Sabtu, 12 Maret 2016

Pangeran Cupu (Chapter 07)

Title : Pangeran Cupu Chapter 07
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
  • And Other
Happy Reading All.....




Chapter 07



Di samping villa, Sae dan Aiji tengah duduk bersama. Aiji sangat jengkel dengan ulah Sae, karena tadi pagi ia sudah berani mendahului. Pemuda itu hanya tidak menyangka, jika Sae akan melangkah terlebih dahulu untuk mendekati Yuki, dan itu berarti Aiji sudah terdahului satu langkah.

"Kau sendiri yang terlalu lamban, karena telah terdahului olehku" kata Sae membela diri.
"Ah... awas kau, kalau kau mencoba mendekati Yuki lagi" balas Aiji mengancam dengan wajah kesal.
"Kita sudah berjanji bukan, untuk mendapatkan Yuki dengan cara kita sendiri, jadi bukan salahku jika aku melakukan pendekatan dengannya" kata Sae membalas.

Mereka terus berdebat, hingga akhirnya kedua mata mereka menangkap seorang gadis yang tengah berjalan di depan mereka, membawa seember cucian. Mereka terdiam, melihat gadis itu yang kini tengah menjemur baju.
Mereka hanya fokus melihat gadis itu, dengan kedua bibir mereka yang tertarik berlawanan arah melihat gadis itu, ketika gadis itu menyibakkan rambutnya. Seperti seorang putri di iklan, gadis itu sangat cantik. Rambut panjangnya, terurai panjang dan indah dengan wajah yang putih dan sangat cantik.

Keduanya berdiri secara bersamaan, dan secara bersamaan pula mereka melangkah mendekati gadis cantik itu, yang masih asyik menjemur baju di sana.

"Yuki-san, sini aku akan membantumu" kata Sae memulai.
"Aku juga akan membantumu, Yuki-san" kata Aiji tersenyum.
"Tidak perlu tuan Miyazawa, tuan Furukawa, aku bisa sendiri" kata Yuki sambil meneruskan pekerjaannya.
"Sudah jangan malu-malu, Yuki" tangannya bergerak dan mengambil cucian. Membantu Yuki menjemur pakaian.
"Ah... arigatou tuan Miyazawa, tuan Furukawa" mereka hanya mengangguk.

Setelah selesai, Yuki kembali masuk ke dalam Villa. Dan disana, ia bisa mendengar suara teriakan tuan muda, memanggilnya. Lekas saja, Yuki menghampiri pemuda itu.

"Doustano tuan?" tanya Yuki.
"Dari mana saja kau?" tanya Mayu balik.
"Maaf, tuan aku habis menjemur pakaian, karena bibi sedang ada urusan sebentar tadi, maka dari itu aku mengambil alih pekerjaannya saja" balas Yuki menunduk.
"Baiklah, tolong buatkan aku kopi" Yuki mengangguk.

Gadis itu berbalik dan melaksanakan perintah tuannya, setelah selesai ia kembali dengan membawa secangkir kopi di tangannya. Ia meletakkan kopi itu di meja.

"Ano... apa kau mulai dekat dengan dua pemuda itu, Yuki?" tanya Mayu.
"Pemuda yang mana tuan?" tanya Yuki tidak mengerti.
"Teman Sayaka itu, siapa namanya aku juga tidak tahu" kata Mayu membalas.
"Tuan Miyazawa dan tuan Furukawa?" tebak Yuki.
"Mungkin" balas Mayu sekilas.
"Aku tidak terlalu dekat dengan mereka, tuan. Hanya mereka yang sepertinya, mendekatiku mungkin hanya berniat untuk berteman" kata Yuki menjelaskan.

Terlihat jelas, jika Mayu mengangguk mendengarnya. Wajah pemuda itu terbilang biasa saja, namun mungkin tidak dengan hati kecilnya. Mayu kembali melihat Yuki, yang masih berdiri mematung di depannya.
Karena merasa tidak di perlukan lagi, Yuki berbalik hendak pergi, namun ketika ia sampai di depan pintu, ia harus terhenti karena panggilan Mayu, dan menyuruhnya untuk mendekat. Menurut, gadis itu kembali lagi dan berhenti di depan tuan mudanya itu.

"Ada apa lagi tuan" tanya Yuki.
"Kau bisa memijat bahuku, rasanya sangat pegal Yuki" Yuki mengangguk.

Gadis itu menurut, dan memijat bahu tuan mudanya itu. Sedangkan mereka tidak sadar, jika ada dua pemuda yang memperhatika mereka dari balik jendela. Wajah kedua pemuda itu, cemburu melihat adegan itu. Yuki sangat akrab dengan tuan mudanya itu.
Mereka bertambah cemburu, ketika Mayu secara tidak sengaja menarik tangan Yuki. Pipinya bersentuhan dengan pipi Yuki. Dan itu membuat Yuki mendapat serangan jantung, seketika. Jantungnya berdetak sangat kencang.

"Aishh... enak sekali Watanabe-san, bisa semesra itu dengan Yuki" kata Aiji agak geram.
"Hai, kau benar Aiji. Benar-benar, membuatku cemburu" kata Sae menyetujui.
"Aku juga cemburu Sae. Tapi, mau bagaimana lagi kita tidak bisa berbuat apa-apa, lihatlah Watanabe-san itu pemilik villa disini, mana mungkin kita bisa melawannya" kata Aiji panjang lebar.
"Hmm.... kau benar Aiji" balas Sae singkat.

Sementara dua insan itu, mereka masih terdiam dengan kedua pipi mereka yang menyatu. Tak lama, Mayu memberanikan dirinya untuk menggerakkan kepalanya. Ia menoleh melihat Yuki, yang masih terdiam. Jarak antara wajah mereka sangat dekat, dan Yuki bisa merasakan deru nafas Mayu.
Disaat Yuki masih terdiam, Mayu melihat wajah gadis itu. Ia memegang pipi gadis itu, dan menolehkan wajah gadis itu sehingga bisa melihatnya. Ia tersenyum melihat wajah Yuki. Ia mendekatkan wajahnya dan....

"Apa yang akan di lakukan olehnya?" tanya Aiji cemas.
"Apa jangan-jangan Watanabe-san, ingin mencium Yuki?" tebak Sae membuat Aiji melebarkan kedua matanya.

Cup...
Ciuman lembut dari bibir Mayu, menempel sempurna di bibir Yuki. Itu membuat Sae dan Aiji yang melihatnya semakin cemburu. Aiji juga tidka sadar, jika dia telah meremas tanaman bunga disana dan memakannya. Dan Sae dia menggigit bajunya sendiri dengan geram, sambil menggumam sebal didalam hatinya.
Sedangkan Mayu, ia melumat bibir Yuki dengan lembut. Ia bisa mendengar suara Yuki yang mendesah, akibat ulahnya. Kedua tangan gadis itu berusaha memegang bahu Mayu, dan kemudian ia mendorongnya. Membuat Mayu harus melepas ciuman mereka, dengan terpaksa.

"Kenapa?" tanya Mayu kecewa.
"Maaf tuan, seharusnya ini tidak terjadi" kata Yuki menunduk.

Mayu mengerti, ia terlalu berani mencium bibir gadis itu. Ia tidak menyangka, jika ia bisa melakukan hal seperti itu. Ia mendongak melihat kedua mata Yuki, yang memancarkan raut sedih. Ia bangkit dan membalikan badannya menghadap Yuki. Kakinya naik di atas sofa, dan sekarang ia bisa menyamakan tingginya dengan Yuki.

"Kau marah" tanya mayu memegang kedua pipi gadis itu.
"A...a..ku,-" ucapannya terpotong.
"Jika kau marah, itu hak-mu. Aku minta maaf, karena telah berani menciumu Yuki" kata Mayu memeluk tubuhnya.
"Daijoubu tuan, aku juga yang salah tadi" balas Yuki.

Pelukan mereka semakin erat. Sepertinya Mayu, benar-benar merasa bersalah karena telah merebut ciuman pertama Yuki.
Sementara Sae dan Aiji, mereka semakin cemburu. Dan Aiji juga sempat memuntahkan daun yang ia makan, karena menurutnya tidak enak. Dan Sae, ia semakin meremas bajunya sendiri hingga kelihatan sangat lecek bajunya itu.
"Kita pergi saja, Sae" Sae mengangguk menyetujui.
Mereka melangkah pergi, dan meninggalkan kedua insan yang tengah berpelukan di ruangan itu. Mereka sangat cemburu, melihat adegan itu sampai mereka bertindak konyol.

***

~Paruru Pov~

"Kau kenapa Paruru?" tanya pangeran kepadaku.
"Aku sedang kesal, pangeran" jawabku mempoutkan bibirku.
"Kesal kenapa?" tanyanya membuatku menghela nafas terlebih dahulu.
"Setiap hari, Sayaka selalu saja menganggu kita" jawabku.
"Sudah jangan di pikirkan, Paruru. Aku akan selalu disini, menjagamu" dia memelukku dan mengelus kepalaku.

Aku memang sangat senang jika berada di dalam pelukannya. Dan liburan yang ku kira ini sangat senang, justruh sebaliknya. Sangat kacau karena adanya Sayaka dan dua temannya yang konyol itu, aku benar-benar tidak habis pikir kenapa mereka harus menyusul kita.

"Pangeran" panggilku dan dia melepas pelukannya dan melihatku.
"Nande?" tanyanya.
"Aku ingin meminta sesuatu darimu, boleh?" dia mengangguk membuatku tersenyum.
"Apa itu?" aku mengangkat tanganku dan memegang bibirnya.
"Bibirmu, pangeran" jawabku.
"Hmm... maksudnya?" aku memegang tangannya dan ku bimbing untuk menyentuh bibirku.
"Ciuman?" aku mengangguk dan dia menghela nafas.
"Ayolah pangeran" manjaku padanya.

Dia menggeleng ternyata. Kenapa dia seperti itu? Apa dia malu? Apa dia tidak ingin merebut ciuman pertamaku?. Pangeran, kau memang seperti itu. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah sama sekali. Aku sedikit kecewa dengannya, dengan sikapnya yang memang tidak gentle itu.

"Kenapa pangeran?" tanyaku.
"Aku tidak ingin melakukannya sekarang Paruru, lagi pula kau belum pernah melakukannya bukan?" aku mengangguk.
"Tapi, jika kau yang melakukannya aku sangat siap pangeran, karena aku sangat mencintaimu" ucapku jujur.
"Iya, tapi tidak disini juga Paruru dan waktunya juga tidak tepat" jawabnya membuatku kesal.
"Lalu kapan?" tanyaku lagi.
"Setelah kita menikah" jawabnya. Lama sekali.
"Itu sangat lama pangeran, aku tidak sabar ingin melakukannya denganmu sekarang" manjaku mempoutkan bibirku.
"Kau ini manja sekali, Paruru. Dari dulu tidak pernah berubah" ejeknya.
"Mou... pangeran, kau menyebalkan" kataku kesal.

Aku melepas tanganku dan membuang wajahku darinya, aku benar-benar kesal dengannya. Karena, dia tidak bisa menuruti keinginanku. Aku benar-benar sangat kesal dengannya, benar-benar menyebalkan memang.

***

~Yui Pov~

Dia selalu saja menja seperti itu, dari kecil tidak pernah berubah. Dan sekarang dia membalikan badannya, karena mungkin dia kesal denganku. Oh sayang, apa kau selalu seperti ini ketika sedang marah?. Padahal dulu, kau tidak pernah seperti ini.
Ku pegang bahunya, untuk membimbingnya membalikan badannya lagi menghadapku. Dia masih kesal dan membuang pandangannya dariku. Walau tengah marah seperti ini, dia tetap sangat cantik dan sangat menggemaskan.
"Sayang, kau marah?" dia diam dan masih membuang pandangannya dariku.
Aku mendekat dan tanganku bergerak menyentuh pipinya, membimbingnya untuk melihatku. Baik, sepertinya aku harus berani melakukan ini, karena aku tidak ingin terus menerus melihatnya seperti ini. Tuhan, maafkan aku telah berbuat seperti ini. Aku berjanji, tidak akan bertindak lebih kepadanya.

Cup...
Baik, bibirku sudah menempel sempurna di bibirnya. Ku rasakan tangannya yang bergerak dan melingkar di leherku. Bibirnya manis juga, kenapa aku bisa ketagihan seperti ini ya?. Kau juga yang salah Paruru, karena kau telah membuatku seperti ini.
Ku lepas bibirnya, aku tidak ingin berlama-lama seperti ini. Bisa jadi, aku dan dia melakukan hal yang tidak baik dan aku tidak ingin itu terjadi, aku tidak ingin membuatnya malu karenaku. Karena, aku sangat menyayanginya, melebihi diriku sendiri.
"Sudah ya? Jangan lama-lama, nanti ada yang memergoki kita, dan aku tidak ingin kau malu" dia mengangguk dan tersenyum.
Ku peluk tubuhnya dengan erat, aku benar-benar bahagia karena dia rela melepaskan ciuman pertamanya untukku. Dia memang sangat cantik dan sangat menggemaskan. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, sayang. Percayalah, kau akan selalu ada di hatiku dan aku tidak akan pernah membiarkanmu di dekati pemuda lain.

***

~Author Pov~

Disaat yang bersamaan, Miyuki tengah duduk di depan villa. Ia hanya sendiri. Sebenarnya, ia ingin sekali bersama Rena, namun gadis itu sekarang tengah berpacaran dengan Jun. Dan ia, tidak ingin menganggu kedua insan itu yang tengah bersendau gurau di pantai.

"Sendiri memang sangat membosankan" dia menoleh ketika mendengar suara seseorang.
"Kau lagi" Miyuki mendesah.
"Kenapa?" tanya Sayaka ketus.
"Tidak bisakah, jika kau tidak mengangguku? Aku sedang ingin sendiri" kata Miyuki tidak kalah ketus.
"Tidak, dan aku sangat senang menganggumu, lagi pula kau juga mengangguku selama ini" balas Sayaka membuat gadis itu meliriknya tajam.
"Pergi sana" usir Miyuki.
"Apa hak-mu mengusirku dari sini? Ini bukan hak-mu, kau tahu itu nona Watanabe?" Miyuki menggeretakan giginya dengan kesal.
"Kau memang benar-benar penganggu" kata Miyuki kesal.

Dia bangkit dan ingin melangkah melewati Sayaka, namun ia harus tersandung dan membuatnya harus terjatuh. Dan Sayaka yang masih berdiri di depannya, juga ikut terjatuh karena tertarik olehnya.
Cup...
Kedua bibir mereka bertemu. Mereka sama-sama terdiam, dalam posisi terbaring dan kedua mata mereka juga melebar sempurna. Tapi, entah kenapa otak mereka tidak bekerja. Mereka tidak melepas sama sekali, ciuman itu dan hanya diam dalam posisi seperti itu.

"Miyu,-" Rena yang datang bersama Jun, terdiam melihat sahabatnya yang berciuman dengan Sayaka dalam kondisi terbaring seperti itu.
"I-itu Miyuki dan Sayaka?" tanya Rena ragu dan Jun mengangguk.
"Iya, itu mereka Rena" kata Jun yang juga tidak kalah terkejutnya.
"Kenapa mereka berciuman seperti itu? Bukankah selama ini, mereka seperti anjing dan kucing tapi, sekarang mereka seperti menikmati ciuman mereka" kata Rena panjang lebar.
"Entahlah sayang, aku sendiri tidak mengerti" kata Jun membalas.

Sedangkan yang ditatap, masih tetap diam dengan kedua bibir mereka yang menyatu. Sepertinya ada kunci, yang mengunci bibir mereka agar tidak lepas. Dan akhirnya suara deheman Jun, membuat mereka tersadar. Mereka bangkit dan sekarang, Jun dan Rena bisa melihat mereka yang tengah ribut, menyalahkan satu sama lain.

"Cih... dasar pemuda tidak tahu diri, apa kau ingin berniat mencari kesempatan dalam kesempitan?" kata Miyuki kesal.
"Kau sendiri yang salah, kenapa kau justruh diam saja tadi, kenapa kau tidak melepas bibirmu dari bibirku" kata Sayaka membalas.
"Kau juga yang salah, bodoh. Kenapa kau tidak melepas, ciumanmu tadi. Dasar pemuda tidak tahu diri" balas Miyuki tidak kalah geram.

Sementara Jun dan Rena hanya diam terbengong melihat mereka yang sekarang menyalahkan satu sama lain. Miyuki benar-benar kesal, karena Sayaka sudah merebut ciuman pertamanya dan Sayaka yang tidak mau kalah ia juga terus menerus menyalahkan Miyuki.

"Hei... sudah-sudah, ini di villa bukan di lapangan" kata Jun mencoba memisahkan keduanya.
"Miyuki, sudah jangan di ladeni" kata Rena membantu Jun.
"Tapi, dia dengan berani menciumku Rena, aku tidak terima itu" balas Miyuki dengan geram.
"Memangnya aku terima, dengan semua ini tidak sama sekali TIDAK, kau mengerti gadis gatal" kata Sayaka yang membuat Miyuki bertambah kesal.
"Dasar lelaki mata keranjang, kau benar-benar kurang ajar" kata Miyuki kesal.
"Kau yang kurang ajar" balas Sayaka tidak mau kalah.

Karena mereka terus ribut, akhirnya Jun dan Rena membawa Miyuki ke dalam villa ia tidak ingin terjadi keributan lagi antara kedua insan itu.

"Sudah Miyuki, sudah" kata Rena yang melihat sahabatnya itu yang masih kesal.
"Tapi, Rena dia sudah keterlaluan" kata Miyuki membalas.
"Iya aku mengerti, tapi tenangkan dirimu jangan emosi seperti itu. Sudah ya?" kata Rena lagi.

"Ada apa ini?" mereka menoleh melihat Yui dan Paruru.
"Ini Miyuki" kata Rena singkat.
"Ada apa denganmu, Milky?" tanya Paruru.
"Aku sangat kesal dengan Sayaka" balas Miyuki dengan kesal.
"Kenapa memangnya dia?" tanya Yui.
"Dia berani menciumku, Yui" jawaban yang bisa membuat sepasang kekasih itu terkejut.
"Bagaimana bisa?" tanya Paruru terkejut.

Miyuki mendesah, ia menceritakan semuanya pada keempat sahabatnya itu. Dan terlihat jelas, jika mereka mengangguk dan mereka juga tidak menyangka jika semua itu akan terjadi pada Miyuki dan Sayaka.

"Sudahlah, yang terpeting kau tidak apa-apa Milky" kata Rena.
"Tapi Rena, dia merebut ciuman pertamaku" kata Miyuki dengan kesal.
"Iya, aku mengerti kita bisa membalasnya nanti, kau tenang saja ya" balas Paruru.
"Ah... sudahlah, aku ingin beristirahat" dia pergi begitu saja meninggalkan keempat sahabatnya.

Mereka saling pandang sekarang, dan tak lama bibir mereka tertarik berlawanan arah. Mungkin, mereka berfikiran hal yang sama.
"Ide bagus" kata Jun mendahului.
Yui, Paruru dan Rena mengangguk menyetujui ucapannya. Mereka berfikiran hal yang sama ternyata, dan mereka harap itu bisa terjadi antara Miyuki dan Sayaka.





To Be Continue.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar