Kamis, 10 Maret 2016

Sky Prince and Sleeping Princess (Chapter 02)

Title : Sky Prince and Sleeping Princess Chapter 02
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, fantasi, love

Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Kizaki Yuria

Hallo guys.... aku datang lagi, aku bakalan post yang ini dulu ya.... semoga kalian semua suka
Happy Reading All......




~---0---~

~Paruru Pov~

Aku benar-benar sangat senang, karena aku bisa bertemu dengannya. Dan ini bukanlah pertemuanku karena aku mimpi, melainkan karena aku bisa melihatnya secara nyata. Pangeran, kau benar-benar sangat tampan, bahkan kau lebih tanpan dari yang ku lihat dari mimpiku.
Dan sekarang, aku tengah berdua dengannya. Tapi, aku juga sedikit kecewa karena banyak gadis yang mencoba mendekatinya. Dan itu juga yang sedari tadi membuatku cemburu padanya, dia memang sangat tampan, tapi pangeran itu milikku bukan milik mereka.

Ku lihat pangeran hanya membalas singkat pertanyaan-pertanyaan mereka, ya atau tidak hanya itu jawabannya. Cukup sangat singkat bukan? Aku tidak mengerti dengannya, kenapa dia hanya menjawab sesingkat itu pada pertanyaan pra gadis itu, dan ku lihat mereka pergi setelah mendapat jawaban dari Pangeran.

"Pangeran" panggilku dan dia menoleh ke arahku.
"Nande?" tanyanya.
"Kau memang sangat tampan, pantas banyak gadis yang sangat menyukaimu" kataku memujinya.
"Apa kau cemburu, Paruru?" aku tipe gadis yang jujur, jadi aku mengangguk membalasnya.

Dia bangkit dan mendekatkan kursinya kepadaku, dan kemudian ia kembali duduk. Dan menoleh kearahku, dan lagi dia tersenyum.

"Jangan cemburu, aku hanya milikmu Paruru" aku tersenyum mendengarnya.
"Tapi, mereka menganggumu pangeran, itu yang membuatku sangat kesal" kesalku menggerutu.
"Baiklah, mulai sekarang aku menjadi kekasihmu dan kau menjadi kekasihku, agar aku tidak di dekati lagi oleh mereka" ucapnya membuatku kembali melebarkan senyumanku.
"Hontouni?" dia mengangguk.
"Iya sayang, aku milikmu sekarang" Sayang? Tuhan, dia benar-benar membuatku sangat bahagia.

***

~Yui Pov~

Dia sangat terlihat menggemaskan. Aku memanggilnya 'Sayang' saja dia langsung menunjukan wajah lugu dan polosnya, tuhan aku benar-benar beruntung mendapatkan hati seorang gadis sepertinya. Dan, aku tidak akan pernah melepaskannya dariku.

"Sudah. kita pulang ya?" ucapku.
"Aku masih ingin denganmu, pangeran" ah... dia benar-benar sangat polos.
"Masih ada besok Paruru" dia menundukan kepalanya sedikit, sambil melirik ke arahku.
"Sekarang pangeran" Paruru, gadis ini sedikit manja juga ternyata.
"Baiklah, sekarang kita kemana?" dia tersenyum lebar.
"Ehm.... jalan-jalan bagaimana? Aku sangat ingin jalan-jalan denganmu, pangeran" aku mengangguk.

Aku bangkit dan menarik tangannya pelan. Aku melihatnya yang tersenyum lebar, ku akui dia memang sangat cantik bahkan lebih cantik daripada di mimpiku. Ku bawa dia untuk menemui Jun, dia akan ku suruh pulang dulu dan aku akan memanjakan Paruru, hari ini. Mengajaknya, kemanapun dia mau.

"Jun" panggilku padanya.
"Pangeran" aishh... dia ini, masih saja memanggilku 'pangeran'.
"Jun, ini di bumi. Tidak bisakah kau, memanggilku Yui?" bisikku dengannya.
"Maaf pangeran, hamba belum bisa menyesuaikan keadaan" aku menghela nafas kesal.
"Ya baiklah, ku maafkan lain kali kau harus bisa memanggilku Yui" dia mengangguk.
"Memang ada apa?" aishh... aku hampir lupa tujuanku menemuinya.
"Aku ingin jalan-jalan bersama Paruru, jika kau ingin pulang, pulanglah terlebih dahulu" ucapku menjelaskan.
"Kau sudah dekat dengannya, Pangeran?" aku mengangguk.
"Dia gadis di dalam mimpiku, yang pernah ku ceritakan padamu" kataku sambil berbisik.
"Pantas saja, baik pangeran. Kalau begitu aku pulang dulu" aku mengangguk.

Tidak ada berubahnya dia, selalu saja tidak bisa menyesuaikan keadaan. Ku lihat dia berjalan ke luar kampus, kalau begitu mobilnya bersamaku. Tapi, tidak masalah juga dia mempunyai kekuatan yang bisa membuatnya sampai di rumah hanya dalam hitungan detik.
Sekarang aku akan mengajak Paruru, ke tempat yang indah. Di mana tempat itu, ku ketahui beberapa hari yang lalu ketika aku tengah terbang di langit, ternyata tempat di bumi itu sangat indah. Aku kira hanya di langit saja, tapi di bumi juga ada tempat yang sangat indah.

Sebuah sungai yang indah, apalagi di saat sore seperti ini benar-benar sangat indah. Ternyata, kemari memerlukan waktu yang lama, jika menggunakan mobil. Tapi, itu tidak membuatku masalah asal gadis yang berada di sebelahku, tidak kecewa.
Sedari tadi, ku lihat dia tersenyum lebar dan sekarang dia duduk di pinggiran sungai dan memainkan air. Aku duduk di sebelahnya, dia sangat senang ternyata. Ku rasa, aku tidak salah memilih tempat. Tempat ini, memang sangat indah dan sangat memanjakan mata.

"Tempat yang sangat indah, pangeran" katanya membuka percakapan.
"Hai, kau suka bukan?" dia mengangguk.

Ku angkat tanganku, lalu ku sentuh air itu. Sangat dingin, dan sangat menenangkan. Ingin rasanya, aku mandi di sini, tapi itu tidak mungkin akan ku lakukan. Apalagi ada Paruru, bagaimana jika dia melihatku tidak memakai baju, bisa jadi dia akan kabur. Aishh... memikirkannya saja, sudah membuatku malu apalagi jika ku lakukan?.
Eh? Nani kore? kenapa airnya berubah? Warnanya memang masih sama, tapi kenapa airnya berubah menjadi hangat, ya?. Ada apa dengan air, ini?.

"Pa-pangeran" aku menoleh melihat Paruru.
"Paruru, kau kenapa?" tanyaku.
"Entahlah, ah.... sakit" dia kenapa.

Belum juga aku mendapat jawaban yang tepat, dia pinsan terlebih dahulu. Paruru, kau kenapa? Kenapa kau seperti ini, sayang?.

"Yui" aku menoleh.
"Ayah?" ucapku terkejut.

Aku melihat ayah yang berdiri di atas air sungai, dia tersenyum. Kemudian, ia mendekat ke arahku dan berhenti didepanku. Dengan kedua kakinya di atas air. Ayah, kenapa ayah kemari?.

"Yui, diakah gadis itu?" tanyanya tersenyum.
"Hai, ayah. Dia gadis yang ku lihat dalam mimpiku, dia cantik bukan?" ucapku tersenyum.
"Iya dia memang sangat cantik, Yui. Kau pandai juga memilih" aku tersenyum mendengarnya.
"Tapi, kenapa Paruru bisa pinsan ayah?" tanyaku heran.
"Dia tidak akan kenapa-napa, kau tenang saja. Ayah, hanya membuatnya pinsan" aku bisa lega mendengarnya.
"Lalu ada apa ayah kemari?" tanyaku lagi. Itu yang sedari tadi pertanyaan yang ada di benakku.
"Carilah kalung dengan liontin berlian secepatnya, Yui. Ayah rasa, ada di sekitar lingkunganmu" katanya.
"Baik ayah, aku dan Jun akan mengusahakannya secepatnya" dia tersenyum.
"Ayah tidak bisa berlama-lama disini, kalau begitu ayah pergi dulu" aku mengangguk.
"Jangan lupa, cari kalung itu Yui" aku kembali mengangguk.

Aku melihat ayah yang menghilang seperti di telan bumi, tapi kali ini dia seperti di telan air kalau boleh ku bilang. Air sungai itu seakan terbang dan kemudian menghilangkan ayah. Aduh... Paruru, aku melihatnya yang secara perlahan mengerjapkan kedua matanya.

"Paruru,daijoubu desuka?" tanyaku.
"Hanya sedikit pusing, pangeran" jawabnya sambil memegangi kepalanya.
"Sudahlah, mungkin kau perlu istirahat, kita pulang ya sayang?" dia mengangguk.
"Antar aku sampai ke kamar, ya pangeran?" aku mengangguk.
"Hai, aku akan mengantarmu sampai ke kamar Paruru" dia tersenyum.

Ku angkat tubuhnya, kemudian berjalan menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan. Ku rasa, dia membutuhkan istirahat. Dia juga terlihat sangat lelah, mungkin karena efek kekuatan ayah tadi. Ku harap ini yang pertama dan terakhir kalinya, ayah membuatnya seperti ini. Aku tidak tega melihatnya, seperti ini.

***

~Author Pov~

Yui dan Jun keluar dari mobil. Seperti hari yang lalu, mereka menjadi pusat perhatian di kampus itu. Mereka berjalan sambil berbincang-bincang, hingga dua orang gadis datang menemui mereka. Salah satu gadis itu tersenyum menyapa Yui.

"Pangeran" Yui tersenyum melihat gadis itu yang menyapanya.
"Paruru, kau sudah datang ternyata?" gadis itu mengangguk.
"Masih saja seperti kemarin, kau menjadi pusat perhatian para gadis di kampus" kata Paruru sedikit cemburu.
"Jangan cemburu seperti itu, aku sudah menjadi milikmu bukan?" Paruru mengangguk.
"Tapi tetap saja, mereka mencoba mendekatimu" kata Paruru lagi.
"Kau selalu saja cemburu, Paruru. Tapi, aku sangat menyukainya" balas Yui tersenyum.

Yui melempar senyum ke arah Paruru, dengan tangannya yang mengelus pipi gadis itu. Jujur, itu membuat Paruru sangat nyaman, dengan perlakuan Yui.
Sementara, Jun dan Rena yang berada di samping mereka, hanya diam memperhatikan keduanya. Sepertinya Yui dan Paruru, tidak sadar jika mereka di lihat oleh kedua insan itu dan juga beberapa mahasiswa yang lain.

"Pangeran"
"Paruru" Jun dan Rena memanggil secara bersamaan.
"Kenapa kau memanggil Yui-kun, pangeran?" tanya Rena bingung.
"Ah... itu, karena pangeran seperti pangeran di keluarga, maka dari itu dia di panggil Pangeran dari kecil" balas Jun mencari alasan.
"Kau lihat sendiri bukan, jika pangeran sangat tampan seperti seorang pangeran?" Rena mengangguk.
"Sangat cocok untuk Yui-kun, ku rasa tidak masalah" Jun tersenyum dan mengangguk.

Jun mengelus dadanya, hampir saja ia Rena mencurigainya. Dan dia memang sangat pintar, karena dengan tepat waktu ia bisa mencari alasan yang tepat, untuk menjawab pertanyaan dari Rena. Dia memang sangat pintar, dalam hal itu.

"Pangeran" Yui menoleh ke arahnya.
"Doustano?" tanya Yui. Namun tangannya masih menempel di pipi Paruru.
"Sampai kapan pangeran akan terus bermesraan dengannya, lihat pangeran menjadi pusat perhatian" kata Jun memberi tahu.
"Ah... aku tidak peduli, yang terpenting aku bisa bersama Paruru dan terus seperti ini" kata Yui cuek.
"Aishh... kau ini pangeran" balas Jun sekilas.

Yui memang memiliki sifat seperti itu, dia memang sangat cuek dengan kondisi di sekitar lingkungannya, jika ada yang menarik perhatiannya, atau ketika dia sedang asyik berbicara pada orang. Pasti, dia tidak akan menggubris siapa saja, yang tengah memperhatikannya, dan sepertinya pun itu juga terjadi pada Paruru.

"Paruru" Paruru menoleh ke arah Rena.
"Ada apa?" tanya Paruru polos.
"Sampai kapan kau akan terus bermesraan dengan Yui-kun? Kau tidak lihat, semua anak-anak melihatmu dan juga Yui" Paruru menolehkan pandangannya pada gadis-gadis yang tengah berdiri melihatnya dengan Yui.
"Hehe.... aku tidak sadar, Rena" kata Paruru sekilas.

Rena menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan Paruru. Sementar Paruru, ia kembali melihat Yui yang masih menempelkan tangannya di pipinya, dengan tatapan matanya yang melihat Paruru.

"Pangeran" kata Paruru memanggil.
"Hai?" balas Yui singkat.
"Kita ke kelas saja, sekarang" Yui mengangguk dan melepas tangannya dari pipi Paruru.
"Rena, kita ke kelas saja sekarang" kata Paruru mengajak sahabatnya.
"Yang ada aku akan menjadi obat nyamuk untukmu dan Yui-kun" Paruru menunjukan cengirannya dan sekilas, ia melihat Jun yang berdiri di samping Yui.
"Kau bisa bersama dengan Jun, jika kau mau Rena" Rena melebarkan kedua matanya.

Sementara Yui dan Paruru terlebih dahulu berjalan, Rena memandang mereka dengan kesal. Sedangkan, Jun dia juga sedikit kesal dengan Yui. Tapi, mau bagaimana lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula, melihat Yui tersenyum bahagia seperti itu, juga membuatnya senang.

"Rena-san, kau mau berjalan denganku?" kata Jun memberanikan dirinya mengajak Rena.
"Boleh, kenapa tidak?" balas Rena tersenyum.

Jun terlebih dahulu berjalan, karena dia didepan Rena. Sedangkan gadis itu, mengikuti Jun di belakang. Tapi, itu justruh membuta Jun aneh. Seharusnya, ia yang berada di belakang Rena bukan Rena yang berada di belakangnya. Itu memang ajaran kerajaan langit, bagi laki-laki di kerajaan langit. Memang sudah sepatutnya, perempuan itu harus di jaga, dan Jun adalah seorang pemuda yang mematuhi peraturan itu.
Ketika dia berbalik, justruh Rena yang masih dalam keadaan menunduk menabraknya. Dan itu membuat Jun tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, dia jatuh dan Rena juga ikut terjatuh karena tertarik oleh Jun.

Kedua mata mereka bertemu dan saling terbuka lebar, entah kenapa kedua jantung mereka berdetak dengan sangat kencang, ketika kedua mata mereka saling bertemu seperti itu.
"Jun-kun" mereka mendongak melihat seorang gadis yang berdiri didepan mereka.
Dengan cepat, mereka berdiri dan Rena juga mengambil barangnya yang terjatuh, akibat tadi Jun menariknya sehingga ia ikut terjatuh.

"Yuria, kau kenapa memanggil Jun-kun?" tanya Rena.
"Kau sendiri kenapa kau bisa bermesraan dengan Jun-kun?" Rena melebarkan kedua matanya.
"Aku tidak bermesraan dengannya" bela Rena.
"Ini semua salahku, aku tadi berbalik dan mungkin Rena-san kaget, maka dari itu kita jatuh berdua" kata Jun mencoba menjelaskan.
"Ada apa Kizaki-san?" tanya Jun mengalihkan pembicaraan.
"Apa kau bisa ikut denganku nanti, Jun-kun? Kita berjalan bersama" kata Yuria.
"Maaf, aku tidak bisa. Aku ada urusan" kata Jun membuat Yuria cemberut.
"Eh? pangeran Yui?" sepertinya Jun tertinggal oleh Yui dan Paruru.
"Maaf aku harus pergi" kata Jun pamit.

Rena kembali mengikuti Jun, ia terlalu tidak suka dengan gadis bernama Yuria itu. Menurutnya, Yuria adalah tipe gadis yang bisa di bilang terlalu berlebihan, ia juga tebar pesona bila melihat lelaki tampan, apalagi seperti Jun.

"Eh? Rena-san, kau jangan di belakangku, ayo kau saja yang di depan" kata Jun ketika melihat Rena yang masih berjalan dibelakangnya.
"Hmmm? Memangnya kenapa?" tanya Rena heran.
"Hanya merasa tidak enak saja, kau perempuan dan aku laki-laki, tidak pantas jika kau di belakangku, aku seperti bukan pemuda yang baik, membiarkanmu di belakangku" kata Jun menjelaskan.
"Kau polos sekali, Jun-kun. Baiklah, kita berjalan bersama saja, tidak ada yang di belakang dan tidak ada yang di depan, bagaimana kau mau?" tanya Rena tersenyum.
"Boleh, Rena-san mari" Rena mengangguk.

Jujur, Rena sangat menyukai sifat Jun. Pemuda itu, sepertinya sangat baik dan dia juga sangat memperhatikan seorang gadis sepertinya, namun Jun juga memiliki sifat polos sebagai seorang pemuda. Dan itu juga yang membuat Rena, semakin suka dengan sifat pemuda langit itu.

"Pangeran Yui pasti sudah di kelas, bersama Paruru-san" kata Jun.
"Mungkin, lagi pula kau sudah bersamaku bukan?" Jun mengangguk sambil melihat Rena.
"Jun-kun, ternyata kau sangat lucu ya?" kata Rena sedikit tertawa.
"Lucu kenapa?" tanya Jun heran.
"Kau terlalu polos, Jun-kun. Kau juga sangat perhatian dengan seorang gadis, kau juga selalu bersikap sopan santun, pasti banyak gadis yang menyukaimu" kata Rena.
"Kau bisa saja, Rena-san" kata Jun tersenyum.
"Jun-kun, Jun-kun, kau memang sangat terlalu polos" kata Rena sambil mengusap kepala pemuda itu.

Jun hanya tersenyum melihat kelakuan Rena, walau jantungnya benar-benar ingin keluar dari rusuk yang menahannya. Rena membuatnya salah tingkah, dan senyumnya juga mampu membuat Rena semakin menyukainya.

"Eh? Gomen, aku tidak bermaksud Jun-kun" Rena melepas tangannya dari kepala Jun.
"Daijoubu Rena-san, tidak perlu merasa tidak enak seperti itu" kata Jun membalas.
"Jun-kun, bagaimana jika nanti kita makan bersama?" Jun mengangguk menyetujui.
"Lagi pula, pastinya Paruru akan bersama dengan Yui-kun" kata Rena menyambung ucapannya.
"Iya, kau memang benar Rena-san, mereka terlihat sangat serasih jika bersama seperti itu" kata Jun.
"Iya, kau memang benar Jun-kun" balas Rena tersenyum.
"Sudah ayo kita masuk ke dalam kelas" Rena menarik tangan pemuda itu untuk memasuki kelas mereka.





To Be Continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar