Senin, 22 Februari 2016

Pangeran Cupu (Chapter 05)

Title : Pangeran Cupu Chapter 05
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki

Datang lagi nih guys, cuma ada penambahan pemain hehe.... semoga kalian suka sama fanfict yang ini ya... 

Happy Reading All....





Chapter 05



"Sayaka" Miyuki yang hendak ingin kembali ke dalam kapal, justruh bertabrakan dengan Sayaka. Ia bertanya-tanya kenapa pemuda itu bisa ada dikapal ini, bukankah pemuda itu tidak ada dikapal, lalu bagaimana bisa dia ikut.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Miyuki heran.
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka, jika aku berada disini?" tanya balik Sayaka, membuat Miyuki mempoutkan bibirnya kesal.
"Aku memang tidak suka dengan keberadaanmu disini, seharusnya kau tidak ada disini. Ini hanya liburanku dengan ke empat temanku" balasnya dengan kesal.
"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Miyuki lagi dengan kesal.
"Bukan Sayaka namanya, jika sayaka tidak sampai disini" balas Sayaka tersenyum bangga.
"Ku harap kau tidak mengacaukan liburan kami" dia berbalik dan kembali kepada Jun dan Rena.

Miyuki kembali kepada dua insan itu dan duduk disebelah Rena dengan wajah yang sangat kesal, karena bertemu dengan pemuda yang sangat menyebalkan disekolah.

"Kenapa kau Miyuki, datang-datang wajahmu sudah tertekuk seperti itu" tanya Rena yang melihat wajah Miyuki.
"Aku sedang kesal, karena Sayaka" balas Miyuki lagi.
"Memangnya kenapa dengan sayaka?" tanya Jun heran.
"Dia ada disini, Jun" jawaban yang bisa membuat Jun dan Rena terkejut.
"Bagaimana bisa?" tanya Rena terkejut.
"Entahlah, aku tidak tahu. Baru saja, aku bertemu dengannya" balas Miyuki lagi dengan kesal.
"Ok, jika dia berulah aku akan mengurusnya kau tenang saja" Miyuki mengangguk dengan ucapan Jun.

***

~Paruru Pov~

Berbicara dengannya memang sangat membuatku nyaman, setiap kali aku berada didekatnya aku sangat tenang. Aku bisa merasakan apa yang dinamakan dengan cinta sekarang. Dia bilang kepadaku, jika dia menyukai cara aku tersenyum. Dan dia jujur, caraku tersenyum mengingatkannya kepada seseorang yang berada didalamnya.
Dia sangat jujur kepadaku, dan aku bisa melihat kejujurannya dari kedua bola matanya yang berbinar. Aku tidak marah, justruh aku sangat senang dengan kejujurannya. Karena aku tidak ingin ada kebohongan di antara aku dan dia. Dan aku juga jujur dengannya, jika dia juga sangat mengingatkanku pada orang yang ada di masa laluku. Pangeran.
"Nani kore?" tidak sengaja tanganku masuk kedalam saku jaketnya.
Aku memegang benda itu, seperti kalung jika ku raba. Aku melepas pelukanku dan ku ambil saja kalung itu darinya. Aku kembali mengeluarkan tanganku.

"Paruru, apa yang kau lakukan?" tanyanya terkejut.
"Aku ingin melihatnya" aku tersenyum jahil.

Dan ku lihat kalung itu baik-baik. Tunggu, ini bukankah ini kalung yang ku berikan pada pangeran. Aku menatap Yuu-kun yang hanya memandangku dengan tenang. Tunggu, kenapa kalung ini bisa ada di Yuu-kun.

"Yuu-kun, kenapa kau bisa memiliki kalung ini?" tanyaku heran.
"Kalung itu diberikan oleh sahabat kecilku, Paruru ketika kami masih kecil. Saat itu, dia terpisah dengan ibunya dan aku menoba menolongnya. Ketika dia sudah bertemu dengan ibunya, dia memberikan kalung itu kepadaku" jelasnya membuatku terkejut.

Apa mungkin, dia pangeran? Ceritanya sama persis dengan ceritaku dulu dengan pangeran.
"Apa gadis itu kau panggil Haruka?" tanyaku ragu.
"Hai, aku memanggilnya Haruka. Aku lupa dengan nama marganya, tapi selama ini aku mencoba mencarinya, hanya saja dia sudah pindah dari Kyoto, kota kami waktu kecil. Aku sudah mencarinya kemana-mana, hanya saja aku tidak menemukannya sama sekali"
Aku memeluknya dengan erat. Yuu-kun, dia pangeran. Yah... dia pangeran. Tuhan, terima kasih karena kau sudah mempertemukanku dengan pangeran.

"Pangeran" ucapku lirih.
"Tunggu, kenapa kau tahu nama panggilan kecilku, hanya Haruka yang tahu itu" tanyanya dengan terkejut.
"Pangeran, ini aku Haruka. Shimazaki Haruka, pangeran. Aku gadis kecil yang dulu bersamamu" balasku meyakinkannya.
"Apa?" aku mengangguk. Kemudian mengeluarkan gelang pemberiannya.
"Ini, kau masih ingat ini pangeran?" ku lihat matanya terbuka lebar.
"Gelang ini, jadi kau Haruka?" aku mengangguk dengan cepat.
"Iya pangeran, aku Haruka" dia memelukku dengan erat.

***

~Yui Pov~

Aku sangat bersyukur sekarang. Aku benar-benar bahagia telah dipertemukan olehnya, aku sangat bahagia sekarang. Ini adalah hadiah terbesar yang diberikan oleh tuhan, kepadaku. Aku bisa bertemu lagi dengan Haruka, sahabat kecilku. Dan bahagianya, dia adalah gadis yang sudah di jodohkan denganku. Shimazaki Haruka, Paruru. Jadi, sekarang dia di panggil Paruru.
Apapun panggilannya, aku tidak peduli. Yang terpenting, aku sangat bahagia sekarang karena aku sudah di pertemukan lagi dengannya. Dengan pangeran, sahabat kecilku. Tuhan, aku sungguh beruntung hari ini. Ku peluk tubuhnya dengan erat, aku tidak akan pernah melepaskanmu Haruka, Paruruku sayang.

"Akhirnya kita bertemu lagi, Haruka" ucapku.
"Iya pangeran, aku juga sangat senang sekali" balasnya membuatku tersenyum.
"Aku tidak akan melepaskanmu lagi, Haruka. Aku akan selalu ada disampingmu, dan aku tidak akan membiarkan orang lain menghancurkan hubungan kita" dia melepas pelukan kami.
"Aku juga pangeran, aku juga tidak ingin kita berpisah. Aku benar-benar bahagia sekali" aku tersenyum mendengarnya. Ku cium keningnya dengan lembut.

Kemudian kami saling melempar senyum kami masing-masing. Benar-benar sangat bahagia, wajahnya yang sangat cantik tidak bisa ku tolak sama sekali. Aku benar-benar sangat menyayanginya. Sungguh, sangat menyayanginya.

"Romantis sekali kalian" aku menoleh ketika mendengar suara seseorang. Melebarkan mata, sekarang. Kenapa dia bisa berada disini?.
"Apa yang kau lakukan disini? Dan bagaimana kau bisa berada disini?" tanyaku tidak percaya dengan apa yang ku lihat.
"Bukan Sayaka, namanya jika aku tidak bisa kesini. Dengan uang yang ku minta dari ayahku, aku bisa menggunakannya untuk ikut bersama kalian, kenapa tidak?" dia tersenyum.

Sial, aku baru sadar jika keluarganya juga termasuk keluarga kaya di jepang. Dia bisa melakukan apa saja dengan uangnya, termasuk ikut bersama kami. Sial, kenapa dia harus ikut? Dan lagi, kenapa juga dia tahu rencana kami liburan?.

"Yui, Paru" aku menoleh. Aku bisa melihat Jun, Rena dan Miyuki yang berlari kearah kami.
"Kau lagi" aku bisa mendengar Miyuki mendesah.
"Kenapa?" tanya Sayaka melihat Miyuki.
"Aku harap kau tidak mengganggu kami, Sayaka" balas Miyuki dengan kesal.

Kenapa dengan mereka? Apa mereka sudah saling bertemu, tadi? Miyuki benar-benar kesal dengan kedatangan Sayaka, dan Sayaka hanya tersenyum. Aku tidak bisa mengisyaratkan senyumnya sekarang.

***

Kami sampai di pulau Kyushu sekarang. Aku hanya tidak menyangka, jika Sayaka akan ikut dengan kami. Ku harap tidak ada sesuatu yang buruk yang terjadi selama liburan berlangsung. Aku bisa melihat seorang gadis yang tengah berdiri dan tersenyum kepada kami.
"Mari, tuan kami antar" aku mengangguk.
Paruru sempat berbisik, dia adalah pelayan disini. Yah... dia memang tahu silsilah pulau ini, karena ayahnya adalah teman dari pemilik sebuah villa yang ada disini. Dan gadis itu adalah pelayan di villa yang akan kami tempati.

"Yuki, dimana Mayu nii-chan?" tanya Paruru kepada gadis itu ketika kami tengah ada di mobil.
"Tuan muda ada di villa nona" ku lihat Paruru mengangguk membalas ucapan gadis itu.
"Kau sangat kenal dengan pelayan wanita itu, Paru" aku berbisik ditelinganya.
"Memang, pangeran. Aku dan Yuki memang sudah kenal, kami sudah seperti teman" aku mengangguk mengerti mendengarnya.

Setelah sampai, kami masuk ke villa. Villa ini terlihat ini sangat besar, dan dia bernuansa jepang dan sedikit juga dengan bernuansa modern. Ku rasa aku akan sangat suka tinggal di villa ini, apalagi dengan Paruru yang menemaniku.
Didalam aku bisa melihat seorang pemuda berwajah tampan, ku rasa aku bisa menebak pemuda itu. Mayu, mungkin itu nama pemuda itu. Terlihat muda dan sangat berwibawa, dia tersenyum ketika kami datang. Cukup ramah ternyata.

"Selamat datang nona Haruka" katanya tersenyum menyapa Paruru.
"Nii-chan, kau selalu formal denganku. Tidak bisakah kau memanggilku Haruka atau Paruru?" balas Paruru dengan kesal.
"Gomen, aku hanya kebiasaan. Paruru, kau datang juga akhirnya" dia mengangguk membalas ucapan pemuda itu.
"Nii-chan, kenalkan ini Yokoyama Yui, dia kekasihku" ku lihat pemuda itu tersenyum dan mengulurkan tangannya, lekas aku menyambutnya.
"Watanabe Mayu desu" ucapnya memperkenalkan dirinya kepadaku.
"Yokoyama Yui desu" dia tersenyum.
"Kau beruntung juga mempunyai kekasih yang sangat tampan seperti Yokoyama-san" pujinya melihat Paruru.
"Mochiron, dia tidak hanya tampan tapi dia juga sangat pintar" aku hanya tersenyum mendengar jawabannya pada pemuda itu.
"Ini temanku, mereka juga akan berlibur disini" Mayu mengangguk.
"Yuki, antar mereka ke kamar" ku lihat pelayan wanita itu mengangguk.

Setelah itu, Yuki-san mengantar kami ke kamar tamu. Ternyata kamarku dan Paruru bersebelahan. Dan aku juga sekamar dengan Jun dan Sayaka. Paruru dengan Rena dan Miyuki. Aku bisa saja dari sini menjaganya, bila dia membutuhkan sesuatu aku bisa menghampirinya.

***

~Paruru Pov~

Aku keluar dari kamar. Ku lihat Yuki tengah membersihkan peralatan di lantai dua ini. Aku mendekatinya dan menyapanya.

"Nona, doustano?" tanyanya.
"Tidak ada" balasku singkat dan dia tersenyum kemudian, melanjutkan aktifitasnya.
"Nee.... Yuki, apa kau masih menyukai Mayu nii-chan?" ku lihat dia menghentikan aktifitasnya.

Aku sangat tahu betul dia. Dari dulu dia sangat menyukai nii-chan, dan dia tidak berani mengungkapkannya. Dan sekarang dari wajahnya, aku bisa melihat wajahnya yang memerah seperti tomat. Jika kemari, aku memang sangat suka menggodanya.

"Aku memang masih menyukai tuan muda nona" aku tersenyum mendengarnya.
"Kenapa kau tidak bilang secara langsung pada nii-chan, Yuki?" tanyaku melihatnya.
"Aku merasa tuan muda tidak mencintaiku, jadi aku membiarkan perasaanku saja" aku mendesah mendengarnya.
"Kenapa kau selalu seperti itu, Yuki? Tidak baik, kau terlalu lama memendam perasaan" ucapku menasehatinya.
"Biarlah nona, tidak apa-apa. Yang terpenting, aku bisa melihat tuan muda yang selalu bahagia dengan pekerjaannya. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk mengurus perusahaan keluarga dan ku rasa dia menyukainya" balasnya panjang lebar.

Aku pamit dengannya dan menuju lantai 1. Aku bisa melihat nii-chan bersama salah satu pelayannya. Dia terlalu sibuk memang, aku tidak habis pikir dengannya. Yuki yang mencintainya saja, tidak ia rasakan sama sekali, aishh... dia memang tidak peka terhadap perasaan seorang gadis padanya.

"Nii-chan" panggilku dan dia menoleh kearahku.
"Doustano Paruru?" tanyanya.
"Kau sedang apa?" tanyaku basa-basi.
"Tidak ada" balasnya dengan singkat.
"Kau ini, selalu saja sibuk" keluhku sekilas.
"Begitulah aku, nona kecil" aku meliriknya yang sekarang tersenyum.

Aku menolehkan pandanganku keatas. Pangeran, ternyata dia turun dari lantai 2. Aku tersenyum ketika dia sudah ada dihadapanku yang masih berdiri dianak tangga yang pertama.
"Paruru" dia menyapaku.
"Pangeran, kau ingin kemana?" tanyaku padanya.
"Aku hanya ingin keluar sebentar melihat pantai" jawabnya padaku.
"Aku ikut" rengekku dan dia tersenyum kemudian ia menganggukan kepalaku.
Aku menoleh melihat Mayu nii-chan yang tersenyum. Kenapa juga dia harus tersenyum seperti itu? Ada-ada saja dia.

"Kenapa kau memanggil kekasihmu, pangeran?" tanyanya akhirnya.
"Karena dia adalah pangeranku" jawabku sekenanya.

Aku segera menarik pangeran untuk keluar, sebelum dia bertanya sesuatu padaku. Aku hanya tidak ingin ada yang mengangguku dengan pangeran.

"Kau ini ada-ada saja" aku melihat pangeran.
"Biar saja, aku hanya tidak ingin ada yang menganggu kita disaat kita sedang bersama pangeran" balasku memeluknya.
"Ada banyak waktu untuk kita bersama Paruru, tenanglah" aku mencium pipinya dengan lembut.
"Aku hanya masih berfikir tentang Sayaka, pangeran. Bagaimana jika dia kemari untuk menganggu kita?" tanyaku.
"Jangan khawatir aku akan menjagamu" aku memeluknya dengan erat.

***

~Rena Pov~

Aku keluar dari kamar, dan tanpa diduga aku keluar secara bersamaan dengan Jun. Dia menoleh kearahku, aku tersenyum menyapanya. Dia terlihat lucu sekali, ketika aku tersenyum dengannya. Dia salah tingkah sepertinya. Jun, Jun kau ini ada saja.

"Rena-chan" dia menyapaku.
"Jun-kun, kau ingin kemana?" tanyaku kepadanya yang mungkin masih terlihat salah tingkah.
"Aku lapar, hehe" aku terkikik mendengarnya. Dia sangat lucu sekali, hari ini.
"Tuan nona" aku menoleh. Aku melihat Yuki yang datang kemari.
"Makanan sudah siap, silahkan ke ruang makan" aku mengangguk.
"Arigatou, Yuki-san" dia mengangguk tersenyum.
"Kalian pasangan yang serasih tuan nona" eh? apa maksudnya? Kenapa dia berbicara seperti itu?.

Kemudian, ia berbalik dan melangkah menuju lantai 1. Aku menoleh melihat Jun yang masih diam mematung, aku yakin dia memikirkan ucapan Yuki tadi. Jun, Jun kau ini ada-ada saja. Aku melangkah kearahnya dan menyentuh bahunya.

"Jun" panggilku.
"Nani?" tanyanya polos.
"Kau kenapa?" tanyaku dan dia menggeleng.
"Memikirkan ucapan Yuki?" tanyaku dan dia bertambah salah tingkah, aku yakin jawabannya adalah iya.
"Jangan terlalu difikirkan, Jun-kun" dia tersenyum dan mengangguk.
"Ayo" aku menariknya, justruh aku yang tertarik dan menoleh kearahnya yang kaget.

Tapi, aku bisa merasakan bibir yang menempel di pipiku dengan lembut. Tuhan, kenapa jantungku berdetak sekencang ini. Kemudian, ia melepas ciumannya dengan lembut.
"Aku sangat mencintaimu, Rena" aku melebarkan kedua mataku dengan sempurna.
Dia mencintaiku? Sejak kapan? Jun? Ku lihat dia melangkah melewatiku dan sekilas ia menoleh kearahku dan tersenyum kepadaku.

"Rena" aku mendongak melihatnya.
"I Love You" aku bertambah beku dengan kata-katanya. Dia mencintaiku, benar-benar mencintaiku?
"Jun" terlambat, dia sudah turun dari tangga.
"Rena-chan" aku menoleh.
"Kau sedang apa? Kita turun ya?" aku mengangguk dengan permintaan Miyuki.
"Ayo" kami melangkah turun dari lantai 2.





To Be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar