Rabu, 24 Februari 2016

Star Boy (Chapter 03)

Title : Star Boy Chapter 03
Author : Rena Anisa Azahra ~ Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Fantasi, Love

Main Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
Support Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Yamamoto Sayaka
  • Matsui Kai (Jun Appa)
  • Matsui Atsuko (Jun Amma)
Happy Reading All.....






~---0---~

~Author Pov~

Jun duduk di kelas. Sambil menunggu kedatangan dosen, ia membaca bukunya. Jun mengembalikan bukunya ke dalam tas, ketika ia mendengar suara temannya yang mengatakan bahwa dosen sudah datang. Jun bisa melihat dosen itu sekarang yang dibelakangnya membawa seorang pemuda.
Jun tidak tahu, siapa pemuda itu. Mungkin, pemuda itu adalah mahasiswa baru dikuliah. Pemuda itu sangat tampan, dan tidak terlalu tinggi. Namun, ia mempunyai kharisma yang cukup membuat para gadis yang melihatnya terpana. Pemuda itu berdiri didepan dan dosen memintanya untuk memperkenalkan dirinya kepada teman barunya di kelas itu.
"Watashiwa Yamamoto Sayaka desu, salam kenal dan mohon bantuannya" ucap pemuda itu.
Setelah itu, dosen memintanya untuk duduk di bangku yang masih kosong. Bangku yang masih kosong, berada tepat disamping kiri Jun. Memang hanya bangku itulah yang kosong, karena bangku sudah penuh dengan mahasiswa dan mahasiswi dikelas itu.

Ketika pemuda itu sudah duduk disebelahnya, Jun menolehkan pandangannya kearah Sayaka. Sayaka yang sadar, juga menoleh kearah Jun. Ia tersenyum membalas sapaan Jun dengannya.

"Matsui Jun desu, kau bisa memanggilku Jun" ucap Jun memperkenalkan dirinya dengan ramah.
"Yamamoto Sayaka desu. Kau bisa memanggilku Sayaka, Jun" Jun mengangguk dan tersenyum.

Setelah itu mereka mengikuti pelajaran dari dosen. Tidak ada yang bersuara kali ini, karena memang dosen yang mengajar tidak suka dengan keributan, bila mereka ribut maka dosen tidak akan segan-segan mengeluarkan mereka. Tidak ada tolerani dari dosen yang terkenal galak itu. Dosen itu hanya menyukai dengan ketertiban dan ketenangan.
Bahkan jika ada mahasiswa yang telat, dosen itu tidak akan memperbolehkan mahasiswa itu untuk masuk ke dalam kelasnya. Walaupun, mahasiswa itu hanya telat 5 menit. Tidak ada kata toleransi, memang benar-benar berlebihan, tapi para mahasiswa hanya pasrah ketika mendapat hukuman dari dosen itu.

***

Setelah selesai, seperti biasa Jun berlatih dengan teman basket lainnya. Dia memang sangat rutin selama satu minggu ini dengan tim basketnya, tapi tidak berarti ia tidak memperhatikan Rena. Setiap selesai berlatih, gadis itu pasti akan menemuinya.
Rena selalu menyemangatinya, ia memang sangat suka dengan sikap Rena yang selalu memperhatikan dirinya, maka dari itu Jun bertambah sangat menyukai gadis itu. Bahkan Rena pernah bilang, jika gadis itu ingin melanjutkan hubungan mereka ke jengjang yang serius dan Jun tanpa pikir panjang juga menyetujui ucapan Rena, ia juga ingin menikahi Rena.

Setelah selesai berlatih, Jun duduk didekat lapangan dan seperti biasa ia beristirahat melepas lelah bersama temannya. Dan seperti apa yang dia duga, Rena pasti akan menghampirinya. Gadis itu datang membawa makanan dan minuman untuknya. Setiap hari, gadis itu memang rutin memberikannya makanan dan minuman setelah selesai berlatih.
Buggh...
Jun tersentak ketika ia asyik dengan Rena, ia mendengar suara keributan. Ia menoleh dan menemukan salah satu mahasiswa yang jatuh karena pukulan seseorang. Kemudian, ia bisa melihat Yui yang langsung datang kearah keributan itu. Karena penasaran, ia juga menghampiri keributan itu bersama dengan Rena disebelahnya.

"Ada apa ini?" tanya Yui langsung pada mahasiswa itu.
"Pemuda ini, tiba-tiba saja mencari masalah dengan kami. Padahal, dia hanya mahasiswa baru" balas salah satu pemuda itu sambil menunjuk seseorang yang berdiri didepan mereka.
"Sayaka?" Jun terkejut ketika mengetahui siapa yang dimaksud oleh mahasiswa itu.
"Kau kenal dengannya Jun?" Jun mengangguk meng-iyakan.
"Dia mahasiswa baru dikelasku" balas Jun.

Yui menolahkan pandangannya pada Sayaka. Pemuda itu hanya menunjukan senyum sinisnya, yang membuat Jun tidak mengerti dengan sikap pemuda itu. Dan dia juga bertanya-tanya kenapa pemuda itu berani membuat masalah dikuliah, padahal Sayaka adalah mahasiswa baru diuniversitas itu.

"Sayaka, kenapa kau lakukan semua ini?" tanya Jun melihat Sayaka.
"Mereka sendiri yang membuat masalah denganku. Hanya karena mereka itu sudah lama disini, mereka seenaknya denganku" bela Sayaka.
"Semua orang juga tahu, jika kau yang memulainya. Dasar anak baru" ketus pemuda itu.

Bughh...
Jun terkejut dengan apa yang dilakukan Sayaka. Sayaka memang melukai pemuda itu, namun bukan menggunakan tangannya. Melainkan dengan batu. Sayaka mengangkat batu itu tanpa disentuh dan menerbangkan batu itu untuk melukai dua pemuda yang dianggap Sayaka itu pengguna, karena itulah Jun terkejut dengan ulah pemuda itu.
Jun melihat pemuda itu dengan wajah terkejut, ia heran kenapa Sayaka bisa mempunyai kekuatan seperti itu. Bukan hanya dia, tapi Yui dan Rena yang melihatnya juga terkejut dengan apa yang dilakukan oleh mahasiswa baru itu. Baru kali ini yang terjadi di hidup mereka, melihat batu yang diterbangkan oleh seseorang.

"Sayaka apa yang kau lakukan?" tanya Jun terkejut.
"Mereka sendiri yang membuatku kesal, maka dari itu aku memberi mereka pelajaran sedikit Jun" kata Sayaka dengan tenang menjawab ucapan Jun.
"Tapi, bukan seperti itu caranya Sayaka. Kau melukai mereka berdua, lihat kening mereka berdarah" ucap Jun lagi.
"Kau terlalu berisik Jun" keluh Sayaka.

Sama seperti yang Sayaka lakukan pada dua pemuda tadi. Ia mengangkat batu dengan kekuatan didalam tubuhnya dan menerbangkan batu itu kearah Jun, belum sempat ia menghindar justruh batu itu mengenai keningnya dan membuat cairan merah keluar dari kening pemuda itu. Dan Sayaka tersenyum sinis melihat Jun yang memegangi luka dikeningnya.
Rena dan Yui yang melihat semua itu, menghampiri Jun dan mereka terlihat khawatir dengan keadaan Jun yang sudah mengeluarkan cairan merah dari keningnya. Disaat Rena dan Yui mengkhawatirkan keadaan Jun. Cahaya putih muncul dari tangan Jun dan membuat luka yang berada di keningnya menghilang dengan darahnya juga dan itu membuat Rena dan Yui terkejut, bukan hanya mereka namun juga Sayaka.

"Jun, kenapa bisa?" tanya Rena terkejut.
"Wow... ternyata kau orangnya" belum juga Jun menjawab, justruh Sayaka mendahuluinya dan membuat Jun menolah kearah pemuda itu.
"Apa maksudmu?" tanya Jun tidak mengerti.
"Ada seseorang yang menitip salam padamu, dan dia adalah orang yang dulu telah kau kalahkan" ucap Sayaka membuat Jun terkejut.
"Kita akan mempunyai masalah yang cukup serius mungkin" dia pergi begitu saja dari hadapan Jun, Rena dan Yui.

Jun masih terpaku ditempatnya, ia berfikir jika Sayaka adalah orang yang akan membantu musuh bebuyutannya itu. Dia harus hati-hati dengan pemuda itu, jika ia lengah bisa saja pemuda itu akan melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.

"Jun, apa maksud pemuda itu?" tanya Yui menyadarkannya dari lamunannya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu" balasnya berbohong. Ia hanya tidak ingin, bila Yui dan Rena tahu sebenarnya.
"Tapi, kenapa luka yang ada didahimu itu bisa hilang dalam sekejap Jun?" tanya Rena yang masih terkejut.
"Maaf Rena, aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Bila nanti, aku sudah tahu jawabannya aku akan memberi tahu semuanya kepadamu" balas Jun.
"Baiklah, aku tidak akan memaksa. Tapi, jaga dirimu dengan baik. Aku mempunyai perasaan yang buruk kepadamu, setelah kau bertemu dengan pemuda itu" Jun mengangguk.

***

~Jun Pov~

Sayaka, jadi dia adalah temannya? Apa yang kau rencanakan sebenarnya, kenapa kau mengirim temanmu ke kuliahanku?. Apa ini termasuk ke dalam permainanmu?. Jika itu iya, baiklah aku akan mengikuti permainanmu itu.
Aku harus berhati-hati dengan Sayaka, bisa saja pemuda itu melakukan hal yang aneh-aneh lagi seperti tadi. Dia memamerkan kekuatannya didepan semua teman sekampusku. Apa maksud pemuda itu? Apa dia ingin memancingku, agar aku menggunakan kekuatanku? Ku rasa itu benar. Aku harus lebih berhati-hati dengannya.

Dan gara-gara itu semua, Rena dan Yui harus curiga kepadaku. Maafkan aku Rena, aku belum bisa menceritakan semuanya kepadamu. Tapi, aku akan memberi tahu semuanya nanti jika aku sudah tahu kenapa aku bisa memiliki kekuatan yang aneh dalam tubuhku.
Ku lihat Rena masih duduk diam disebelahku. Karena setelah kejadian tadi, aku dia dan Yui kembali ke pinggir lapangan. Mereka tidak lagi menanyakan sesuatu kepadaku, setidaknya aku bisa bernafas lega dengan semua itu.

"Rena" panggilku dan dia menoleh kearahku.
"Nani Jun?" tanyanya melihatku.
"Maafkan aku ya?" ucapku lagi dengan ragu.
"Untuk apa? Masalah tadi? Aku tidak mempersalahkannya jika kau memang belum siap" dia tersenyum dan mengelus kepalaku.
"Tapi, aku sudah menutupi sesuatu darimu" balasku lagi.
"Daijoubu. Jika kau memang belum siap untuk mengatakan semuanya kepadaku, aku tidak akan memaksa tapi, jika kau sudah siap aku akan mendengarkan penjelasan darimu" dia memelukku dengan erat.

Dia memang sangat pengertian, dia juga selalu bersikap sabar selama ini denganku. Dia selalu bersikap dewasa kepadaku. Hanya saja, aku merasa bersalah dengannya karena aku tidak bisa menceritakan rahasiaku kepadanya. Aku tahu dia kecewa, walau dia tampaknya tidak menunjukan raut wajah kecewanya itu.

***

~Rena Pov~

Kecewa? Mungkin iya, tapi aku tidak ingin memaksa Jun untuk menceritakan yang sebenarnya kepadaku. Aku melihatnya yang tengah menatapku dengan ragu, maka dari itu aku tidak ingin memaksanya. Biarlah sampai dia benar-benar sudah siap untuk menceritakan semuanya kepadaku. Apa yang dia sembunyika kepadaku.
Aku memeluknya agar dia tenang, aku tidak ingin dia berfikiran sesuatu yang tidak baik kepadaku. Aku sudah berjanji akan selalu ada didekatnya apapun yang terjadi, dan janji itu akan aku tepati. Maka dari itu, aku menerima semua kekuarangan dan kelebihannya.

"Maaf Rena, hanya saja jika aku menceritakan semuanya darimu kau tidak percaya. Jika nanti, aku sudah siap aku akan menceritakan semuanya kepadamu" katanya tiba-tiba dalam pelukanku.
"Hai, daijoubu Jun. Aku akan menunggu waktu itu tiba, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu" aku berusaha membuatnya tenang.
"Arigatou, kau memang sangat pengertian Rena" aku tersenyum mendengarnya dan melepas pelukan.
"Sudah ya, jangan merasa bersalah lagi. Aku tidak ingin kau selalu murung" dia mengangguk dan mencium pipiku dengan lembut.
"Sekali lagi terima kasih" aku mengangguk.
"Aku bisa mengerti kondisimu, Jun-kun" dia kembali menunjukan senyumnya.

Biarlah, mungkin memang dia belum siap. Aku akan menunggunya, dan aku akan mempercayainya. Bila dia masih menganggapku tidak percaya dengan apa yang akan dia sampaikan padaku besok. Entah kapan itu, aku akan tetap menunggunya. Aku hanya ingin tahu, apa yang akan dia sampaikan kepadaku.

***

~Jun Pov~

Pulang kampus, aku dan Rena menyempatkan makan dicafe. Karena memang aku sudah berjanji akan membawanya kemari setelah pulang dan dia menyetujui ajakanku. Dan sekarang, aku melihatnya yang tengah melahap makanannya.
Masalah tadi, aku masih merasa bersalah dengannya karena aku belum bisa menceritakan semuanya kepadanya. Aku kira dia akan marah, tapi justruh sebaliknya dia tidak marah sama sekali. Memang, setiap kali aku terluka pasti kekuatanku muncul begitu saja tanpa aku mengendalikannya. Aku merasa ada yang melindungiku, setiap aku terluka. Bahkan dulu, aku pernah tertabrak oleh sebuah mobil tapi, tidak lama aku tersadar dari pinsanku.

Aku tidak tahu persis, kekuatan apa yang tengah menyelamatkanku waktu itu. Kenapa, disaat aku terluka dan kesusahan pasti kekuatan itu datang dan membantuku. Sebenarnya aku sendiri bingung, aku ingin bertanya kepada kedua orang tuaku namun apa daya, aku tidak bisa melakukan semua itu. Mereka pasti akan meyakinkanku jika kekuatan itu hanyalah anugerah dari tuhan.
Awalnya aku percaya, tapi dengan semua apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Pasti itu bukan sebuah anugerah saja, memang ada yang memberiku kekuatan tapi aku tidak tahu siapa dia. Aku juga bisa terbang dan aku juga melakukan hal-hal yang tidak pernah terlintas di pikiran orang. Aku bisa melakukan apa saja yang ku mau dengan kekuatan itu.

"Jun" aku mendongak melihat Rena.
"Nani?" balasku tersenyum.
"Kau kenapa?" tanyanya dan aku menggeleng.
"Tidak apa-apa, Rena" aku tersenyum lagi. Aku hanya tidak ingin membuatnya khawatir.
"Jika kau ada masalah, kau bisa menceritakannya padaku" aku mengangguk.
"Kau tenang saja, aku tidak apa-apa" dia tersenyum.
"Baiklah, sekarang kau makan ya?" aku kembali mengangguk.

***

~Author Pov~

"Kenapa kau bisa mengeluarkan kekuatanmu itu, Jun?" tanya Kai pada putranya itu.
Setelah Jun pulang tadi, Kai langsung menyuruhnya untuk duduk disofa dan bertanya tentang kejadian tadi dengan Jun. Kai mengetahuinya, karena ada salah satu dosen yang memberitahukan semua itu pada Kai. Dosen itu adalah sahabat Kai, yang Kai percayai untuk memperhatikan dan menjaga Jun.

"Aku tidak tahu otosan, itu bukan aku" bela Jun.
"Jika bukan kau, lalu siapa Jun?" tanya Atsuko menatap putranya dengan bingung.
"Entahlah okasan, setiap kali aku terluka pasti ada sebuah kekuatan yang menghampiriku dan menyelamatkanku" ucap Jun lagi mencoba menjelaskan.
"Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, Jun?" Jun menggeleng dengan pertanyaan ayahnya.
"Aku juga bingung otosan" bela Jun sekilas.

Ia memang tidak tahu kekuatan apa yang selalu membantunya itu, ia sendiri juga masih bingung dengan kekuatan yang entah berasal dari mana dan tiba-tiba menolongnya tanpa ia meminta. Dan itu kerap kali terjadi, ketika Jun tengah terluka atau kesusahan.

"Otosan, apa memang otosan tidak tahu kenapa aku bisa mempunyai kekuatan ini?" tanya Jun yang membuat kedua orang tuanya terdiam.
"Kenapa kalian diam?" tanya Jun dengan kesal.
"Kau benar-benar ingin tahu, Jun?" Jun mengangguk.
"Sebenarnya kau bukan darah daging dari ayah dan ibu" itu mampu membuat Jun terkejut.
"Apa maksud otosan?" tanya Jun terkejut.

***

"Lelucon apa ini, otosan?" tanya Jun ketika sang ayah memperlihatkan sebuah kotak berukuran persegi panjang dan kotak itu sangat besar dan berwarna perak.
"Itu bukan lelucon Jun" balas Kai memberi tahu.
"Jun, sebenarnya dulu ketika kau masih bayi, kita menemukanmu dari dalam kotak ini" Jun terkejut mendengar penjelasan ibunya yang membuatnya masih tidak mengerti.
"Ketika itu, malam-malam sanagt gelap tidak seperti malam biasanya. Malam itu sangat gelap bahkan tidak ada setitik cahaya dari langit dan tidak lama, aku dan Kai melihat keatas langit ketika mendengar sesuatu yang memang berasal dari langit" ucap Atsuko menjelaskan.

FlashBack...

Malam ini entah kenapa langit terlihat berbeda, langit sangat gelap. Bukan gelap, seperti biasanya. Melainkan tidak ada setitik cahaya pun dari langit itu, semua sangat gelap. Bahkan jika ada seseorang yang tengah berjalan pun, mereka pasti akan sangat takut. Mereka mengira, akan terjadi badai kali ini. 

Dua orang tengah berjalan di sekitar daerah itu. Mereka sepasang suami istri, yang tengah ingin pulang kerumah mereka. Namun, karena malam yang sangat pekat. Pandangan mereka harus terganggu. Mereka juga sangat heran, kenapa langit begitu gelap. Tidak ada sinar bulan sama sekali dan juga tidak adan sinar bintang seperti biasanya.
Walau seperti itu memang sudah biasa, karena mereka fikir hujan akan datang. Tapi, malam ini memang sangat pekat. Penglihatan mereka sangat terganggu, dan mereka tidak bisa melihat apa-apa. Tapi, mereka masih berjalan dengan cahaya dari Hanphone wanita itu. Walau tidak terlalu terang, tapi mereka bisa melihat dengan sinar itu. 

"Kenapa malam ini, berbeda sekali daripada malam-malam yang sebelumnya?" tanya wanita itu pada suaminya, yang kemudian dibalas dengan gelengan kepala olehnya.
"Entahlah Atsuko, aku juga tidak tahu. Seharusnya, kita tadi menggunakan kendaraan, agar kita bisa sampai dengan selamat" balas sang suami mengeluh.
"Iya tidak apa-apa, Kai-kun. Sekarang, yang terpenting kita harus sampai dirumah" suami mengangguk meng-iyakan.

Tak lama mereka kembali berjalan, mereka harus dikejutkan dengan suara yang berasal dari atas langit. Mereka mendongak, melihat langit. Ada sebuah cahaya disana, dan cahaya itu mengarah kebawah. Seperti ingin terjatuh. Cahaya itu sangat silau ketika dilihat dari dekat.
Kai dan Atsuko yang melihat cahaya itu hanya bisa menutup kedua matanya, ketika cahaya itu sudah hampir sampai dibumi. Cahaya itu mengeluarkan bunyi seperti bom, ketika mendarat dibumi. Beruntung, karena Kai dan Atsuko, sudah menghindar sehingga mereka tidak terkena akibat dari ledakan cahaya itu.

Mereka melihat ada sebuah kotak berukuran besar, setelah cahaya itu sudah hilang. Mereka memicingkan mata, untuk melihat kotak apa yang mereka lihat sekarang. Karena tadi, setelah cahaya itu menghilang kotak besar itu terlihat dengan tanah yang sudah berantakan dan juga menciptakan sebuah lubang.

Kai mendekat, disusul oleh sang istri karena istrinya sangat takut, jika terjadi sesuatu dengan suaminya itu. Mereka bisa melihat kotak berukuran besar, yang sekarang sudah berada tepat didepan mereka. Kotak itu berwarna perak, dan persegi panjang. 
Perlahan tangan Kai diangkat, ia memegang penutup kotak itu. Kemudian, tanpa pikir panjang lagi dia membuka kotak persegi panjang itu. Mereka melebarkan kedua mata mereka, setelah mereka tahu apa yang berada didalam kotak tersebut.

"Bayi?"

***

"Sebenarnya dari mana bayi in?" tanya Kai heran.
"Entahlah Kai, tapi aku sangat ingin mengangkatnya. Bukankah selama ini, kita sangat menginginkannya?" Kai mengangguk dengan ucapan Atsuko.
"Dia sangat lucu dan terlihat tampan sekali" ucap Atsuko ketika dia menggendong bayi mungil itu dan mengelus pipi bayi itu.
"Kau ingin mengangkatnya sebagai anak?" Atsuko mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah, jika kau menginginkannya" Atsuko tersenyum membalasnya.
"Arigatou Kai, lalu apa nama anak ini?" tanya Atsuko.
"Matsui Jun, bagaimana menurutmu?" Atsuko tersenyum dan mengangguk.
"Aku sangat setuju sekali" Kai tersenyum mendengarnya. 

Semenjak itu, mereka merawat Jun kecil. Mereka sangat menyayangi Jun dan selalu memanjakan putra angkatnya itu. Namun, ketika Jun bertambah besar, dia sadar jika dirinya memiliki kekuatan. Kekuatan yang sama sekali tidak dimiliki oleh manusia lainnya. 
Dan Jun pernah bertanya kepada mereka, kenapa Jun bisa memiliki kekuatan seperti itu. Namun, mereka hanya menjawab jika kekuatan itu adalah anugrah dari tuhan dan Jun harus menggunakannnya dengan baik. Dan Jun, hanya mempercayai penjelasan dari mereka.

FlashBack End...

***

"Begitu ceritanya, Jun. Jika kau tidak percaya, ya sudah tapi memang itulah kenyataanya" Kata Atsuko mengakhiri.
"Siapapun kau dan dari manapun kau berasal, ayah dan ibu masih tetap menyayangimu nak" kata Atsuko lagi menatap putra angkatnya itu.
"Terima kasih otosan okasan, karena kalian sudah mau mengasuhku selama ini" Atsuko tersenyum dan mengangguk.
"Iya Jun, karena kami sangat menyayangimu" Jun memeluk tubuh Atsuko dengan erat.
"Aku tidak akan mengungkitnya lagi, otosan okasan. Aku hanya anak kalian, aku tidak ingin berpisah dengan kalian" kata Jun yang membuat Atsuko dan Kai tersenyum.
"Iya nak, kami juga tidak ingin berpisah denganmu" Jun mengeratkan pelukannya.





To Be Continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar