Sabtu, 27 Februari 2016

Pangeran Cupu (Chapter 06)

Title : Pangeran Cupu Chapter 06
Author : Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Love, T

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yamamoto Sayaka
  • Watanabe Miyuki
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
  • And Other
Happy Reading All.....




Chapter 06



Rena dan Miyuki duduk di meja makan, disana juga sudah ada Jun, Mayu dan Sayaka. Hanya Paruru dan Yui yang belum datang, karena kedua insan itu tengah pergi ke luar dan seperti di kapal tadi, mereka berpacaran.
Rena berhadapan dengan Jun, sedangkan Miyuki berhadapan dengan Sayaka. Dan Mayu, pemuda itu duduk di kepala meja. Sedangkan Yuki, ia melayani tuan mudanya dan ke empat tamu tuan mudanya. Gadis itu sangat terlihat telaten ketika melayani kelima insan itu.

Dalam keheningan, terlihat jelas jika Rena sering sekali mendongak melihat Jun. Ia masih memikirkan kejadian tadi, itu sedikit membuatnya salah tingkah sekarang karena harus berhadapan dengan pemuda itu. Ia juga masih ingat betul, kata-kata pemuda itu yang bilang kepadanya jika Jun sangat mencintainya.

"Ano... dimana Paruru dan Yui?" tanya Miyuki membuka percakapan.
"Mereka keluar melihat laut" balas Mayu yang kemudian di angguki oleh Miyuki.

Setelah percakapan singkat itu, mereka kembali diam. Mereka menikmati makanan mereka masing-masing tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari salah satu dari mereka.

***

Sementara itu, kedua insan yang tengah asyik bersama. Tengah memandang laut dengan duduk di atas batu di pantai itu. Mereka menikmati pemandangan sekaligus hembusan angin yang membelai kulit mereka.
Disamping, Paruru menyandarkan kepalanya di bahu pemuda itu. Dan Yui hanya diam sambil memeluk tubuh gadis itu. Ia tahu, gadis itu pasti sangat kedinginan karena angin yang berhembus itu. Paruru sama sekali tidak menggunakan jaket. Dan Yui, dia juga sama sekali tidak mengenakan jaket. Dan satu-satunya cara agar Paruru tidak kedinginan adalah memeluk tubuh gadis itu.

"Pangeran" panggil Paruru mendongak.
"Nani?" balas Yui singkat.
"Jika nantinya kita menikah, kau ingin anak laki-laki atau perempuan?" tanya Paruru yang disambut senyum oleh Yui.
"Dua-duanya" balasnya kemudian.
"Nande?" tanya Paruru lagi.
"Karena aku sangat ingin sekali melihat diri kita di diri kedua anak kita, Paru" Paruru tersenyum membalasnya.

Paruru membalas pelukan pemuda itu, ia juga tidak ingin jika pemuda itu kedinginan. Pemuda itu sudah melindunginya dan dia juga harus bisa melindungi pemuda yang sangat ia cintai itu.

"Paruru, Yui" mereka menoleh melihat seorang yang memanggil mereka.
"Kau, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Yui terkejut dengan kedatangan kedua pemuda yang kini ada di hadapannya.
"Sayaka tidak bilang ya? Kita juga ikut berlibur disini" sahut pemuda itu tersenyum.
"Ternyata kalian sekongkol untuk mengikuti kami?" kedua pemuda itu tersenyum membalasnya.
"Memangnya kenapa? Lagi pula, bukan hanya kalian yang ingin berlibur, kami pun juga ingin berlibur" sahut pemuda itu dengan santai.

Ingin rasanya, Yui meninju wajah kedua pemuda itu. Ia tidak habis pikir, jika Sayaka juga membawa kedua temannya berlibur di pantai itu. Ia berfikir jika liburan mereka pasti akan sangat terganggu apalagi dengan kedatangan kedua pemuda itu, yang adalah teman dari Sayaka.

"Lalu apa mau kalian?" tanya Paruru kesal.
"Ingin menganggu kalian saja" Yui menatap mereka dengan kesal, begitupun juga dengan Paruru. Gadis itu sangat terganggu dengan kedatangan kedua pemuda itu.
"Paruru kita pulang saja sekarang" Paruru mengangguk mendengarnya.

Yui membawa gadis itu untuk pergi dari hadapan kedua pemuda itu. Tapi, justruh kedua pemuda itu mengikuti langkah mereka dan membuat sepasang kekasih itu kesal dengan ulah kedua pemuda itu yang memang sangat mengganggu mereka.

"Kenapa mereka mengikuti kita, pangeran?" tanya Paruru kesal.
"Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu Paruru" balas Yui .

Sampai di rumah, sepasang kekasih itu masuk dan menemukan teman mereka tengah makan bersama. Mereka segera menghampiri teman mereka yang tengah makan bersama itu dan duduk secara berhadapan. Yui menoleh melihat Sayaka, yang asyik menikmati makanannya.

"Kenapa kau tidak bilang jika kau membawa temanmu, Sayaka?" tanya Yui membuat Sayaka mendongak melihatnya.
"Siapa?" tanya pemuda itu santai.
"Aiji dan Sae. Kenapa kau tidak bilang, jika kau bersama mereka?" tanya Yui lagi dengan kesal.
"Apa? Sae dan Aiji juga ada disini?" Yui mengangguk mendengarnya.
"Mereka ada di luar sekarang" balasnya kemudian.
"Maaf, jika kalian bersama kenapa aku tidak membawa kedua sahabatku? Aku tidak mungkin sendiri kesini" balas Sayaka lagi dengan tenang.

Mereka melihat kearah Sayaka dengan wajah kesal. Mereka tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran pemuda itu. Tapi, mereka sangat yakin jika Sayaka akan membuat masalah dengan mereka. Buktinya pemuda itu membawa kedua temannya kemari.

"Apa mereka boleh tinggal disini, Watanabe-san?" tanya Sayaka pada Mayu.
"Boleh saja, asal jangan membuat keributan saja disini. Aku sangat tidak terlalu suka dengan keributan" balas pemuda itu dengan tenang.

Sayaka tersenyum mendengarnya. Akhirnya kedua sahabatnya di perbolehkan juga, tapi ia sedikit kecewa dengan Mayu. Pemuda itu bilang jangan membuat keributan, ia sedikit tersindir dengan kata-kata Mayu itu. Sementara yang di tatap hanya menikmati makanannya.

"Yuki" teriak Mayu kemudian.
"Doustano tuan?" tanya Yuki ketika gadis itu sudah datang.
"Diluar ada dua pemuda. Mereka akan menginap disini, kau antar mereka untuk menuju kamarnya" Yuki mengangguk mendengarnya.
"Hai, tuan" balasnya.

Gadis itu segera melangkah ke arah luar. Dia bisa melihat dua pemuda yang kini tengah duduk bersantai, tanpa pikir panjang Yuki menghampiri kedua pemuda itu dan berhenti tepat didepan kedua pemuda itu yang sekarang menatapnya.
"Tuan, kalian bisa masuk sekarang" kata Yuki langsung.
Bukan menjawab justruh kedua pemuda itu memperhatikan Yuki dari bawah sampai atas. Mereka seperti memperhatikan Yuki dan itu sangat membuat Yuki risih dengan tatapan kedua pemuda yang sama sekali tidak ia kenal.

"Tuan, kalian kenapa?" tanya Yuki menyadarkan lamunan kedua pemuda itu.
"Ahh... Iie. Kenalkan aku Miyazawa sae, siapa namamu gadis cantik?" tanya Sae yang bangkit dan mengulurkan tangannya.
"Aku Furukawa Aiji, gadis cantik salam kenal" belum juga Sae mendapat jawaban dari Yuki, Aiji langsung mendahuluinya.
"Kashiwagi Yuki tuan, aku pelayan disini" balas Yuki kemudian.
"Mari tuan, aku antar ke kamar tuan" kedua pemuda itu mengangguk dengan cepat.

Aiji dan Sae mengekor di belakang Yuki. Kedua pemuda itu sangat memperhatikan Yuki, mereka sama-sama tertarik pada Yuki. Mereka berfikir baru kali ini mereka bertemu dengan gadis cantik seperti Yuki, apalagi sifat gadis itu yang sangat baik dan sopan.
Yuki membuka pintu salah satu kamar di lantai dua, ia membimbing kedua pemuda itu untuk masuk ke dalam kamar itu. Yuki menjelaskan jika kamar itu adalah kamar tamu untuk mereka. Ketika gadis itu menjelaskan Sae dan Aiji hanya mengangguk dan tersenyum, ketika dengan lancar Yuki menjelaskannya. Mereka benar-benar tidak mendengarkan ucapan gadis itu, justruh mereka memandangi wajah cantik gadis itu. Memang, Yuki sangatlah cantik.

Ketika selesai, Yuki lekas saja keluar dari kamar kedua pemuda itu. Sekarang yang di lakukan Sae dan Aiji, hanyalah duduk bersantai dan memikirkan Yuki. Mereka benar-benar sangat tertarik pada gadis itu.

"Yuki itu memang cantik ya, Sae" kata Aiji sambil memikirkan Yuki.
"Iya, kau benar Aiji. Dia sangat cantik, aku jadi ingin memilikinya" kata Sae membuat sahabatnya itu menoleh.
"Maksudmu? Jika kau ingin menjadikan Yuki milikmu, itu tidak akan pernah terjadi. Karena Yuki, akan menjadi milikku" kata Aiji dengan tegas.
"Kau terlalu percaya diri, dia pasti akan menjadi milikku Aiji" balas Sae tidak mau kalah.
"Baik. Bagaimana, jika kita bersaing untuk mendapatkan Yuki?" kata Aiji memberi saran.
"Ok, siapa takut. Aku pasti akan bisa mendapatkannya dan jika nantinya, aku sudah mendapatkannya jangan sirik ya" kata Sae membalas.
"Baik" balas sahabatnya dengan singkat.

***

~Paruru Pov~

Hah...
Aku menghela nafas dengan kesal. Aku benar-benar tidak percaya, jika Sayaka akan membawa kedua temannya yang menyebalkan itu ke liburan kami. Dan yang membuatku lebih kesal, Mayu nii-chan mengijinkan mereka untuk tinggal bersama kami. Ah... benar-benar menyebalkan.
Lagi pula, bagaimana bisa Sayaka tahu dengan rencana liburan kami? Apa jangan-jangan dia mendengarkan pembicaraan kami di cafe waktu itu? Ah... jika itu benar, aku benar-benar sangat kesal di buatnya. Padahal, aku sangat ingin berdua dengan pangeran.

Aku hanya berharap jika haru-hariku dan ke empat temanku tidak buruk setelah ada mereka bertiga. Yah.. aku hanya bisa berdoa agar mereka tidak menganggu kami, selama liburan.

"Nona" aku menoleh.
"Yuki, doustano?" tanyaku dan dia mendekat.
"Nona sedang memikirkan apa?" tanyanya kemudian.
"Sedang memikirkan Sayaka dan kedua temannya. Kau tahu, mereka sangat menyebalkan Yuki" jelasku dengan kesal.
"Lebih baik, nona istirahat saja. Daripada nona memikirkan hal yang tidak penting. Jika seandainya mereka berbuat tidak baik, tuan muda pasti akan menegur mereka dan tidak akan segan-segan mengusir mereka" jelasnya panjang lebar.

Benar juga kata Yuki, untuk apa aku memikirkan ketiga pemuda itu? Pasti jika mereka berbuat sesuatu yang tidak baik, nii-chan akan bertindak dan aku sangat yakin dia memihakku daripada memihak ketiga pemuda konyol itu.

"Kau benar juga Yuki" balasku tersenyum.
"Ya sudah nona, istirahat saja sekarang" aku mengangguk mendengarnya.

***

~Author Pov~

Pagi kembali datang. Terlihat Yuki yang tengah berada di dapur untuk membuat makanan untuk tuan mudanya dan para tamu. Ia memang sangat rajin, dan jika pagi dia selalu menyiapkan makanan sendiri tanpa di bantu oleh pelayan lain.
Di villa itu, pelayan ada 3. Dan masing-masing mempunyai kerjaan sendiri, dan Yuki adalah pelayan yang bertugas untuk memasak dan bisa di bilang pelayan yang paling dekat dengan Mayu. Tuannya sendiri, ia memang sudah lama menyukai pemuda itu, namun sayangnya pemuda itu tidak pernah peka terhadap perasaannya selama ini.

"Yuki-san" dia menoleh ketika ada yang memanggilnya.
"Tuan Miyazawa, doustano?" tanyanya kepada pemuda itu.
"Kau sedang memasak ya?" Yuki mengangguk membalas pertanyaan pemuda itu.
"Memang ada apa tuan?" tanya Yuki balik.
"Tidak ada. Aku habis bangun, dan secara tidak sengaja aku melihatmu yang memasak, ya sudah aku menghampirimu saja" Yuki hanya mengangguk kemudian ia meneruskan pekerjaannya kembali.

Dibelakang pemuda bermarga Miyazawa itu, melihat tingkahnya. Pemuda itu sangat menyukainya, dia terlihat sangat memperhatikan Yuki. Namun, mungkin Yuki tidak menyadarinya sama sekali. Ia terlalu asyik fokus dengan masakannya.
Setelah selesai, Yuki menyajikan makanannya di meja makan. Dan Sae hanya melihat dan memperhatikan gadis itu, dan sesekali juga Sae mengajaknya mengobrol. Sebenarnya Yuki agak merasa terganggu, tapi kemudian ia membalas saja obrolan pemuda itu.

Satu persatu turun dari lantai dua, terlihat mereka yang sudah segar dan wajah mereka yang terlihat ceria. Mereka duduk di meja makan, yang ternyata sudah ada Sae disana.
Aiji yang pertama kali curiga pada pemuda itu, jangan-jangan Sae sudah melakukan pendekatan dengan Yuki. Dan itu artinya dia terdahului dengan Sae. Karena tidak biasanya Sae bangun pagi, kecuali ada sesuatu yang harus ia kerjakan.

Selama makan, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Mereka menikmati makanan mereka masing-masing. Dan dalam keheningan, sempat juga Jun memperhatikan Rena dan kemudian tidak sengaja Rena juga memergoki Jun, ketika pemuda itu menatapnya.
Bukan hanya mereka, melainkan Sae yang asyik melihat Yuki yang tengah melayani Mayu dan itu juga terjadi pada Aiji. Pemuda itu juga tersenyum ketika melihat Yuki. Sedangkan empat insan yang lain, hanya diam dan menikmati makanan mereka.

***

"Jun" panggil Rena ketika mereka berada di luar villa.
"Doustno Rena-chan?" tanya Jun.
"Aku ingin bertanya denganmu, apa maksudmu kemarin menciumku dan mengatakan jika kau menyukaiku?" Jun tersenyum mendengarnya.
"Itu karena aku memang sangat menyukaimu. Aku sangat mencintaimu, Rena" balas Jun tersenyum.
"Kau mencintaiku?" Jun mengangguk.

Jun menggenggam tangan gadis itu dengan erat, matanya hanya tertuju pada kedua mata gadis itu. Dari matanya, orang bisa mengartikan jika pemuda itu memang sangat mencintai gadis yang ada dihadapannya. Selama ini, ia menyembunyikan perasaan itu, kepada Rena. Dan sekarang, ia harus bisa mengungkapkan kata-kata itu dari mulutnya.
"Apa kau mau menjadi kekasihku?" tanya Jun membuat Rena melebarkan kedua matanya.
Rena masih diam ditempatnya, ia belum mengeluarkan kata-katanya untuk membalas ucapan Jun. Ia masih asyik menatap Jun dengan wajah terkejut, dan ia tidak pernah berfikir jika pemuda itu akan mengatakan cintanya sekarang.

"Rena, kenapa kau tidak menjawabnya?" tanya Jun.
"Eh? Aku....." sepertinya dia agak kesulitan untuk mengeluarkan kata-katanya.

Jun tersenyum melihat gadis itu yang mungkin gugup sekarang. Tangannya bergerak dan menyentuh kedua pipi gadis itu dengan lembut dan kemudian ia mendaratkan kecupan di kening gadis itu dengan lembut dan semakin membuat gadis itu bertambah gugup dengan kelakuannya.
"Aku akan menjagamu dan akan selalu mencintaimu, jika kau mau menerimaku menjadi kekasihmu" ucap Jun.
Tubuh gadis itu semakin membeku ketika mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut Jun. Entah kenapa dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan justruh tubuhnya hampir saja roboh jika saja Jun tidak menangkapnya.

"Rena-chan kau kenapa?" tanya Jun mengalungkan kedua tangannya di pinggang gadis itu.
"Iie, a-aku tidak apa-apa" balas Rena menatapnya.
"Kau mau kan menjadi kekasihku?" tanya Jun mengulang pertanyaannya yang belum Rena balas.
"Aku sangat ingin menjadi kekasihmu, Jun" Jun tersenyum mendengarnya dan mencium kening gadis itu lagi.
"Arigatou, aku juga sangat mencintaimu Rena" balas Jun tersenyum.

***

Miyuki keluar dari villa, ia menemukan Sayaka yang tengah berhadapan dengan Yui dan Paruru di belakang villa itu. Mendesah, ia segera menghampiri mereka. Miyuki yakin, jika Sayaka pasti akan berbuat ulah pada kedua sahabatnya itu.

"Sehari saja, kau tidak menganggu kami, kau bisa tidak?" terdengar suara Paruru yang sangat kesal dengan pemuda itu.
"Memangnya kenapa? Kau juga terlalu bodoh Paruru, bisa-bisanya kau lebih memilih Yui daripada aku, yang jelas-jelas levelnya sangat jauh dari dia" kata Sayaka dengan sombongnya.
"Cih sombong sekali kau. Bahkan, hatimu itu buruk Sayaka. Kau selalu saja, membuat ulah dengan kami" kata Miyuki langsung ketika ia tiba.
"Berani sekali kau kepadaku?" ucap Sayaka kesal.
"Dengan pemuda seperti dirimu, aku tidak akan takut sama sekali" balas Miyuki lagi dengan kesal.

Kedua insan itu saling menatap satu sama lain dengan kesal. Miyuki hanya tidak menyangka, jika pemuda itu benar-benar akan menganggu mereka. Menganggu liburan mereka, dan itu tidak akan pernah ia biarkan sama sekali.
"Yui Paru, sebaiknya kalian pergi saja. Biar aku yang mengurus pemuda ini" kata Miyuki menyuruh.
Menurut, sepasang kekasih itu meninggalkan Miyuki yang tengah memandang Sayaka dengan kesal. Mereka sudah seperti anjing dan kucing bila bertemu dan sampai sekarang pun juga masih tetap berlaku pada hubungan mereka. Entah sampai kapan itu akan berlangsung.

"Bisa tidak jika kau tidak menganggu kami?" kata Miyuki langsung.
"Seharusnya kau yang tidak mengangguku, Miyuki" balas Sayaka dengan kesal.
"Karena kau selalu saja membuat masalah" kata Miyuki lagi.
"Kau memang benar-benar gadis pengganggu" ucap Sayaka membalasnya.
"Kau itu yang pemuda yang penganggu" kata Miyuki tidak kalah geramnya.

Karena tidak ingin terus berdebat dengan gadis itu, akhirnya Sayaka pergi meninggalkan gadis itu yang menatapnya dengan wajah kesal sekaligus marah.
"Benar-benar tidak sopan" ketus Miyuki ketika melihat tingkah pemuda itu yang seenaknya saja meninggalkannya.





To Be Continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar