Selasa, 29 Maret 2016

Sky Prince and Sleeping Princess (Chapter 04)

Title : Sky Prince and Sleeping Princess Chapter 04
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, fantasi, love

Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Others

Happy Reading All.....




~---0---~



"Jun" panggil Yui dan pemuda itu langsung menoleh.
"Doustano pangeran?" tanya Jun menghampirinya.
"Yuki nee-chan, dia semakin parah" kata Yui langsung.
"Apa?" Yui mengangguk.
"Kita harus menemukan kalung itu secepatnya Jun" Jun mengangguk meng-iyakan.
"Baik pangeran, aku mengerti" kata Jun.
"Ya sudah, kita berangkat sekarang" Jun mengangguk.

Setibanya di kampus, mereka langsung melangkah ke arah kelas mereka. Diperjalanan, mereka hanya diam sambil mengamati para anak-anak, siapa tahu salah satu dari mereka menggunakan kalung yang mereka cari selama ini.
Sampai di kelas, mereka duduk ditempat mereka masing-masing. Dan setelah meletakkan tas, kemudian mereka menoleh saling memandang satu sama lain.

"Bagaimana?" Jun menggeleng.
"Aku tidak melihat salah satu dari mereka, yang memakai kalung itu pangeran" Yui mendesah mendengarnya.
"Sama, aku juga tidak melihat salah satu dari mereka yang memakai kalung itu" kata Yui menunduk.
"Tenang pangeran, pasti tidak akan lama lagi kita menemukan kalung itu" Yui hanya mengangguk membalasnya.

***

"Ibu, sebenarnya ini kalung apa?" tanya Rena pada sang ibu, ketika mereka berada di meja makan.
"Itu kalung dari istana langit Rena" Rena menatap ibunya dengan pandangan bingung.
"Maksud ibu apa? Aku tidak mengerti" kata Rena lagi.
"Ayahmu nak" kata ibunya singkat.
"Kenapa memang dengan ayah?" tanya Rena lagi.
"Ayahmu adalah panglima di istana langit" Rena melebarkan kedua matanya.
"Ayah? Panglima? Ibu ini jaman modern, tidak mungkin ada yang seperti itu" kata Rena tidak percaya.

Ibunya mendesah, sang ibu mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah bola kecil bening, seperti kaca. Rena hanya menatap ibunya bingung, kenapa ibunya mengeluarkan benda tersebut.
"Ibu, itu bola apa?" tanya Rena menatap bola itu.
Sang ibu tidak menjawab, ibunya meletakkan bola itu di meja makan. Tak lama kemudian, bola itu bersinar dan memperlihatkan seseorang disana.

"Ayah?" kata Rena tidak percaya.
"Kau lihat ayahmu sekarang, ada di istana langit. Selama ini, ayah tidak pernah pulang karena dia berada di langit" kata sang ibu menjelaskan.
"Ibu, ini bukan mimpi kan?" tanya Rena dan sang ibu menggeleng.
"Tidak nak, ini bukan mimpi. Pangeran langit akan menemuimu dan mengambil kalung itu darimu, entah untuk apa ibu juga tidak tahu" kata sang ibu lagi.
"Tapi, bagaimana kalung ini bisa ada di ibu?" kata Rena lagi bertanya.
"Kalung itu sebenarnya ayahmu yang membawanya, beliau menitipkan kalung itu kepada ibu karena kalung itu sangat berharga bagi istana langit" Rena mengangguk mendengarnya.
"Kapan aku bisa bertemu dengan pangeran langit, ibu?" tanya Rena lagi.
"Entahlah nak, tapi mungkin secepatnya" Rena mengangguk mengerti.

***

Rena berjalan di sekitar lorong kampus, sesekali ia melihat kalungnya. Ia masih belum percaya dengan apa yang ia dengar dari ibunya. Tapi, melihat bola itu ia kembali berfikir dua kali. Mungkin, ibunya benar dan ayahnya memang seorang dari pemuda langit yang menikah dengan manusia bumi, seperti ibunya.

"Rena-chan" dia menoleh.
"Paruru, kenapa kau berlari seperti ini?" tanya Rena bingung.
"Kau melihat pangeran?" tanya Paruru, nafas gadis itu naik turun.
"Yui maksudmu?" Paruru mengangguk.
"Aku tidak melihatnya, mungkin dia di kelas" Paruru segera menarik tangan gadis itu dan membawanya lari.
"Kenapa kau membawaku lari, seperti ini Paruru?" tanya Rena.
"Nanti aku ceritakan, aku harus bertemu dengan pangeran sekarang" kata Paruru membalas.

Mereka berlari menelusuri lorong kelas, hingga mereka tiba di kelas mereka dan mereka masuk ke dalam kelas. Disana, mereka bisa melihat Jun dan Yui yang tengah duduk di meja mereka masing-masing. Segera saja, Paruru menarik sahabatnya itu untuk mendekat ke arah dua pemuda itu.

"Paruru, kau kenapa? Kau habis lari?" Paruru mengangguk.
"Ada apa, ayo duduk dan jelaskan padaku kau kenapa?" tanya Yui dan Paruru menurut.
"Gadis itu pangeran, gadis itu tadi datang ketika aku tengah berada di jalan, dan maka dari itu aku lari" kata Paruru menjelaskan.
"Gadis yang berada di dalam mimpimu?" Paruru mengangguk.
"Ini benar-benar kelewatan, Paruru mulai malam ini juga kau tinggal bersamaku" kata Yui.
"Apa?" Yui mengangguk.
"Aku tidak mau kau terus menerus di kejar gadis itu, sayang" kata Yui lagi.
"Benar Paruru-san, apa kata pangeran lebih baik Paruru-san tinggal bersama kami saja" kata Jun.
"Memang siapa gadis yang kau maksud, Paruru?" tanya Rena menengahi.
"Nanti akan ku ceritakan" kata Paruru dan Rena mengangguk.

***

~Yui Pov~

Sial, gadis itu lagi. Mau apa dia sebenarnya? Kenapa dia selalu menganggu Paruru. Ini benar-benar kelewatan. Mau apa kau sebenarnya putri Anna. Kenapa kau tidak pernah berhenti bermain-main denganku. Dan sekarang kau justruh, menganggu gadisku. Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Paruru, sedikitpun.

"Pangeran" aku menoleh melihat Jun.
"Doustano Jun?" tanyaku.
"Aku merasakan ada kekuatan jahat di sini" aku melebarkan kedua mataku.

Aku memejamkan mataku sejenak, dan ku rasa aku juga merasakan kekuatan itu. Ah... kena dia, ternyata kau yang kemari. Aku membuka mataku, dan ku taruh tanganku di atas meja. Aku tersenyum ketika tanganku bercahaya.

"Pangeran, apa yang kau lakukan?" tanya Jun.
"Memberi pelajaran gadis itu" jawabku lagi.
"Putri Anna?" aku mengangguk.
"Lalu apa yang akan pangeran lakukan?" tanyanya lagi.

Aku tidak menjawab. Pertanyaan Jun di jawab oleh cahaya yang keluar dari tanganku, cahaya itu keluar melalui jendela kelas. Aku hanya tersenyum menatap cahaya itu.

"Kira-kira berhasil tidak?" tanya Jun lagi.
"Tenang, lihat ini" aku mengulurkan tanganku.

Dari telapak tanganku, aku dan Jun bisa melihat orang yang menganggu kami tengah sibuk melawan cahaya yang ku kirim untuk mengusirnya. 
Aku tersenyum ketika, cahaya itu membuatnya terjatuh merintih kesakitan memegang dadanya. Ah... sekarang, apa kau masih ingin menganggu Paruru lagi putri Anna?. Kemudian ia berdiri dan menghilang bersamaan cahaya yang ku kirim untuknya.

"Berhasil bukan?" Jun mengangguk.
"Kau memang hebat, pangeran" aku tersenyum mendengar pujian.
"Sekarang, kita fokus dulu. Istirahat nanti, kita cari kalung itu untuk kesembuhan kakakku" dia mengangguk.
"Baik, pangeran" aku kembali fokus, ketika sensei sudah datang.

***

~Author Pov~

"Hmm... berapa lama lagi, aku akan memakai kalung ini?" kata Rena menunduk sambil melihat kalungnya.
"Sebenarnya siapa pangeran langit yang di maksud ibu?" tanyanya lagi.
"Ahh..... ini benar-benar membuatku bingung" kata Rena lagi.
"Rena-chan" dia mendongak.
"Yuria, ada apa?" tanya Rena.
"Boleh aku meminjam catatanmu yang tadi?" Rena mengangguk. Dan mengeluarkan catatannya.
"Ini" katanya.
"Arigatou. Ano... kalungmu baru, ya?" Rena menggeleng.
"Ini dari ibuku" kata Rena menjawab.
"Soukka, aku bawa dulu catatanmu" Rena kembali mengangguk.

Rena kembali berjalan, setelah Yuria menghilang dari pandangannya. Ia menunduk melihat kalung itu. Tanpa disadari olehnya, ada seorang yang melihatnya. Dan memperhatikan kalung yang berada di lehernya itu. Orang itu tampak tertarik dengan kalung yang Rena pakai.
"Kalung itu" gumam orang itu terkejut dan menatap Rena.
Orang itu mengangkat tangannya, dan dari tangannya keluar cahaya seperti mirip api. Dia mengarahkannya ke arah Rena. Namun, apa yang terjadi. Justruh kalung itu bercahaya tanpa sepengatahuan Rena, dan melawan orang itu, hingga membuat orang itu mundur karena kesakitan.

"Sial, kalung itu memang sangat hebat. Aku tidak bisa melawan" kata orang itu.
"Lebih baik, aku pergi dulu dari sini" kata orang itu dan kemudian ia menghilang.

Sementara orang itu sudah menghilang, Rena kembali memandang ke skitar lorong kelas. Dan ia berhenti ketika ia menatap seorang yang ia kenal, berada jauh di depannya. Ia tersenyum dan melangkah menghampiri orang itu.

"Jun-kun" sapanya ceria.
"Rena-san" kata Jun membalasnya.
"Kau sedang apa?" tanya Rena lagi.
"Tidak ada hanya sedang melihat pengumuman, tapi tidak ada yang menarik" kata Jun membalas.
"Dimana Yui?" tanya Rena lagi.
"Dia sedang berada di kantin bersama Paruru-san" kata Jun lagi membalas.
"Apa kau tidak ingin ke kantin?" tanya Rena.
"Baik, mari kita kesana" Rena mengangguk.

***

~Paruru Pov~

Sebenarnya siapa gadis itu? Kenapa dia selalu saja datang dan mengangguku. Dan tadi pagi, lagi-lagi dia mengejarku. Mungkin, ada benarnya jika aku tinggal bersama dengan Pangeran dan Jun. Itu juga demi keselamatanku.
Baik, aku akan kesana sekarang juga. Lagi pula, di luar juga ada pangeran yang menungguku. Aku merapikan tas dan setelah selesai, aku keluar dan melihatnya yang tengah duduk di sofa. Segera saja aku menghampirinya.

"Pangeran" panggilku dan dia menoleh.
"Paruru, kau sudah siap?" aku mengangguk.
"Baiklah, sekarang kita pulang ke rumahku ya?" aku mengangguk.

Kami keluar dari rumahku. Ku harap ini jalan yang terbaik untukku. Aku sudah tidak tahan lagi dengan tekanan gadis itu, apalagi jika pangeran tidak ada dia pasti muncul dan mengangguku. Mengancamku dan mengejarku, tanpa henti. Dan itu semua, membuatku sangat lelah.
48 menit di perjalanan, kami tiba di rumah pangeran. Pertama kali aku kemari, jujur aku benar-benar merasa seperti berada di istana. Rumah pangeran sangat besar, dan semua yang ada di dalam tersusun rapi dan hanya satu yang membuatku bingung, didalam rumahnya tidak ada pelayan sama sekali. Pangeran bilang, dia pandai memasak maka dari itu, dia tidak menggunakan pelayan. Aku hanya percaya dengannya.

"Paruru, mulai sekarang kau tidur disini ya? Kamar ini dekat dengan kamarku, jadi jika kau kenapa-napa, aku bisa cepat membantumu" aku mengangguk mengerti ketika dia membawaku masuk ke kamar.
"Arigatou pangeran" dia mengangguk.

Aku melihat kamar ini. Kamar ini sangat besar sekali, mungkin jika di bandingkan dengan kamarku, kamarku tidak ada apa-apanya. Aku mengeluarkan bajuku dan menaruhnya di lemari, membereskan semua barangku. Mungkin, aku akan sangat betah tinggal disini.
Setelah selesai, aku keluar dari kamar. Melihat ruang tamu yang sangat luas, dan disini juga sangat nyaman untuk bersantai. Hmm... pangeran memang sangat pintar, dalam memilih desain rumahnya. Ku akui itu, terlihat sangat nyaman dan sangat indah.

"Paruru-san, akhirnya kau tinggal disini" aku menoleh melihat Jun.
"Aku juga tidak ingin disana Jun, apalagi di ganggu oleh gadis itu" jawabku.
"Ku rasa dia sangat jahat kepadamu" aku mengangguk meng-iyakan.
"Iya, karena dia selalu saja mengangguku Jun" jawabku lagi.
"Tenanglah, pangeran selalu menjagamu tuan putri Paruru" aku berdehem tidak mengerti.
"Tuan putri Paruru?" dia tersenyum.
"Jika berada disini, kau sudah menjadi seorang putri, karena kau kekasih dari pangeran Yui" katanya lagi.
"Aku tidak mengerti maksudmu" kataku lagi membalas.
"Pangeran akan menjelaskannya kepadamu, tuan putri" aku hanya mengangguk membalasnya.

***

"Apa?" aku menganga tidak percaya.
"Iya, aku ini seorang pangeran langit Paruru" jujur, aku sangat pusing sekarang.
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua ini, pangeran" jawabku lagi.
"Aku tahu Paruru, suatu saat nanti aku akan mengajakmu ke istana langit dan mungkin kita akan tinggal disana untuk semalanya" aku kembali menganga. 
"Iya, setelah kita menikah" aku mengangguk.
"Pantas saja, tadi Jun memanggilku tuan putri" kataku lagi menggaruk bagian belakang kepalaku.
"Karena kau memang pantas menjadi seorang putri" aku tersenyum mendengarnya.

Aku sudah mendapat jawaban semua dari pangeran. Putri bulan, ternyata dia yang selama ini mengangguku. Putri Mori Anna. Itu dia namanya, aku benar-benar tidak habis pikir dengan semua yang ku alami ini. Dia mengejarku, hanya untuk menjauhkanku dari pangeran.
Aku sangat mencintai pangeran, dan aku tidak ingin berpisah dengannya. Mungkin, akan sangat berat jika ada putri itu. Tapi, aku yakin dia akan menjagaku. Aku sangat tahu betul, bagaimana cintanya padaku. Melebihi cintanya pada dirinya sendiri.

Aku memeluk tubuhnya, memeluknya dengan erat. Merasakan hangatnya berada di dalam pelukannya. Aku benar-benar sangat menyayanginya. Aku berjanji akan menjagaku cintaku untukmu, pangeran. Aku berjanji, dan aku tidak akan pernah mengingkarinya. Karena kau adalah pemuda yang membuatku jatuh hati denganmu, untuk pertama dan untuk terakhir kalinya.

***

~Author Pov~

"Apa pangeran Yui sudah mendapatkan kalung itu, yang mulia?" tanya seorang pemuda pada raja langit.
"Sebentar lagi, tenanglah dia tidak akan pernah melupakan pekerjaannya" pemuda itu mengangguk.
"Aku hanya tidak tega melihat calon istriku sakit seperti ini, yang mulia" kata pemuda itu lagi.
"Putri Yuki akan selamat, tenanglah" kata raja lagi.
"Aku juga yakin, jika calon istriku akan selamat. Aku tidak ingin berpisah dengannya" kata pemuda itu lagi.
"Baiklah jaga putri Yuki, pangeran Mayu" pemuda itu mengangguk.

Setelah raja keluar dari kamar putri Yuki. Mayu menolehkan pandangannya pada Yuki, yang masih terbaring lemah di kamar itu. Ia merasa sangat sedih, melihat calon istrinya yang tengah sakit keras itu.

"Bertahanlah Yuki, aku yakin adikmu akan menemukan kalung itu secepatnya" lirih Mayu.
"Pangeran" Mayu menolehkan pandangannya pada Yuki.
"Putri, kau bangun?" kata Mayu bertanya.
"Pangeran, aku sangat lelah seperti ini terus menerus" kata Yuki sambil menahan rasa sakit ditubuhnya.
"Bersabarlah aku akan selalu menjagamu, sayang. Aku akan selalu disini, bertahanlah demi aku" kata Mayu.
"Aku benar-benar sangat lelah, pangeran" kata Yuki lagi.
"Jangan bilang seperti itu lagi, kau membuatku sakit" kata Mayu mencium kening gadis itu.
"Aku sangat mencintaimu, pangeran" kata Yuki sambil tersenyum lirih.
"Aku juga sangat mencintaimu, putri Yuki" kata Mayu dan kemudian ia memeluk tubuh Yuki dengan erat.
"Aku tidak akan pernah menikah dengan gadis manapun, kecuali denganmu. Aku hanya mencintaimu" ucapan Mayu bisa membuat Yuki tersenyum sangat manis.

***

Jun berjalan sambil tangan kanannya ia angkat, ia sudah menemukan cara untuk menemukan kalung itu dengan cepat. Dan ia menggunakan cara itu sambil berjalan dan sesekali melihat ke arah tangannya yang di selimuti cahaya berwarna biru muda.

"Rena?" katanya setelah ia tahu siapa orang yang ia lihat dari cahaya itu.
"Rena-san mempunyai kalung itu? Kenapa bisa?" tanyanya lagi tidak percaya.
"Aku harus bertemu dengannya" kata Jun lagi dan sekarang ia berlari.

Di tengah ia berlari, ia melihat ke sekeliling. Siapa tahu Rena berada di salah satu mahasiswa yang tengah berkumpul di lorong kelas atau tidak di lapangan untuk beristirahat. Dimana gadis itu sekarang? Kenapa dia tidak melihat gadis itu.
Ia menoleh melihat depan. Itu dia, gadis yang ia cari. Ia mempercepat langkah kakinya dan justruh ia bertabrakan dengan seorang yang berjalan berlawanan arah. Ia segera meminta maaf, dan kembali menoleh ke arah dimana tadi ia melihat gadis itu. Oh tidak, gadis itu menghilang. Dimana dia berada?.

Jun kembali berjalan, dan justruh ia kembali bertabrakan dengan orang. Ia terlalu fokus pada Rena, sehingga ia tidak memperhatikan di sekitarnya. Ia kembali meminta maaf.

"Dimana dia? Apa dia sudah ada di kelas?" Jun kembali berlari menuju kelasnya. Ia harus bisa menemukan gadis itu.




To Be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar