Title : Black Roses ╞ Thief (Menyamar)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15
Main Cast :
- Sakurai Reika
- Ikuta Erika
- Shiraishi Mai
Other Cast :
- Nishino Nanase
- Hashimoto Nanami
Happy Reading All.......
~---0---~
Nanase
membuka ransel yang sedari tadi ia pangku. Kemudian, ia mengeluarkan sesuatu
dari ransel tersebut. Dia tersenyum melihat benda itu. Benda yang akan di
gunakan nantinya untuk mengambil mahkota yang di maksud oleh Erika. Dia dan
kedua temannya berada di dalam sebuah helikopter. Mungkin, kendaraan itu memang
di beli oleh Reika untuk memudahkan tugas para bawahannya.
Di
bawah sana, ada sebuah gurun. Tidak ada apa-apa di sana, selain sebuah kereta
yang melintas. Lalu, Shiraishi langsung mendekatinya. Dia tersenyum. Sejenak,
dia melihat keluar. Kemudian, dia kembali melihat Nanase yang masih terdiam.
“Nanase,
kau lihat ada sebuah kereta di bawah sana?”
“Iya,
Shiraishi-san. Memangnya, itu kereta
apa? Dan aku baru tahu, jika di gurun ada rel kereta” kata Nanase.
“Itu
kereta pribadi milik Ratu Inggris. Mahkota yang di maksud oleh Ikuta-san, ada di dalamnya. Jadi, kau
harus mengambilnya”
Nanase
berdiri dan memakai tas punggungnya. Wajahnya tampak serius. Sepertinya, ia
siap untuk langsung melaksanakan tugas itu.
“Aku
siap. Tapi, bagaimana caranya aku turun?” hanya itu yang di pikirkan Nanase.
“Pakai
Parasut. Aku selalu menggunakan itu. Jangan takut ketinggian, Nanase.
Ketinggian bisa kita lawan. Nikmati saja ketinggian, pasti kau akan terbiasa”
kata Shiraishi.
“Baiklah”
“Aku
dan Takayama akan menjagamu dari sini. Turunlah dan masuklah ke dalam kereta
itu. Lebih baik, jika kau sendiri melakukannya. Apa kau sanggup?”
“Aku
sanggup”
***
Nanase
akhirnya melakukan apa yang di katakan Shiraishi. Dia langsung meloncat ke
bawah dan tentunya menggunakan parasut. Dia memakai pakaian hitam. Kepalanya
juga tertutupi. Nanase mendarat tepat di atas kereta itu. Dia langsung
melepaskan parasutnya. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari dalam tas miliknya.
“Aku
harus bisa mengambilnya” tekadnya.
Di
dalam kereta itu, terdapat seorang wanita paruh baya. Dia memakai pakaian
berwarna merah muda. Rambutnya pendek sebahu. Dia berjalan dengan sangat
anggun, untuk menuju ke sebuah ruangan. Di dalamnya, ada sebuah mahkota emas.
Dia memegangnya dan mengangkat mahkota itu. Wanita itu tersenyum. Ruangan itu
di jaga oleh dua bodyguard. Kemudian, setelah dia meletakkan kembali mahkota
itu. Wanita itu keluar dan berbicara pada dua bodyguardnya.
“Jaga
Mahkota itu dengan baik” katanya.
“Baik,
Ratu” kata kedua bodyguard itu.
Kemudian,
dia pergi meninggalkan kedua bodyguardnya. Lalu, dia duduk sambil meminum teh.
Sementara
itu….
“Ratu,
ada apa kemari lagi?” kata salah satu bodyguard itu.
Entah
kenapa, Ratu kembali lagi ke ruangan itu. Mereka menatap bingung Ratu mereka.
Hanya saja, Ratu memberi isyarat diam, kemudian memberi isyarat agar mereka mau
membuka pintu. Mereka menurut. Kemudian, membuka pintu itu dan mempersilahkan
wanita itu untuk berjalan ke dalam.
“Mahkota yang cantik”
Di
luar sana, mereka masih berdiri dan menjaga ruangan itu. Tapi, mereka langsung
terkejut, ketika ada seorang wanita yang mirip dengan Ratu yang kembali
melewati ruangan itu. Ternyata, Ratu tersebut sedang bermain dengan kedua
cucunya.
“Ratu,
kau ada di sini? Lalu, siapa yang ada di dalam sana?”
“Maksud
kalian?”
Mereka
panik. Kemudian, membuka pintu itu dan terlihatlah sebuah bunga mawar hitam.
Mereka tidak melihat mahkota Ratu tersebut. Ternyata, mereka cukup lengah.
Wanita yang tadi bukanlah Ratu, tapi ada yang menyamar menjadi Ratu. Mereka
segera melangkah dan mengejar puncuri tersebut.
Di
atas kereta, Nanase melepas penyamarannya. Ia menggunakan topeng yang
menyerupai Ratu, jadi tadi tidak ada yang mencurigainya sama sekali. Bahkan,
kedua penjaga itu tertipu dengannya. Ketika dia ingin kabur dari kereta, ada
beberapa laki-laki yang ternyata naik ke atas kereta. Kemudian, dia memakai
kacamatanya. Nanase hanya tidak ingin, jika mereka mengetahui identitasnya.
Beruntung, kepalanya tertutup. Mungkin, tidak akan ada yang sadar, jika dia
sebenarnya perempuan.
“Duri-duri
yang merepotkan” gumamnya menatap mereka dengan tajam.
Salah
satu dari mereka langsung menghampirinya, sambil membawa pistol. Beruntung,
selain cantik, dia juga pintar. Dia dengan lihai menghindar, dan ketika ada
kesempatan, Nanase memukul wajah pria itu. Kemudian, dia menendang pria itu dan
membuat pria itu terjatuh dari kereta. Kemudian, dia berbalik dan melihat
beberapa pria yang mendekat ke arahnya. Bukan membawa pistol, melainkan mereka
membawa sebuah kayu. Ketika salah satu dari mereka hendak memukulnya, Nanase
menunduk sedikit sehingga kayu itu tidak terkena kepalanya. Dia lansung memukul
dada pria itu dan membuat pria itu mundur. Dia langsung memberi pukulan dan
membuatnya terjatuh dari atas kereta. Dan mereka yang hendak ingin
menangkapnya, bernasib sama seperti laki-laki yang sebelumnya.
“Ikuta-san, aku sudah berhasil
membawanya. Aku harap, kau bisa senang menerimanya” katanya sambil tersenyum.
***
Nanami
langsung melemparkan sebuah Koran yang baru saja dia baca. Dia benar-benar
tidak habis pikir, jika ada pencurian dan lagi-lagi sebuah bunga mawar hitam
ada di tempat kejadian. Ia tahu, pasti pencurinya adalah orang yang sama. Tapi,
dia hanya tidak habis pikir, jika kali ini pencuri itu dengan berani mengincar
mahkota Ratu inggris.
“Siapa
sebenarnya dia!” katanya dengan wajah merah karena marah.
Hashimoto
Nanami. Walau pun dia polisi yang cerdik dan berkali-kali menangkap para
penjahat, tapi kali ini penjahat itu lebih cerdik darinya. Dia bahkan tidak
tahu lagi, bagaimana caranya menangkap penjahat itu.
“Mereka
benar-benar tidak tahu diri!” katanya marah.
Lalu,
dia memutuskan untuk kembali ke kantor. Lebih baik, dia memikirkan caranya di
sana, daripada dia berada di rumah dengan pikirannya yang kacau.
“Aku
harus bisa menangkap para pencuri itu”
***
Erika
menatap mahkota yang sekarang di pegangnya. Dia tersenyum senang, karena Nanase
berhasil mengambil mahkota berharga itu. Kemudian, dia duduk dan dia masih
memandang mahkota itu. Di sampingnya, ada Nanase, Shiraishi dan Takayama yang
menatapnya dengan senyum. Mungkin, karena wakil kapten mereka tengah senang.
Erika. Gadis itu memang di takuti oleh ketiga gadis itu dan bawahan Reika
lainnya. Dia gadis kedua yang terkuat setelah Reika. Reika adalah kapten
mereka.
“Reika
pasti senang dengan mahkota ini” katanya sambil tersenyum.
“Kalau
begitu, apa kau sudah mempercayaiku, Ikuta-san?”
Erika menatap Nanase.
“Aku
akui kau memang cerdik dan pintar, Nanase. Aku akan mengandalkan kalian bertiga
lain kali”
“Kami
sangat siap menerima perintah” kata Shiraishi tersenyum.
Setelah
itu, Erika langsung keluar dan masuk ke kamar Reika yang terletak di lantai
dua. Dia masuk dan melihat Reika yang tengah berdiri menatap keluar jendela.
Dia mendekati gadis itu. Walau bagaimana pun juga, gadis itu pernah
menyelamatkan hidupnya. Dia berhutang budi dengan Reika. Hanya dengan ini, dia
bisa membalas kebaikan gadis itu. Walau perbuatan mereka sangat salah.
“Reika,
lihat ini…” gadis itu menoleh dan melihat mahkota yang di bawa Erika.
“Mahkota
yang indah” katanya sambil tersenyum.
“Dengan
ini, kau semakin cantik” kata Erika tersenyum.
Reika
mengambil mahkota itu, kemudian dia langsung duduk di kasur. Ia teringat
sesuatu, kemudian mendongak dan melihat Erika. Erika yang tadinya tampak senang,
sekarang berubah heran ketika melihat wajah Reika yang serius.
“Aku
belum bisa bahagia, jika Yumi tidak ada di sampingku”
“Tenang
Reika. Aku sedang mengusahakannya”
“Cepat
temukan dia”
“Hai”
Reika
kemudian bangkit dan berjalan ke arah jendela yang terbuka. Dia menatap dunia
luar dari jendela itu.
Pikirannya
berbicara sesuatu.
Aku akan mendapatkan
barang-barang yang sangat berharga itu. Walau barang itu ada di Negara luar
sekali pun.
Kemudian,
dia langsung mendongakkan kepalanya. Menatap indahnya langit malam yang begitu indah
dengan di temani cahaya bulan dan bintang.
Yumi, aku merindukanmu.
Kembalilah kepadaku, aku sangat membutuhkanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar