Kamis, 01 September 2016

Black Roses ╞ Thief (Menyamar)

Title : Black Roses ╞ Thief (Menyamar)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15

Main Cast :
  • Sakurai Reika
  • Ikuta Erika
  • Shiraishi Mai
Other Cast :
  • Nishino Nanase
  • Hashimoto Nanami

Happy Reading All.......


~---0---~


Nanase membuka ransel yang sedari tadi ia pangku. Kemudian, ia mengeluarkan sesuatu dari ransel tersebut. Dia tersenyum melihat benda itu. Benda yang akan di gunakan nantinya untuk mengambil mahkota yang di maksud oleh Erika. Dia dan kedua temannya berada di dalam sebuah helikopter. Mungkin, kendaraan itu memang di beli oleh Reika untuk memudahkan tugas para bawahannya.
Di bawah sana, ada sebuah gurun. Tidak ada apa-apa di sana, selain sebuah kereta yang melintas. Lalu, Shiraishi langsung mendekatinya. Dia tersenyum. Sejenak, dia melihat keluar. Kemudian, dia kembali melihat Nanase yang masih terdiam.

“Nanase, kau lihat ada sebuah kereta di bawah sana?”
“Iya, Shiraishi-san. Memangnya, itu kereta apa? Dan aku baru tahu, jika di gurun ada rel kereta” kata Nanase.
“Itu kereta pribadi milik Ratu Inggris. Mahkota yang di maksud oleh Ikuta-san, ada di dalamnya. Jadi, kau harus mengambilnya”

Nanase berdiri dan memakai tas punggungnya. Wajahnya tampak serius. Sepertinya, ia siap untuk langsung melaksanakan tugas itu.

“Aku siap. Tapi, bagaimana caranya aku turun?” hanya itu yang di pikirkan Nanase.
“Pakai Parasut. Aku selalu menggunakan itu. Jangan takut ketinggian, Nanase. Ketinggian bisa kita lawan. Nikmati saja ketinggian, pasti kau akan terbiasa” kata Shiraishi.
“Baiklah”
“Aku dan Takayama akan menjagamu dari sini. Turunlah dan masuklah ke dalam kereta itu. Lebih baik, jika kau sendiri melakukannya. Apa kau sanggup?”
“Aku sanggup”

***

Nanase akhirnya melakukan apa yang di katakan Shiraishi. Dia langsung meloncat ke bawah dan tentunya menggunakan parasut. Dia memakai pakaian hitam. Kepalanya juga tertutupi. Nanase mendarat tepat di atas kereta itu. Dia langsung melepaskan parasutnya. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari dalam tas miliknya.

“Aku harus bisa mengambilnya” tekadnya.

Di dalam kereta itu, terdapat seorang wanita paruh baya. Dia memakai pakaian berwarna merah muda. Rambutnya pendek sebahu. Dia berjalan dengan sangat anggun, untuk menuju ke sebuah ruangan. Di dalamnya, ada sebuah mahkota emas. Dia memegangnya dan mengangkat mahkota itu. Wanita itu tersenyum. Ruangan itu di jaga oleh dua bodyguard. Kemudian, setelah dia meletakkan kembali mahkota itu. Wanita itu keluar dan berbicara pada dua bodyguardnya.

“Jaga Mahkota itu dengan baik” katanya.
“Baik, Ratu” kata kedua bodyguard itu.

Kemudian, dia pergi meninggalkan kedua bodyguardnya. Lalu, dia duduk sambil meminum teh.

Sementara itu….

“Ratu, ada apa kemari lagi?” kata salah satu bodyguard itu.

Entah kenapa, Ratu kembali lagi ke ruangan itu. Mereka menatap bingung Ratu mereka. Hanya saja, Ratu memberi isyarat diam, kemudian memberi isyarat agar mereka mau membuka pintu. Mereka menurut. Kemudian, membuka pintu itu dan mempersilahkan wanita itu untuk berjalan ke dalam.

“Mahkota yang cantik”

Di luar sana, mereka masih berdiri dan menjaga ruangan itu. Tapi, mereka langsung terkejut, ketika ada seorang wanita yang mirip dengan Ratu yang kembali melewati ruangan itu. Ternyata, Ratu tersebut sedang bermain dengan kedua cucunya.

“Ratu, kau ada di sini? Lalu, siapa yang ada di dalam sana?”
“Maksud kalian?”

Mereka panik. Kemudian, membuka pintu itu dan terlihatlah sebuah bunga mawar hitam. Mereka tidak melihat mahkota Ratu tersebut. Ternyata, mereka cukup lengah. Wanita yang tadi bukanlah Ratu, tapi ada yang menyamar menjadi Ratu. Mereka segera melangkah dan mengejar puncuri tersebut.

Di atas kereta, Nanase melepas penyamarannya. Ia menggunakan topeng yang menyerupai Ratu, jadi tadi tidak ada yang mencurigainya sama sekali. Bahkan, kedua penjaga itu tertipu dengannya. Ketika dia ingin kabur dari kereta, ada beberapa laki-laki yang ternyata naik ke atas kereta. Kemudian, dia memakai kacamatanya. Nanase hanya tidak ingin, jika mereka mengetahui identitasnya. Beruntung, kepalanya tertutup. Mungkin, tidak akan ada yang sadar, jika dia sebenarnya perempuan.

“Duri-duri yang merepotkan” gumamnya menatap mereka dengan tajam.

Salah satu dari mereka langsung menghampirinya, sambil membawa pistol. Beruntung, selain cantik, dia juga pintar. Dia dengan lihai menghindar, dan ketika ada kesempatan, Nanase memukul wajah pria itu. Kemudian, dia menendang pria itu dan membuat pria itu terjatuh dari kereta. Kemudian, dia berbalik dan melihat beberapa pria yang mendekat ke arahnya. Bukan membawa pistol, melainkan mereka membawa sebuah kayu. Ketika salah satu dari mereka hendak memukulnya, Nanase menunduk sedikit sehingga kayu itu tidak terkena kepalanya. Dia lansung memukul dada pria itu dan membuat pria itu mundur. Dia langsung memberi pukulan dan membuatnya terjatuh dari atas kereta. Dan mereka yang hendak ingin menangkapnya, bernasib sama seperti laki-laki yang sebelumnya.

Ikuta-san, aku sudah berhasil membawanya. Aku harap, kau bisa senang menerimanya” katanya sambil tersenyum.

***

Nanami langsung melemparkan sebuah Koran yang baru saja dia baca. Dia benar-benar tidak habis pikir, jika ada pencurian dan lagi-lagi sebuah bunga mawar hitam ada di tempat kejadian. Ia tahu, pasti pencurinya adalah orang yang sama. Tapi, dia hanya tidak habis pikir, jika kali ini pencuri itu dengan berani mengincar mahkota Ratu inggris.

“Siapa sebenarnya dia!” katanya dengan wajah merah karena marah.

Hashimoto Nanami. Walau pun dia polisi yang cerdik dan berkali-kali menangkap para penjahat, tapi kali ini penjahat itu lebih cerdik darinya. Dia bahkan tidak tahu lagi, bagaimana caranya menangkap penjahat itu.

“Mereka benar-benar tidak tahu diri!” katanya marah.

Lalu, dia memutuskan untuk kembali ke kantor. Lebih baik, dia memikirkan caranya di sana, daripada dia berada di rumah dengan pikirannya yang kacau.

“Aku harus bisa menangkap para pencuri itu”

***

Erika menatap mahkota yang sekarang di pegangnya. Dia tersenyum senang, karena Nanase berhasil mengambil mahkota berharga itu. Kemudian, dia duduk dan dia masih memandang mahkota itu. Di sampingnya, ada Nanase, Shiraishi dan Takayama yang menatapnya dengan senyum. Mungkin, karena wakil kapten mereka tengah senang. Erika. Gadis itu memang di takuti oleh ketiga gadis itu dan bawahan Reika lainnya. Dia gadis kedua yang terkuat setelah Reika. Reika adalah kapten mereka.

“Reika pasti senang dengan mahkota ini” katanya sambil tersenyum.
“Kalau begitu, apa kau sudah mempercayaiku, Ikuta-san?” Erika menatap Nanase.
“Aku akui kau memang cerdik dan pintar, Nanase. Aku akan mengandalkan kalian bertiga lain kali”
“Kami sangat siap menerima perintah” kata Shiraishi tersenyum.

Setelah itu, Erika langsung keluar dan masuk ke kamar Reika yang terletak di lantai dua. Dia masuk dan melihat Reika yang tengah berdiri menatap keluar jendela. Dia mendekati gadis itu. Walau bagaimana pun juga, gadis itu pernah menyelamatkan hidupnya. Dia berhutang budi dengan Reika. Hanya dengan ini, dia bisa membalas kebaikan gadis itu. Walau perbuatan mereka sangat salah.

“Reika, lihat ini…” gadis itu menoleh dan melihat mahkota yang di bawa Erika.
“Mahkota yang indah” katanya sambil tersenyum.
“Dengan ini, kau semakin cantik” kata Erika tersenyum.

Reika mengambil mahkota itu, kemudian dia langsung duduk di kasur. Ia teringat sesuatu, kemudian mendongak dan melihat Erika. Erika yang tadinya tampak senang, sekarang berubah heran ketika melihat wajah Reika yang serius.

“Aku belum bisa bahagia, jika Yumi tidak ada di sampingku”
“Tenang Reika. Aku sedang mengusahakannya”
“Cepat temukan dia”
Hai

Reika kemudian bangkit dan berjalan ke arah jendela yang terbuka. Dia menatap dunia luar dari jendela itu.
Pikirannya berbicara sesuatu.

Aku akan mendapatkan barang-barang yang sangat berharga itu. Walau barang itu ada di Negara luar sekali pun.

Kemudian, dia langsung mendongakkan kepalanya. Menatap indahnya langit malam yang begitu indah dengan di temani cahaya bulan dan bintang.


Yumi, aku merindukanmu. Kembalilah kepadaku, aku sangat membutuhkanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar