
  • Shimazaki Haruka
  • And Others....
Happy Reading All.....





~---0---~



Sudah satu minggu ini, semenjak kejadian dimana Paruru mengetahui kelebihan tanda lahirnya dari Yui. Dan semenjak itu pula, pangeran langit itu selalu ke rumah Paruru dan membantu Paruru. Namun, hasilnya Paruru juga belum mampu menguasai penuh kekuatan yang ia miliki.
Gadis bermarga Shimazaki itu, memang sudah mampu menguasai kekuatannya. Namun, ia tidak sepenuhnya menguasai kemampuannya. Menurut Yui, Paruru masih 10 persen menguasai kekuatannya dari kekuatan aslinya. Itu memang tidak buruk baginya, karena Paruru masih belajar sedikit demi sedikit. Memang sangat lama, menguasai kekuatan dari Paruru. Apalagi, Paruru sebelumnya belum menyadari jika dia mempunyai kekuatan dalam tubuhnya.

Menurut cerita dari Paruru yang pernah ia ceritakan kepada Yui. Dia memiki tanda lahir itu semenjak dia dilahirkan. Dan saat dia di lahirkan, bersamaan dengan bulan sabit yang sangat terang. Dan kata tetangga yang melihat kejadian fenomena alam itu, bulan sabit itu sedikit berbeda dari bulan yang sabit yang biasa mereka lihat.
Terlihat lebih terang dan menampakan cahaya. Cahaya itu sebenarnya bukan cahaya biasa. Melainkan cahaya dari kekuatan putri bulan. Dan putri itu menurunkan ilmunya bagi anak yang lahir bersamaan terjadinya bulan sabit itu.

Dan anak itulah adalah anak yang kelak, mampu mengalahkan musuh istana langit dan istana bulan yang memang bersatu. Putri bulan melakukan semua itu, karena ketika itu dia akan dalam bahaya. Dan ia tidak ingin senjata yang ia miliki jatuh ke tangan penjahat.

Senjata itu adalah sebuah tongkat dimana diatasnya terdapat berbentuk bulan sabit, yang menempel di ujung tongkat itu. Tongkat itu sebenarnya adalah tongkat putri bulan, dan yang mampu menguasainya adalah orang yang terpilih. Maka dari itu, putri bulan menyembunyikan tongkat itu pada diri seorang anak yang lahir bersamaan dengan terjadinya bulan sabit.
Dan Paruru adalah gadis yang lahir bersamaan bulan sabit itu. Maka dari itu, ia memiliki tanda lahir berbentuk bulan sabit di keningnya. Dan sebenarnya ia memiliki tongkat dari putri bulan. Hanya saja dia belum menyadari jika dia memiliki kekuatan dari putri bulan, maka dari itu ia sama sekali belum sadar jika tongkat putri bulan berada di tubuhnya.

Kenapa Paruru tidak menyadari kekuatan dahsyatnya dari dulu? Karena, Paruru tidak pernah merasakannya dan lagi Paruru, juga hidup dalam ketenangan dan tidak pernah terganggu sebelumnya. Maka dari itu, kekuatan didalam tubuhnya tidak pernah ia rasakan. Karena kekuatan itu akan keluar dengan sendirinya, bila mana Paruru dalam keadaan terdesak. 
Jika gadis itu mendapat serangan dadakan, maka Paruru akan terselematkan dengan kekuatan itu. Dan itu juga yang pernah Yui ceritakan padanya. Ketika Paruru terlempar akibat pukulan Sayaka waktu lalu, kekuatan Paruru dirasakan oleh Yui. Yui yang melihat Paruru mengeluarkan sinar dari tubuhnya waktu itu, segera menghampirinya. Namun, waktu itu Paruru dalam keadaan tidak sadarkan diri, apalagi fisiknya juga lemah dan belum bisa sepenuhnya menyadari kekuatannya. Apalagi menggunakannya, Paruru juga belum pandai menguasainya.

Tongkat yang berada didalam tubuh Paruru, sebenarnya bisa keluar dengan sendiri. Hanya saja, jika Paruru tengah kesulitan. Tapi, karena Paruru tidak pernah menemukan kesulitan sebelumnya. Tongkat itu hanya diam di tubuhnya. Seolah ia menjaga gadis itu.

Dan semenjak kejadian satu minggu yang lalu juga, banyak yang curiga kepada Paruru. Orang-orang yang memiliki kekuatan keluar satu persatu menunjukan batang hidungnya, pada Paruru. Namun, karena kecerdikan pemikiran gadis itu, Paruru dengan mudah mengelabui mereka.
Tapi, dua hari kemarin Paruru melakukan kecerobohan. Ia tidak sengaja membuka tanda lahirnya ketika di kelas. Dia merasa kelas sepi, namun dia salah. Ada seseorang yang tidak sengaja melihatnya dan melihat tanda lahir di keningnya. Dan parahnya, orang itu adalah orang jahat yang dari dulu ingin mencelakainya.

Dan dari kemarin, hingga sekarang Paruru selalu saja di ganggu oleh mereka. Namun, Yui selalu bisa bersamanya dan berusaha menjaganya. Hingga, gadis itu benar-benar menguasai penuh kekuatan di dalam tubuhnya. Dan yang menjadi pertanyaannya, kapan Paruru akan mampu menguasai penuh kekuatan di tubuhnya?.

Mengenai tongkat bulan itu, Paruru tidak pernah mengetahuinya sama sekali. Ia hanya tahu tentang kekuatan tanda lahirnya. Dan Yui, juga tidak mengetahui bahwa Paruru adalah titisan dari putri bulan. Dan ia juga tidak tahu mengenai tongkat itu sama sekali. Hanya putri bulan dan raja langit-lah yang mengetahuinya.
Yui hanya diminta oleh ayahnya untuk menemukan gadis dengan tanda lahir berbentuk bulan di keningnya. Dan Yui, juga menyetujui kemauan ayahnya. Karena dia juga tidak ingin kerajaan langit, terus menerus menjadi buronan bagi musuh mereka. Yang sekarang tengah bermarkas di suatu tempat di langit yang sangat dekat dengan matahari. 

Salah satu teman dari Sayaka yang selalu mengintainya adalah Shinobu Mogi. Pemuda itu selalu saja menganggu Paruru, namun Yui selalu sigap untuk menolong gadis bermarga Shimazaki itu.
Dan semenjak itu pula, Jun juga mengetahui kelebihan Paruru dari Rena. Kenapa Rena tahu? Karena Paruru pernah menceritakannya pada Rena. Maka dari itu, Rena menceritakannya pada Jun. Dan semenjak itu pula, satu persatu orang yang memiliki kelebihan muncul.

Pertama Mogi, kedua Kato Yuka perempuan yang sudah lama menjadi teman dari 'dia' musuh bebuyutan Jun. Dan setelah itu, Watanabe Mayu seorang pemuda dari langit yang merupakan sahabat Yui, dan juga Watanabe Miyuki, gadis ini adalah adik dari Mayu. Dan beberapa orang lainnya, yang muncul dan mereka semua yang jahat mengincar Paruru dan mereka yang baik, berusaha menjaga Paruru.
Dan semenjak itu pula, Paruru merasa aman sekaligus takut. Aman karena ada yang mau menjaganya dan takut, karena bisa saja sewaktu-waktu musuhnya datang dan berniat buruk dengannya.

***

Dan sekarang, Paruru dan Rena tengah berjalan-jalan. Karena hari ini, mereka tidak memiliki jadwal kuliah. Maka dari itu, dua gadis itu memilih pergi bersama. Dan mereka juga pergi ke taman, untuk melihat tanaman bunga disana, sekaligus melepas rindu karena dulu mereka sangat sering bermain ke taman ini, dan semenjak kuliah, mereka sama sekali tidak pernah lagi kemari.

"Ahh... sudah lama, kita tidak kemari ternyata taman ini semakin sangat indah" kata Rena tersenyum lebar.
"Hai, kau benar Rena-chan. Aku juga sangat menyukai taman ini" kata Paruru menyetujui.

Ponsel Paruru berdering, ia mengambil ponsel dari sakunya dan melihat ada sebuah pesan masuk disana. Dan itu dari Yui.

From : Yui
Paru, kau dimana? Aku khawatir denganmu, aku mendengar dari Mayu, jika Mogi mencarimu dan ingin melakukan hal seperti hari yang lalu

Tentu saja itu membuat Paruru terkejut, sekaligus takut. Ia hanya bersama dengan Rena disana, tanpa ada yang menjaga dan mengawasinya.

To : Yui
Aku di taman bersama Rena, Yui. Jika itu benar, aku sangat takut Yui. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku pergi saja dari taman ini dan pulang?

Dengan wajahnya yang khawatir, ia menunggu pesan dari Yui kembali. Dan tak lama, ponselnya kembali berdering membuatnya langsung melihat ponselnya.

From : Yui
Aku akan kesana, kau tunggu saja disana. Dan selalu waspada, jangan sampai Mogi menemukanmu.

To : Yui 
Baik, aku menunggu kedatanganmu.

Paruru menolehkan pandangannya pada Rena yang tengah menikmati pemandangan serta melihat bunga di taman itu. Segera saja, ia melangkah menghampiri gadis itu.

"Rena-chan" Rena menoleh.
"Hai, doustano Paruru?" tanya Rena.
"Aku mendapat SMS dari Yui, jika Mogi mencariku aku takut" kata Paruru langsung.
"Ya sudah, sekarang kita harus pulang. Aku tidak mau, terjadi sesuatu denganmu" kata Rena yang juga khawatir.
"Jangan, sebentar lagi Yui akan datang" Rena mengangguk dengan lega.
"Ya sudah, kita harus mencari tempat yang aman untuk menunggu Yui" Paruru mengangguk menyetujui.

Mereka berbalik. Namun langkah mereka harus terhenti dan berganti terkejut, melihat seorang pemuda yang tersenyum sinis kepada mereka. Kedua tangan mereka menyatu erat. saraf mereka menunjukan ketakutan, dan mereka harus berpikir untuk menemukan cara agar lolos dari pemuda itu.

"Paruru, akhirnya aku menemukanmu" kata pemuda itu sambil memamerkan senyum sinisnya.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Rena menatap pemuda bermarga Shinobu itu.
"Tentu saja membunuh Paruru, karena dia harus mati" kata pemuda itu tersenyum sinis.
"Apa salahku? Aku tidak pernah sama sekali menganggumu bukan?" kata Paruru.
"Memang, tapi jika kau sudah menyadari kekuatanmu, kau akan membunuh kami semua dan itu tidak akan aku biarkan" kata Mogi memandangnya.

Ia mengangkat tangannya dan mengarahkan kekuatannya pada Mogi. Hanya saja, Mogi bisa menghindar dari serangan jarak dekatnya. Dan pemuda itu justruh mengeluarkan kekuatannya dan belum sempat Paruru mengeluarkan kekuatannya, Mogi melempar kearahnya.
Namun, serangan itu harus tertahan dan menghilang bagai ditelan bumi. Dan membuatnya terkejut. Kemudian, dia harus dikejutkan oleh suatu benda yang keluar melalui tubuh Paruru. Gadis itu sedikit terkejut hingga membuat kedua matanya melebar dan sedikit ada rasa sakit yang ia rasakan.

Namun, itu tidak lama setelah senjata itu benar-benar keluar dari tubuhnya dan melayang tepat di depan Paruru. Bukan hanya Mogi, Rena dan Paruru saja juga terkejut melihat keberadaan tongkat itu.
"Tongkat apa ini?" gumam Paruru bertanya.
Jujur, baru pertama kalinya Paruru melihat tongkat itu. Tongkat dengan diatasnya berbentuk bulan sabit mirip seperti tanda lahir di keningnya sendiri.

"Gunakan itu cucuku, itu adalah tongkat bulan untukmu"

Eh?
Suara siapa itu?. Pertanyaan yang terlintas di benak gadis itu. Ia sama sekali tidak tahu siapa wanita yang berbicara padanya. Namun, dengan hati-hati ia mengambil tongkat bulan itu. Dan berhasil, tongkat itu berada di genggamannya.

Tidak menunggu waktu yang lama, Paruru langsung mengarahkan tongkat itu Mogi. Sinar berwarna emas, keluar dari tongkat itu dan membuat Mogi terlempar. Paruru tersenyum dan kembali menarik tongkat itu dan melihat tongkat tersebut.
Benar-benar ajaib. Pikir gadis itu sambil tersenyum memandang tongka bulannya. Ia tidak pernah menyangka jika tongkat itu adalah tongkat yang di khususkan untuknya.

"Paru" mereka menoleh.
"Yui-kun" kata Paruru tersenyum menyambut kedatangan pangeran langit itu.
"Yui-kun, ternyata aku memiliki tongkat ini" kata Paruru memperlihatkan tongkat bulannya berwarna emas.
"Dari mana tongkat itu?" kata Yui bertanya dengan heran.
"Entah, tapi aku mendengar suara seseorang kata orang itu aku harus menggunakan tongkat ini untuk melawan Mogi" kata Paruru lagi menjawab.
"Mogi?" Yui terkejut.
"Dia terlempar menghantam pohon, itu dia" tunjuk Rena pada Mogi yang sudah berdiri sambil memegang dadanya yang kesakitan.

Pemuda itu menatap tajam Paruru. Dan gadis itu yang melihatnya, hanya diam sambil memegang erat tongkat bulan di tangannya.
"Sebenarnya tongkat apa itu? Aku harus pergi dan menceritakannya pada Sayaka" gumamnya.
Kemudian ia berlari dengan sangat cepat. Dan itu membuat Paruru sangat lega karena setidaknya pengganggunya sudah pergi.

"Sebaiknya kita pergi dari sini" kata Rena yang langsung diangguki oleh Yui dan Paruru.
"Ayo" mereka melangkah pergi.

***

Jun Pov...

Kekuatan apa lagi yang ada di tubuhku ini? Kenapa aku bisa merasakan jika ada kekuatan yang masuk ke dalam tubuhku?. Dan ku rasa ini lebih hebat daripada kekuatanku yang dulu. Sebenarnya siapa yang memberi kekuatan ini kepadaku?.
Apa aku harus mencari tahunya lagi? Jika, aku tanyakan ini pada kedua orang tuaku mereka tidak akan tahu darimana kekuatanku berasal. Lalu apa yang harus aku lakukan, untuk mencari tahu darimana kekuatanku datang dan siapa yang memberikannya.

Deg...
Apalagi ini? Aku melihat ke sekitar lingkunganku. Cih... Sayaka, ada apa dia kemari dan mengeluarkan kekuatannya disini?. Aku harus bisa menyembunyikan aura kekuatanku, jika tidak dia bisa mengetahui keberadaanku. Tapi, tunggu apa dia bersama dengan 'dia' kemari.
Aku mendekat dan melihatnya dari balik pohon. Mogi? Jadi, dia bersama dengan Mogi. Apa yang mereka bicarakan di tempat sepi seperti ini.

"Tongkat bulan?" ku lihat Mogi mengangguk.
"Iya ternyata Paruru mempunyai tongkat bulan, aku tidak tahu tongkat apa itu sebenarnya" ha... tongkat bulan?. Tongkat apa itu?.
"Kurang ajar, jangan sampai Paruru menguasai kemampuannya, jika dia sampai menguasainya habislah sudah kita" kata Sayaka membalas.
"Yah... kau memang benar, kita harus mencari tahu tentang tongkat bulan itu dan bagaimana Paruru bisa mempunyai tongkat itu" kata Mogi.
"Kau benar" Sayaka membalas singkat dan setelah itu mereka pergi.

Aku kembali berbalik. Tongkat bulan? Tongkat apa itu? Paruru mempunyai tongkat itu? Bagaimana bisa Paruru mempunyai tongkat itu?. Benar-benar membingungkan.

"Jun" aku mendongak. Siapa dia?
"Siapa kau?" tanyaku pada orang itu yang memakai pakaian berwaran putih.
"Aku putri bulan" aku melebarkan mata. Putri bulan?.
"Putri bulan?" dia mengangguk.
"Sebenarnya aku sudah mati, tapi aku masih berada disini" maksudnya?.
"Apa yang kau bicarakan?" tanyaku tidak mengerti.
"Aku tahu siapa sebenarnya dirimu" katanya membuatku semakin terkejut.

Dia tahu tentang diriku? Bagaimana mungkin? Apa dia itu.... Oh itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin mempunyai seorang ibu seperti dirinya.

"Aku tahu siapa kedua orang tuamu" ucapnya lagi.
"Memangnya siapa mereka?" tanyaku padanya. Ku harap dia menjawabnya sekarang.
"Raja dan Ratu langit, itu orang tuamu" katanya membalas. Raja dan Ratu langit? Lelucon apa ini?.
"Kau bercanda?" dia menggeleng.
"Kau pangeran langit, adik dari pangeran Yui" katanya lagi.
"Pangeran Yui?" dia kembali mengangguk.
"Yokoyama Yui, itu adalah kakakmu" apa Yui?
"Iya Yui, Yokoyama Yui. Dia mencarimu selama ini dan dia jugalah yang mendapat tugas untuk melindungi Paruru, titisanku" apa Paruru titisannya dan Yui, dia pangeran langit dan kakakku?.
"Pergilah kepada Yui, dia akan menceritakannya padamu" katanya lagi.

Aku benar-benar bingung sekarang. Bagaimana mungkin, Yui itu kakakku. Dan benarkah, jika sebenarnya Paruru adalah titisannya?. Oh... kepalaku sangat sakit.

"Jagalah Paruru untukku, sebenarnya aku adalah teman dari ayahmu. Maka dari itu, aku menginginkanmu untuk menjaganya" katanya lagi.
"Baik, aku akan melakukannya" jawabku.
"Bilang pada Yui, jika dia harus menikahi Paruru" aku melebarkan kedua mataku.
"Menikah?" dia mengangguk.
"Jika pangeran langit menikah dengan titisan putri bulan, maka kerajaan langit akan menjadi lebih kuat. Lagi pula, aku yakin mereka saling mencintai" katanya menjelaskan.
"Baiklah, aku akan mengatakan ini pada Yui" jawabku lagi.
"Hmmm.... dia pangeran yang sangat bijaksana, aku sungguh sangat senang jika titisanku menikah dengannya" dia tersenyum sangat manis.
"Kalau boleh aku tahu, siapa namamu?" tanyaku padanya.
"Itano Tomomi, itu namaku" aku mengangguk mengerti.
"Aku akan selalu berada di sekitar kalian, sampai istana langit benar-benar tentram" aku tersenyum dan mengangguk. 

Benar-benar diluar dugaan, aku bisa bertemu dengan putri bulan. Dia memang sangat cantik dan begitu manis. Tapi, kenapa dia harus meninggal? Siapa yang membunuhnya?.

"Kalau boleh aku tahu siapa yang membunuhmu?" tanyaku dan dia melihatku.
"Kau tidak perlu tahu sekarang. Karena kelak, kau akan tahu siapa mereka" aku mengangguk lagi.
"Jun, jangan pernah membenci kedua orang tuamu, karena mereka telah membuangmu ke bumi" katanya.
"Memang kenapa aku harus diturunkan ke bumi?" tanyaku lagi.
"Karena waktu kau masih kecil, di istana langit terjadi peperangan dan karena tidak ada pilihan lain, kedua orang tuamu memutuskan untuk membuangmu ke bumi, karena mereka khawatir denganmu" jelasnya lagi.
"Baiklah, terima kasih atas penjelasannya" dia mengangguk dan tersenyum.
"Lalu, kalau boleh aku tahu siapa nama kedua orang tuaku?" tanyaku lagi.
"Yokoyama Yuuji dan Kojima Haruna" aku kembali mengangguk.
"Namamu sebenarnya bukanlah Jun, melainkan Junichi Yokoyama Junichi" aku tersenyum mendengarnya.
"Aku tidak bisa menjelaskan lebih jelas lagi, kau bisa tanyakan pada kakakmu Yui dan satu lagi, jangan lupakan permintaanku" aku mengangguk.
"Tapi, kenapa kau harus menemuiku?" tanyaku lagi.
"Karena kau-lah yang bisa melihatku, dan Paruru hanya bisa mendengar suaraku" aku mengangguk mengerti.

Dia pamit dan kemudian menghilang. Jadi, selama ini kekuatan yang muncul dan selalu menolongku itu dari ayah dan ibuku yang berada di langit? Atau tidak kemungkinan dari Yui. Kakakku yang sengaja menjagaku dari jauh. Oh tuhan, terima kasih karena kau telah memberiku jawaban. Aku akan tanyakan lagi pada Yui besok. Aku benar-benar bahagia, jika memang dia adalah kakaku. Karena dia sangat baik dan selalu memberi masukan kepadaku.



To Be Continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar