Rabu, 23 Maret 2016

Pangeran Cupu (Chapter 08)

Title : Pangeran Cupu Chapter 08
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
  • And Other
Happy Reading All.....





Chapter 08



"Yuki" panggil Mayu dan gadis itu menoleh kearahnya.
"Tuan doustano?" tanya Yuki yang menghampiri tuannya yang tengah berdiri di pintu dapur.
"Gomen ne" kata Mayu lirih.
"Untuk apa tuan meminta maaf?" tanya Yuki heran sambil menaikan alis matanya.
"Untuk yang ciuman itu" kata Mayu membalas singkat.
"Daijoubu tuan, aku sudah tidak mempersalahkannya lagi" kata Yuki tersenyum.
"Apa itu ciuman pertamamu?" tanya Mayu dan membuat Yuki mengangguk pelan.
"Sekali lagi aku minta maaf" Yuki mengangguk membalasnya.

Yuki berbalik, ia merasa diantara mereka sudah tidak ada lagi percakapan. Ia melanjutkan aktifitas memasak, dan di belakang Mayu hanya memperhatikan gadis itu.
Mayu menoleh ketika ia mendengar suara langkah kaki, ia melihat seorang pemuda yang menuruni anak tangga. Pemuda itu menoleh ke arahnya dan tatapan mereka bertemu. Mayu tersenyum menyapa dan pemuda itu juga tersenyum menyapanya balik.

"Watanabe-san, pagi-pagi sudah disini" kata Aiji menyapa.
"Iya, aku hanya ingin bebricara dengan Yuki. Kau sendiri?" tanya Mayu balik.
"Tidak ada" balas Aiji singkat.

Pemuda bermarga Furukawa itu melangkahkan kakinya untuk keluar, sementara Mayu kembali menoleh ke arah Yuki. Ia tersenyum ketika melihat Yuki yang masih asyik dengan aktifitas memasakannya. Ia menghampiri gadis itu dan melihat aktifitas gadis itu.
Tanpa disadari, Aiji melihat mereka dari pintu dapur. Ia sangat ingin sekali menjauhkan Mayu dari Yuki, tapi ia juga tidak tahu dengan cara seperti apa. Dan sementara itu, ia agak takut dengan Mayu. Bagaimana jika Mayu mencurigainya dan akan mengusirnya?. Membayangkannya saja ia takut, apalagi melakukannya.

"Di lihat dari kedua matanya, sepertinya Watanabe-san juga menyukai Yuki" ia menghela nafas.
"Apa sainganku bertambah?" tanyanya pada diri sendiri.
"Kenapa kau harus menyukai Yuki, watanabe-san?" tanyanya lagi dan ia kembali menghela nafas.

Ia kembali fokus pada dua insan itu, hingga dia tidak menyadari jika Sae sudah berada di belakangnya dan melihatnya. Sae menghela nafas, ketika ia tahu siapa yang di lihat oleh Aiji.

"Aiji" Sae memanggilnya dan Aiji menoleh kearahnya.
"Sae? Ku kira siapa" dia menghela nafas lega.
"Untuk apa kau mengintip mereka?" tanya Sae.
"Kau juga cemburu bukan?" Sae mengangguk.
"Tapi, tidak seperti itu juga Aiji" kata Sae menggelengkan kepalanya.
"Ayo kita pergi" Sae menarik tangan sahabatnya itu untuk pergi dari dapur.

***

~Yui Pov~

Sedari tadi ia tersenyum tidak jelas. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya? Ia sedang memikirkan apa, sampai dia tersenyum seperti orang idiot seperti itu?. Aku saja yang melihatnya merasa tidak enak. Aku sedikit takut, jika berada didekatnya seperti ini.
Lihat sekarang, dia kembali tersenyum dengan pandangan matanya yang tertuju pada langit atap kamar. Apa yang dia pikirkan sekarang?. Aku rasa, aku benar-benar ingin pergi dari kamar jika melihatnya seperti ini. Membuatku semakin takut.

"Yui, kenapa sedari tadi dia tersenyum tidak jelas?" aku menoleh melihat Jun yang bertanya kepadaku.
"Entahlah, mungkin dia gila" jawabku sekenanya.
"Mungkin kau ada benarnya Yui" katanya membalasku.

Jun melangkah ke arah Sayaka. Aku yang juga penasaran, ku ikuti saja langkah Jun. Aku juga penasaran, kenapa dia seperti itu. Apa dia memang benar-benar gila?.

"Sayaka" dia tidak menanggapi sama sekali panggilan Jun.
"Teriak saja di kupingnya Jun" ucapku memberi ide.
"Nice. Aku coba" aku hanya mengangguk membalasnya.
"SAYAKA" teriakan Jun berhasil mengagetkannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Sayaka sambil memegangi kupingnya.

Aku dan Jun tertawa melihat reaksinya. Akhirnya dia sadar juga dari acara lamunanya. Ku kira dia benar-benar gila haha...

"Kenapa kau sedari tadi melamun seperti itu?" tanyaku.
"Melamun?" aku mengangguk.
"Tidak juga, aku tidak melamunkan apa-apa" katanya mengelak.
"Aku dan Jun sedari tadi melihatmu yang tersenyum seperti orang gila. Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyaku lagi.
"Tidak ada" elaknya lagi. Benar-benar dia ini.
"Apa jangan-jangan kau memikirkan Miyuki?" tebak Jun.

Miyuki? Ah... ada benarnya juga kata Jun. Bukankah mereka kemarin berciuman, bisa saja semenjak kejadian itu Sayaka menjadi menyukai Miyuki. Ahh... nice, jika itu terjadi dia tidak akan mendekati gadisku lagi.
Ku lihat, kedua matanya melebar mendengar tebakan Jun. Haha.... Sayaka, ayolah aku juga yakin kau pasti memikirkan gadis itu, bukan?.

"Siapa juga yang memikirkan gadis itu?" dia mengelak lagi?.
"Ayolah Sayaka, kau mengaku saja. Memangnya aku tidak tahu, kejadian kemarin seperti apa" kata Jun tersenyum dan aku mengangguk.
"Hei Sayaka, kita sama-sama laki-laki, aku tahu betul dari kedua matamu seperti apa, kau tidak bisa membohongi kami" ucapku menjelaskan.
"Memangnya terlihat jelas?" aku mengangguk.
"Sangat jelas, Sayaka" kata Jun membalas.
"Jika kau mencintai Miyuki, tembak saja dia" kata Jun.

Ayo Sayaka, terima saja saran Jun. Aku yakin, Miyuki juga menyukaimu. Hanya saja, sikap kalian saja yang menutupi semuanya.

"Dia tidak menyukaiku dan kita juga saling bertengkar setiap kita bertemu" aku menghela nafas.
"Buat saja dia mencintaimu, apa susahnya?" kata Jun membalas.
"Dia tidak akan pernah menyukaiku" keras kepala.
"Ayolah, aku akan membantumu" kata Jun lagi.
"Membantu apa? Membantu membuat hubungan kami semakin menjadi?" aku kembali menghela nafas.
"Tentu saja bukan, aku akan membantumu membuat Miyuki jatuh hati denganmu" kata Jun lagi dan aku hanya asyik mendengarkan mereka.
"Memang bisa?" katanya bertanya.
"Tentu saja, jika kau juga mau" kata Jun membalas.
"Akan aku pikirkan lagi, nanti" sampai kapan kau akan seperti itu?.
"Ya sudah, kita turun saja pastinya Yuki-san sudah menyiapkan makanan" mereka mengangguk mendengar usulanku.

***

~Paruru Pov~

Aku melangkah keluar dari kamar, ku lihat pangeran juga keluar dari kamarnya. Aku tersenyum ketika melihatnya yang menoleh ke arahku. Dia semakin sangat tampan sekali pagi ini.

"Paruru" dia menyapaku.
"Pangeran, kau sudah rapi hari ini" dia mengangguk dan melangkah ke arahku.
"Sepertinya Sayaka menyukai Miyuki" bisiknya membuatku melebarkan kedua mataku.
"Honto?" dia mengangguk.
"Nanti kita bicarakan lagi" aku mengangguk.

Aku memegang tangannya dan kami melangkah menuruni anak tangga. Aku juga melihat kedua temanku, serta Jun dan Sayaka yang mengikuti kami.
Jika seperti ini, entah kenapa aku merasa aku dan pangeran seperti pengantin yang diantar oleh keluarga kami, dan setelah itu masuk ke dalam mobil dan bulan madu. Indahnya jika memikirkan hal itu. Kapan ya, aku dan dia seperti itu, aku sangat ingin sekali menikah dengannya.

"Pangeran" panggilku.
"Hai, doustano?" tanyanya melihatku.
"Aku sangat ingin sekali secepatnya menikah denganmu" dia tersenyum dan mengelus kepalaku.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi aku akan melamarmu jika kita sudah selesai kuliah" aku mengangguk dan mencium pipinya sekilas.
"Aku sudah tidak sabar, pangeran" dia kembali tersenyum. Senyumannya sangat manis.
"Bersabarlah, nanti akan ada waktunya untuk kita bersama" aku mengangguk.

Kami duduk di tempat biasa. Dan ku lihat Sae dan Aiji juga sudah duduk sebelum kami duduk. Apa mereka mendahului kami?. Kemarin ku lihat Sae, dan sekarang Sae dan Aiji. Ada apa sebenarnya mereka? Tidak biasanya bangun pagi seperti ini. Aku sangat tahu betul sikap mereka berdua, pasti ada apa-apa.
Setelah selesai makan, aku melangkah ke arah dapur. Ku lihat Yuki yang tengah duduk disana, aku menghampirinya saja. Dan dia mendongak melihatku.

"Kau sedang apa disini?" tanyaku.
"Tidak ada, hanya beristirahat" aku mengangguk.
"Nona ada apa? Apa ada sesuatu yang ingin ku buatkan?" tanyanya dan aku menggeleng.
"Tidak ada" jawabku singkat.
"Boleh aku bertanya sesuatu nona?" aku mengangguk.
"Dari pertama kali nona dan teman-teman nona berada di villa ini, aku selalu di dekati oleh tuan Miyazawa dan tuan Furukawa nona" aku melebarkan kedua mataku.
"Benarkah?" dia mengangguk.

Dia menceritakan semuanya kepadaku, tentang bagaimana sikap kedua sahabat Sayaka itu. Dari cerita yang dia ceritakan kepadaku, aku menyimpulkan jika mereka menyukai Yuki. Tidak ku sangka, mereka bisa menyukai pelayan Mayu nii-chan.

"Mereka menyukaimu, Yuki" seruku langsung.
"Apa nona?" aku mengangguk.
"Mereka menyukaimu, Yuki. Aku tahu betul itu" kataku lagi meyakinkan.
"Tapi, aku tidak menyukai mereka nona" aku menghela nafas.
"Aku tahu, kau menyukai Mayu nii-chan bukan?" dia mengangguk membalas pertanyaanku.
"Tapi, ku rasa tuan tidak menyukaiku, walau dia pernah mencium bibirku" aku kembali melebarkan kedua mataku.
"Dia menciumu? Kapan?" tanyaku.
"Kemarin nona, ketika di ruang tamu" aku menghela nafas.

Aku tidak menyangka jika nii-chan bisa melakukan itu pada Yuki. Tapi, ku rasa dia menyukai Yuki. Tidak mungkin, dia mencium Yuki jika dia tidak menyukai Yuki. Aku sangat yakin, jika dia menyukai Yuki. Aku harus bertanya nanti dengannya. Kasihan Yuki, menunggu selama bertahun-tahun tapi nii-chan belum juga menyatakan cintanya pada Yuki.
Dan bagaimana jika Sae atau Aiji yang mendapatkan Yuki? Aku tidak akan rela, jika Yuki bisa bersama dengan salah satu dari mereka. Dan ku harap itu tidak akan terjadi.

"Yuki, aku pergi dulu" ucapku.
"Baik nona" aku bangkit dan melangkah ke arah luar.

Ku lihat Pangeran yang tengah duduk di ruang tamu. Aku melangkahkan kakiku kearahnya dan kemudian duduk di sebelahnya.

"Paru, kau dari mana?" tanyanya melihatku.
"Dari dapur" jawabku singkat.
"Ada apa memang?" tanyanya.
"Yuki, kata dia kemarin nii-chan menciumnya" jawabku lagi.
"Watanabe-san?" aku mengangguk membalasnya.
"Bagaimana bisa?" aku menggeleng tidak tahu.
"Mungkin Watanabe-san menyukai Yuki-san" katanya lagi.
"Aku juga berfikiran seperti itu" jawabku menyetujui ucapannya.

Aku menoleh ketika mendekar suara langkah kaki. Ku lihat nii-chan yang menggunakan baju biasa. Tapi dia mau kemana?.

"Nii-chan" dia menoleh kearahku.
"Doustano nona kecil?" nona kecil? Aku menghela nafas.
"Kau ingin kemana?" tanyaku.
"Hanya ingin keluar sebentar" jawabnya tersenyum.
"Kau tidak mengajak Yuki?" tanyaku dengan jahil.
"Yuki? Tidak aku hanya sendiri" jawabnya dengan santai.
"Kasihan dia nii-chan, kau tidak pernah sedikitpun melihat hatinya" kataku lagi.
"Maksudmu?" aku tersenyum melihatnya yang kebingungan.

***

"Apa?" aku mengangguk.
"Ya dia menyukaimu. Sudah lama sekali, nii-chan" balasku lagi.
"Kenapa dia tidak memberi tahukannya kepadaku?" tanyanya kemudian.
"Mungkin dia malu" kata pangeran membalas.
"Malu kenapa?" tanya nii-chan.
"Dia perempuan, Watanabe-san. Mana mungkin, dia yang terlebih dahulu mengungkapkan cintanya, harusnya kau terlebih dahulu" aku mengangguk menyetujui ucapan pangeran.

Ku lihat dia menunduk. Mungkin memikirkan sesuatu, terlihat jelas dari kedua matanya dan dia juga menaruh tangannya di dagunya. Apa yang sedang kau pikirkan nii-chan?.

"Kau menyukai Yuki, nii-chan?" tanyaku dan dia mendongak melihatku.
"Aku...." kenapa dia.
"Aku...." desakku halus.

***

~Author Pov~

Rena keluar dari viila, dan ia menemukan Miyuki yang tengah duduk di depan. Ia menghampiri gadis itu dan menyapanya.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Rena langsung.
"Tidak ada, hanya menikmati suasana saja" jawab gadis itu.
"Miyuki, apa kau masih memikirkan kejadian kemarin?" tanya Rena membuat sahabatnya menoleh ke arahnya.
"Kemarin? Aku masih kesal, dengan Sayaka" kata Miyuki mempoutkan bibirnya.
"Sudahlah, jika kau seperti ini pada Sayaka, justruh lama-lama kalian akan saling jatuh cinta" kata Rena.
"Cinta? Mana mungkin, aku mencintai pemuda tidak jelas itu" kata Miyuki membuat Rena tersenyum.
"Jangan seperti itu, walau begitu kau mengakui bukan, jika Sayaka itu tampan" kata Rena bertanya.
"Yah... dia memang tampan, tapi sifatnya saja yang keterlaluan" Rena kembali tersenyum.

Dari pintu, Yuki keluar dan melihat kedua gadis itu yang tengah bercengkrama. Dia melangkahkan kakinya untuk menghampiri kedua gadis itu.

"Nona" sapanya tersenyum.
"Yuki-san" kata kedua gadis itu menyapa balik.
"Untuk apa nona disini?" tanya Yuki.
"Tidak ada, hanya menikmati suasan disini" kata Miyuki membalas.
"Nona menyukai suasana disini?" mereka mengangguk.
"Kemarilah, bergabung dengan kami sekaligus kita bercerita" Yuki mengangguk dan kemudian ia duduk di samping Rena.

Seorang pemuda tengah mengintip mereka dari pintu villa. Ia menatap salah satu gadis itu. Menatap wajahnya, menatap senyuman manisnya dan menatap semua yang ada di diri gadis itu. Dan ia juga tersenyum ketika menatap gadis itu.

"Manis sekali, dia" katanya tersenyum.
"Dan dia juga sangat cantik, kenapa aku baru menyadarinya" dia kembali tersenyum.
"Eh tunggu? Apa mungkin aku menyukainya?" katanya sambil memandang gadis itu.
"Apa mungkin?" tanyanya lagi.




To Be Continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar