Rabu, 30 Maret 2016

Pangeran Cupu (Chapter 09)

Title : Pangeran Cupu Chapter 09
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
  • And Other
Happy Reading All.....




Chapter 09



~Mayu Pov~

Suki? Yuki? Aku benar-benar belum mengerti dengan perasaanku. Apa aku menyukainya atau tidak?. Tapi, setiap kali aku melihatnya, aku memang merasan suatu perasaan yang aneh dalam diriku. Entah apa itu, aku sendiri belum tahu. Tapi, mungkinkah jika itu adalah cinta yang tidak ku sadari?.
Aku mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Yuki? Dia sedang apa?. Dia masuk ke dalam dapur. Mungkin masak untuk makan malam, nanti.

Aku beranjak dari dudukku, dan ku langkahkan kakiku untuk ke dapur. Dan sekarang, aku melihatnya yang tengah sibuk memasak. Dia memang sangat cantik, jika di lihat dan di perhatikan seperti sekarang ini. Pipi chubbynya juga membuatnya semakin menggemaskan, ingin rasanya jika aku mencubit kedua pipinya itu.
Aku melangkah ke arahnya, dan dia masih sibuk dengan urusan memasaknya. Ku langkahkan kakiku secara pelan-pelan dan setelah itu berhenti tepat di belakangnya. Kemudian, ia berbalik dan terkejut sehingga membuatnya terjatuh dalam pelukanku.

Aku tersenyum melihat wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku. Melihat wajahnya dari sedekat ini, benar-benar membuat jantungku ingin lepas dari tulang rusuk yang menahannya. Apa mungkin detak jantungku ini adalah tanda jika aku mencintainya? Mencintai pelayanku sendiri?.

"Tuan" ucapnya.
"Hai?" balasku.
"Sumimasen" dia melepas pelukan kami.
"Daijoubu" kataku lagi membalas singkat.
"Aku masak dulu ya, tuan" dia berbalik.

Ku genggam tangannya, dan ku tarik sehingga dia kembali berbalik dan memelukku. Aku tersenyum memandang wajahnya lagi. Dia benar-benar sangat manis dan sangat cantik. Kenapa aku baru sadar, jika dia sangat cantik seperti ini?. Kemana saja aku selama ini?.
Aku menyentuh pipinya dan mengelusnya dengan lembut. Dia mempunyai pipi yang sangat lembut, dan wajahnya yang sangat polos, membuatnya semakin sangat menggemaskan. Ku rasa aku memang jatuh hati dengannya.

"Tuan?" ucapnya lagi.
"Nande?" tanyaku.
"Lepaskan aku, aku akan masak" katanya memohon.
"Jika aku tidak akan melepaskanmu, apa yang akan kau lakukan?" tanyaku menatapnya.
"Lepas tuan, jangan bercanda, apa kau mau kelaparan jika aku tidak memasak" oh dia berani mengancam?
"Aku rela, jika aku bisa seperti ini padamu" kataku lagi dan semakin mengeratkan tanganku di pinggangnya.
"Tuan, lepaskan aku" katanya lagi.
"Aku tidak mau" kataku lagi dengan jahil.

Ku dekatkan wajahku, tapi yang ada dia menolehkan pandangannya ke arah lain. Kenapa dia? Apa kau malu, Yuki?. Aissh... aku tidak akan melakukan apa-apa, padamu. Aku hanya ingin bermain denganmu, aku hanya sedang menjahilimu. Karena kau bisa membuatku seperti ini.

"Lihat aku" suruhku namun dia tidak menurut.
"Lihat aku, atau aku akan memecatmu" dengan cepat dia menolehkan pandangannya ke arahku.
"Tuan jangan pecat aku" katanya. Wajahnya sangat lucu, jika seperti ini.
"Maka dari itu, turuti saja apa kataku" dia mengangguk dan wajahnya masih ia tahan seperti itu. Ia takut?.
"Sekarang tutup matamu" ucapku lagi.
"Untuk apa tuan?" tanyanya lagi.
"Sudah turuti saja, apa kau mau jika aku memecatmu" dia menggeleng dengan cepat dan menutup kedua matanya.

Kau benar-benar sangat lucu, Yuki. Aku ingin tertawa jadinya. Ku lihat wajahnya dan ku belai pipinya kemudian turun ke leher jenjangnya. Dia sedikit menggeliat, ketika aku melakukannya. Kenapa Yuki, kau geli? Aku hanya tersenyum dan melakukan aktifitasku kembali.

"Tu-Tuan ini ge-geli" katanya dengan terbata.
"Sstt... jangan bicara" kataku membalas.
"Ahh... tu-tuan Ma-Mayu" aku tersenyum mendengarnya.

Aku menghentikan aktifitasku, dan tanganku masih menyentuh lehernya. Dan aku melihatnya yang masih menutup kedua matanya. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, dan aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
"Sekarang kau bisa membuka kedua matamu, lagi" cup.
Ketika dia membuka matanya, ku cium langsung bibir mungilnya yang menggoda. Ku tatap matanya yang melebar. Aku ingin tertawa sebenarnya, namun tetap aku menahan tawaku. Dan sedikit melumatnya dengan lembut. Manis juga bibirnya, seperti waktu itu.

Ku lepas ciumannya dengan lembut dan menatapnya yang masih diam seperti patung, dalam dekapanku tentunya. Matanya masih saja melebar seperti itu.

"Yuki, kau kenapa?" dia mengerjapkan kedua matanya.
"Kenapa tuan menciumku lagi?" tanyanya sambil memegang bibirnya.
"Memang kenapa? Kau tahu? Aku sudah sadar dengan perasaanku padamu, aku jatuh cinta denganmu" jelasku.
"Apa tuan?" aku mengangguk dan mencium bibirnya sekilas.
"Aku mencintaimu, Yuki. Aku sangat mencintaimu" dia tersenyum kemudian.
"Layani aku lagi nanti jika makan malam, aku ingin sekali dilayani olehmu. Ingat, jangan sampai kau jatuh cinta pada orang lain, karena kau hanya milikku, kau mengerti?" dia mengangguk.
"Apa tuan menjadikanku kekasih tuan?" tanyanya dan aku mengangguk.
"Hai, dan aku tidak ingin kau pergi dariku sayang" kataku lagi.
"Aku tidak akan pergi tuan, karena aku juga mencintai tuan" aku kembali tersenyum dan mencium bibirnya lagi.

***

~Author Pov~

Malam tiba, dan mereka tengah makan malam bersama. Seperti permintaan Mayu tadi, Yuki melayani Mayu dan disamping mereka, para tamu Mayu tengah menikmati makanan mereka. Kecuali Aiji dan Sae, walau mereka menikmati makanan, namun kedua mata mereka hanya memandang Yuki, yang sangat dekat dengan Mayu. Mereka cemburu.
Selama makan, hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Walau terkadang hanya pertanyaan kecil, namun kemudian setelah itu tidak ada kata-kata lagi dari mereka. Mereka terlalu menikmati makanan mereka.

Setelah makan, mereka kembali ke dalam kamar. Kecuali Yui dan Paruru yang memilih keluar rumah dan menikmati angin malam disana. Disamping itu, Mayu justruh ke dalam kamar. Ia merasa tubuhnya sangat lelah dan ingin sekali beristirahat di kamar.
"Yuki" ia berteriak.
Diluar, Yuki justruh berlari ke kamarnya dengan panik. Karena sebenarnya, ia tengah membuat minuman justruh tuan mudanya yang berstatus menjadi kekasihnya itu memanggilnya. Walau Yuki sudah menjadi kekasihnya, namun Yuki masih saja takut dengan ancaman pemuda itu.

"Doustano tuan?" tanya Yuki ketika dia sudah masuk ke dalam kamar 'kekasihnya' itu.
"Kemarilah" Yuki menurut. Ia menghampiri Mayu dan berhenti disamping kamar pemuda itu.
"Bukankah tadi sudah ku bilang jangan panggil aku tuan Mayu, tapi Mayu" kata Mayu menoleh melihatnya.
"Gomen, aku belum bisa menyesuaikan diri" kata Yuki lirih.
"Duduklah" Yuki menurut lagi.
"Ada apa kau memanggilku?" tanya Yuki mengulangi pertanyaan tadi yang belum di jawab oleh Mayu.
"Aku ingin kau menemaniku malam ini" kata Mayu tersenyum.
"Menemani apa?" tanya Yuki polos.
"Menemaniku disini, temani aku tidur" kata Mayu menatapnya dengan senyum.
"Kita belum menikah Mayu" kata Yuki lagi mengingatkan.
"Tapi aku menginginkannya Yuki" kata Mayu lagi dan tersenyum melihat kepolosan gadis itu.
"Tidak bisa Mayu, nanti bagaimana jika aku hamil? Aku tidak mau itu terjadi" kata Yuki lagi.

Mayu tersenyum. Ia bangun dan duduk di dekat Yuki, ia sangat menyukai kepolosan gadis itu. Dia menatap lekat mata Yuki yang membuatnya semakin jatuh hati itu.

"Jadi kau tidak mau?" Yuki menggeleng.
"Jika kita sudah menikah, baru aku mau melakukannya Mayu" kata Yuki lagi.
"Kau terlalu polos, sayang" kata Mayu tersenyum.
"Mou... Mayu-kun, kau ini" kata Yuki yang membuatnya Mayu kembali tersenyum.

Mayu menarik gadis itu dan membawanya ke dalam pelukan. Memeluk tubuh gadis itu sangat erat dan membuat Yuki semakin nyaman didalam pelukannya. Yuki sangat menyukai pelukan itu, dan jika ingin ia lebih lama lagi seperti itu dengan Mayu.

"Kau ingin tidur?" tanya Mayu.
"Tidak, aku belum mengantuk" kata Yuki membalas.
"Kau sendiri sudah mengantuk?" tanya Yuki balik.
"Belum, hanya saja tubuhku sangat lelah" kata Mayu membalas.
"Apa perlu ku pijat?" tanya Yuki lagi.
"Memangnya kau tidak lelah, sayang?" Yuki menggeleng.
"Tidak" katanya singkat.
"Ngomong-ngomong aku ingin sekali meminangmu, apa kau mau?" tanya Mayu.
"Memangnya kau tidak memikirkan dulu dua kali, bukankah ini terlalu cepat?" tanya Yuki.

Mayu kembali tersenyum, ia memegang pinggang gadis itu dan membimbingnya untuk lebih dekat dengannya. Yuki hanya diam dan menurut apa yang di lakukan oleh Mayu kepadanya.

"Tidak juga, bukankah kita sudah kenal sangat lama?" tanya Mayu menatap wajah gadis itu.
"Tapi, aku masih be,-" ucapannya terpotong.
"Sayang, tapi aku tidak mau kau di dekati dua pemuda dari Tokyo itu, aku cemburu" kata Mayu memotong.
"Jika itu maumu, baiklah" Mayu tersenyum.
"Tidurlah disini, aku tidak akan melakukan apa-apa kepadamu" kata Mayu lagi.
"Tapi Mayu,-" ucapannya terpotong lagi ketika Mayu menidurkannya.
"Tenang, aku tidak akan melakukan apa-apa. Tidurlah, malam sudah tiba" kata Mayu mencium keningnya.

***

~Paruru Pov~

Romantis sekali mereka, kapan ya aku bisa seperti dengan pangeran?. Tenryata, tanpa sepengatahuanku mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Tapi, ku akui mereka sangat serasih. Dan aku sangat tenang, setidaknya Yuki sudah menjadi kekasih dari Mayu nii-chan.
"Paruru" aku melebarkan kedua mataku ketika mendengar suara seseorang.
Aduh... siapa yang memergokiku?. Aku menoleh dan menemukan pangeran berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku menghela nafas lega.

"Pangeran" aku menghampirinya.
"Kau sedang apa?" tanyanya lagi.
"Mengintip" balasku dan dia melebarkan kedua matanya. Lucu.
"Untuk apa kau mengintip sayang?" tanyanya.
"Bukan apa-apa, jangan salah paham. Aku hanya ingin tahu hubungan nii-chan dan Yuki" dia mengangguk.
"Memangnya apa yang mereka lakukan disana?" tanyanya lagi.
"Tidur bersama" jawabku dengan polos.
"Apa?" dia kembali terkejut.
"Kau tenang saja, nii-chan tidak akan macam-macam dengan Yuki, tenanglah" kataku lagi.
"Baiklah, sebaiknya kau juga tidur sekarang" aku menggeleng.
"Nande?" tanyanya bingung.
"Aku ingin bermanja denganmu" dia menghela nafas.
"Sayang, bukankah tadi sudah? Besok, aku akan menuruti apa katamu" aku tersenyum.
"Honto?" dia mengangguk.
"Kalau begitu aku mau kau mencium keningku, sebelum aku tidur" ucapku lagi.

Dia kembali tersenyum dan mendekat dan mencium keningku lembut. Aku benar-benar bahagia jika dia mau melakukan semua ini kepadaku.

"Tidur ya sayang, sudah malam" aku mengangguk.
"Antarkan aku" manjaku dan dia mengangguk.
"Hai, ayo aku antar" aku mengangguk dan tersenyum.

Aku bergelayut mesra di sampingnya. Dia memang sangat pengertian sekarang, dan dia juga sangat memperhatikanku. Walau terkadang dia juga sangat menyebalkan.

***

Prang...

Suara itu membangunkan Miyuki yang tengah asyik dialam mimpinya. Ia bangun dari tidurnya dan memandang jam di dinding menunjukan angka 4 pagi. Dia bertanya, siapa kiranya di luar sana sehingga membuat keributan di pagi buta seperti ini.
Dia bangun dari tidurnya, dan melangkah keluar kamar. Entah kenapa dia tidak takut sama sekali dengan apa yang dia dengar. Rasa penasarannya, ternyata mengalahkan rasa takutnya. Dan dia memang bukan tipe gadis yang penakut.

Dia membuka pintu kamar dan keluar melihat ke arah kanan dan kiri. Ia menggarukan kepala ketika dia tidak menemukan apa-apa. Namun, ia kembali mendengar suara langkah kaki seseorang. Ia mengkerutkan dahi. Siapa yang sudah bangun di pagi hari seperti ini. Yuki-kah?.
Kemudian, ia melangkah lalu menuruni anak tangga dan sampailah dia di lantai satu. Ia menemukan seseorang dengan baju berwarna hitam disana. Orang itu membelakanginya dan dia yang penasaran melangkah ke arah orang itu.

"Untuk apa kau pagi-pagi seperti ini sudah bangun?" suaranya keluar, orang itu menoleh.
"Kau? Ku kira siapa, kau menggangguku saja" kata Miyuki mendesah.
"Gomen ne, jika aku menganggumu. Aku tidak bermaksud" kata orang itu.
"Untuk apa kau pagi-pagi seperti ini, bangun?" Miyuki mengulang pertanyaannya.
"Kore, aku membuat ini" kata orang itu sambil menunjukan masakan yang ia buat.
"Tumben sekali, kau nyidam?" kata Miyuki sambil terkikik, orang itu mendekat.
"Tidak, aku tidak nyidam. Aku hanya lapar" kata orang itu membalas.
"Pagi-pagi seperti ini?" orang itu mengangguk.
"Kau ada-ada saja, Sayaka" kata Miyuki lagi.

Miyuki berbalik hendak pergi menuju kamar, namun yang ada dia justruh tertarik dan tatapan mata mereka bertemu. Dia hanya diam, tubuhnya membeku. Tubuhnya seperti tersengat listrik ketika menatap kedua mata pemuda itu. Perasaan aneh muncul begitu saja di dalam benaknya.

"Aku sendiri sendiri, temani aku makan" kata Sayaka.
"Menemanimu?" kata Miyuki bertanya dan pemuda itu mengangguk.
"Kau juga lapar, bukan?" tanya Sayaka lagi.
"Tidak, aku tidak lapar" kata Miyuki membalas.
"Ayolah, kita makan bersama aku tidak ingin sendiri Milky" kata Sayaka membalas.
"I-iya, tapi lepaskan aku dulu" kata Milky dan akhirnya pemuda itu melepasnya.

Sayaka memegang tangannya dan membimbingnya untuk duduk di kursi sofa. Ketika pemuda itu makan, Milky hanya diam sambil melihat wajah pemuda itu. Dia hanya tidak tahu, apa yang harus dia lakukan. Jantungnya masih memompa.

"Kau mau?" kata Sayaka menawarkan.
"Tidak, aku tidak mau" kata Milky membalas.
"Ini makanlah. Masakanku tidak terlalu buruk" kata Sayaka sambil menyendokkan nasi di piringnya.
"Ayo makan, jangan takut" perlahan mulutnya membuka dan Sayaka menyuapi nasinya ke mulut Milky.
"Enak?" Milky mengangguk.
"Kalau enak, ini makan lagi ya temani aku" Milku kembali mengangguk.

Mereka hanya diam sambil makan bersama, dengan Sayaka menyuapi makanan ke Miyuki. Mereka berdua ternyata lupa, jika mereka melupakan permusuhan mereka.
Tak lama Sayaka memandang gadis itu, kemudian ia mendekat dan Miyuki hanya diam sambil melihat tingkah pemuda itu. Namun, ia merasa aneh kali ini. Dan ketika wajah mereka hampir tidak ada jarak, Miyuki melebarkan kedua matanya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Miyuki gugup.
"Sayaka?" kata Miyuki namun, pemuda itu hanya diam.

Ia benar-benar takut sekaligus gugup, apa yang akan dilakukan pemuda itu padanya. Ia menutup matanya, tapi tak lama ia mendengar suara Sayaka.

"Ada nasi di mulutmu" Miyuki membuka matanya.
"Apa?" katanya menatap pemuda itu. Tangan pemuda itu bergerak dan membersihkan sisa nasi di mulutnya.
"Ada nasi dimulutmu, kau makan seperti anak kecil" Miyuki yakin kedua pipinya memerah.
"Aku tidak tahu" kata Miyuki lagi membalas.
"Kau mau makan lagi?" kata Sayaka bertanya.
"Kau saja" Miyuki bangkit dari duduknya dan belum sempat ia melangkah justruh ia tertarik.

Ia tertarik dan duduk di pangkuan Sayaka. Detak jantung kedua insan itu sangat kencang, ketika tatapan mata mereka bertemu. Inikah yang di namakan dengan cinta.

"Kau sangat cantik" gumam Sayaka namun Miyuki masih bisa mendengarnya.
"Kau juga sangat tampan" kata Miyuki membalas.

Tanpa disadari mereka, keempat teman mereka mengintip. Mereka hanya menikmati momen kedua insan itu dan mereka juga tersenyum melihat adegan kedua insan itu.

"Benar bukan, mereka saling mencintai" kata Jun membuka percakapan.
"Iya, kau benar Jun. Kau memang pintar membuat suasan haha..." kata Yui membalas.
"Iya itulah aku, Jun" kata Jun tersenyum.
"Lalu apa yang akan kalian lakukan setelah ini?" tanya Paruru lagi.
"Membuat mereka menjadi sepasang kekasih, tentu saja" kata Jun.
"Bagaimana caranya?" tanya Rena.
"Tentunya berbicara dengan Sayaka lagi" kata Jun membalas.
"Kita lihat nanti, apa yang akan terjadi pada mereka" kata Yui lagi.




To Be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar