Sabtu, 10 September 2016

Black Roses ╞ Thief (Bukan Teman, Melainkan musuh)

Title : Black Roses ╞ Thief (Bukan Teman, Melainkan Musuh)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15

Main Cast :
  • Sakurai Reika
  • Ikuta Erika
Other Cast :
  • Nishino Nanase
  • Hashimoto Nanami

Happy Reading All.......



~---0---~



Ada beberapa alasan, kenapa Reika melakukan semua ini. Menjadi seorang gadis yang buruk, dan bahkan mencuri. Reika tidak akan menjadi seperti sekarang ini, jika kejadian masa lalunya tidak terjadi. Mungkin, dia akan menjadi gadis yang baik sampai sekarang. Hanya saja, masa lalunya tidak seindah apa yang pernah ia fikirkan di benaknya. Ketika kecil, dia pernah mendengar cerita tentang seorang pangeran yang akan melamar kekasihnya. Reika ingin menjadi seorang wanita yang menikah dengan seorang pangeran. Tapi, Reika salah.
Bukan kehidupan bahagia yang dia dapat, tapi justruh sebaliknya. Ketika berumur 8 tahun, ayahnya justruh depresi. Perusahaan ayahnya yang dulu berkembang pesat, jutsruh ketika itu menurun drastis. Sebenarnya, Reika tidak mempersalahkan semua itu. Tapi, karena ibunya yang tidak tahan dengan kehidupan mereka, akhirnya meninggalkan Reika dan sang ayah. Satu tahun kemudian, sang ayah yang tidak bisa menyelamatkan keadaan mereka, justruh terus menerus menyiksa putri semata wayangnya. Dan Reika sama sekali tidak bisa menahan semua itu. Dia terlalu menderita.

Dan akhirnya, ketika dia berumur 17 tahun, Reika memutuskan untuk melawan ayahnya. Mungkin, hari itu adalah hari terakhirnya bertemu dengan sang ayah. Impiannya selama ini sudah hancur. Yang tersisa di hatinya adalah kegelapan. Bunga mawar yang dulu tumbuh sebagai anak yang baik, kini berubah menjadi bunga mawar penuh kegelapan. Dia bukan mawar yang baik dan halus lagi, tapi dia adalah bunga mawar hitam yang berduri. Setelah membereskan barangnya dan di masukkan ke dalam tas ransel besar, Reika keluar. Di sana, dia melihat sang ayah. Tapi, dia menghiraukannya.
Ayah langsung menatapnya, ketika dia melewati ayahnya. Sang ayah beranjak dan langsung menghadang jalannya. Reika yang dulunya menatap ayahnya takut, kini dengan berani menatap ayahnya dengan tajam. Dia benar-benar bunga mawar hitam yang berduri. Mungkin, kali ini dia akan bisa menyakiti ayahnya. Membalas semua perlakuan ayahnya yang dulu pernah ayahnya lakukan kepadanya.

“Mau pergi kemana kau?” selidik ayahnya.
“Bukan urusanmu! Kau urusi saja dirimu! Aku sudah lelah ada di rumah yang penuh dengan neraka ini, aku ingin bebas seperti burung” balas Reika tidak kalah ketus.

Ketika Reika ingin melangkah, lengannya dengan cepat di pegang oleh ayahnya. Reika dengan berani menghempaskan pegangan ayahnya. Kemudian, dia mendapatkan tatapan tajam dari sang ayah. Reika tidak takut, justruh dia membalas tatapan tajam itu. Dia benar-benar sangat lelah terus menerus berada di rumah ini. Menurutnya, rumah ini sangat berbeda dengan rumahnya yang dulu. Di sini penuh neraka, dia hanya mendapatkan perlakuan kasar dari orang yang ada di hadapannya. Mungkin, Reika tidak lagi menganggapnya seorang ayah.

“Kau sudah berani ternyata” kata sang ayah.
“Iya! Aku tidak ingin lagi kau jadikan budak, orang tua!” kata Reika menatapnya tajam.

Tangan sang ayah sudah terangkat dan melayangkan ke wajahnya, tapi Reika dengan cepat menahan lengan ayahnya dengan tangan kanannya. Dan untuk pertama kalinya, Reika memukul perut ayahnya. Bahkan, dia dengan berani memukul wajah ayahnya. Lalu, dia menendang perut sang ayah lagi, lagi dan lagi. Reika tidak memberikan kesempatan untuk ayahnya membalas. Kebencian di dalam dirinya, sudah membuatnya buta.

Tidak ada lagi Reika yang selalu mengalah, dia berbah menjadi mawar hitam yang berduri.

Kemudian, dia langsung meninggalkan ayahnya yang terluka parah. Dia bahkan menutup pintu dengan kasar. Reika mengeluarkan mawar hitam dari dalam tasnya. Mawar hitam itu, kini seperti dirinya. Dia tidak akan membiarkan bunga itu layu. Dia akan menjadikan mawar itu sebagai mawar berduri paling menyakitkan dan di takuti oleh orang. Setelah itu, dia mencuri. Hanya pekerjaan itulah yang dia lakukan. Sampai suatu hari, dia bertemu dengan Erika. Menurutnya, Erika sangat cerdik dan sangat di andalkan. Lalu, terbentuklah Black Roses.
Sekumpulan gadis-gadis liar yang tangguh. Dia yang menjadi kapten, lalu Erika wakilnya. Dia juga selalu mengumpulkan gadis-gadis yang bernasib sama seperti dirinya, untuk menjadikan gadis itu salah satu bagian dari Black Roses.

***

Reika mengepalkan kedua tangannya, ketika dia mengingat masa lalunya. Dia benar-benar benci dengan kehidupannya yang dulu. Dia membenci ayahnya yang selalu menyiksanya. Dia juga membenci ibunya yang sudah tega meninggalkannya dengan seorang ayah yang sangat kejam. Dia membenci keluarganya. Dia benar-benar melakukan keinginannya. Bahkan, dia berhasil mengumpulkan gadis-gadis yang mempunyai nasib yang sama seperti dirinya.

“Aku benci mereka! Tapi, aku sangat bersyukur bisa lepas dari lelaki itu.”

Dia berdiri dari duduknya, kemudian keluar dari kamar. Dia sempat berpapasan dengan anak buahnya, dan dia hanya memberi balasan anggukan. Di mata mereka, Reika adalah gadis yang tangguh. Padahal, walau pun dia tangguh, hatinya selalu rapuh. Dia hanya tidak ingin menjadi gadis yang lemah, dia mata anak buahnya.

“Reika, kau ingin kemana?” ketika tiba di luar, Reika bertemu dengan Erika.
“Aku ingin pergi jalan-jalan. Kau jaga di sini saja”
Hai

Erika hanya bisa membiarkan Reika pergi. Erika tahu masa lalu gadis itu. Erika berfikir, jika Reika butuh refresing. Jadi, dia membiarkan Reika pergi. Lagipula, dia sudah terbiasa dengan gadis-gadis yang ada di sana. Erika melihat punggung Reika yang semakin lama semakin menjauh. Setelah bayang-bayang gadis itu sudah tidak terlihat, Erika masuk ke dalam. Perutnya berbunyi, dia sangat ingin sekali makan. Sedari tadi pagi, dia belum makan sama sekali.

Ikuta-san, kapten ingin pergi kemana?” tanya Nanase ketika melihat kepergian Reika tadi.
“Dia memerlukan angin segar, jadi biarkan saja dia sendiri. Lagi pula, dia bisa menjaga diri dengan baik. Kau tidak perlu khawatir”
Hai.”

Walau sebenarnya Nanase masih baru, dia sangat menghormati Reika. Bahkan, Reika yang mengajaknya ke tempat ini. Dia mungkin tidak akan selamat karena Reika. Dan semenjak itu, Nanase ingin melindungi Reika. Dia tidak ingin, Reika terluka. Baginya, Reika adalah orang yang perlu dia lindungi. Nanase tidak akan membiarkan orang lain menyentuh Reika. Walau hanya sehelai rambut pun.

***

Ketika berjalan, Reika hanya menatap lurus ke depan. Dia sama sekali tidak tertarik dengan orang-orang yang di sekitarnya. Wajahnya yang cantik, membuat para pria yang menatapnya langsung jatuh hati. Beberapa dari mereka juga berbisik memuji kecantikannya. Ada juga perempuan yang menatapnya kesal. Reika tidak menghiraukan semua itu. Reika hanya membutuhkan angin segar. Beruntung tidak ada yang tahu siapa dirinya, jadi dia dengan tenang berjalan-jalan di sekitar taman kota.
Tidak sengaja, ada seseorang yang berlari dengan cepat dari belakang. Orang itu menabraknya, hingga membuatnya hampir terjatuh. Dia menatap laki-laki berbadan kurus itu dengan kesal. Kemudian, dia langsung memukul orang itu dengan kesal sambil menghina laki-laki itu. Reika sama sekali tidak mempedulikan orang-orang yang di sekitarnya menatapnya. Dia hanya kesal dan terus memukul laki-laki itu.

“Nona, hentikan!”

Reika berhenti, kemudian dia menoleh dan melihat seorang gadis dengan rambut pendek serta berpakaian polisi menghampirinya. Dia menatap gadis itu kesal. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum melihatnya.

“Kenapa kau menghentikanku?” tanya Reika.
“Dia pencuri yang akan kami tangkap. Terima kasih karena kau sudah mau membantu kami”
“Oh? Pencuri? Tidak masalah”

Gadis berpakaian polisi itu langsung memerintahkan temannya untuk menangkap laki-laki itu. Barang yang ada di tangan laki-laki itu, sekarang sudah ada di tangan pemiliknya. Rupanya, polisi itu mengejar laki-laki itu bersama beberapa orang serta pemilik tas yang di curi oleh laki-laki tadi.

“Sekali lagi terima kasih karena sudah mau membantu kami. Kenalkan, namaku Hashimoto Nanami” kata gadis itu mengulurkan tangannya.
“Sakurai Reika” katanya sambil membalas uluran tangan Nanami dan tersenyum kepadanya.
“Nama yang cantik.”
“Terima kasih.” kata Reika tersenyum.
“Semoga kita bisa menjadi teman”

Reika hanya tersenyum mendengarnya. Lalu, dia ijin untuk pamit pulang. Nanami hanya tersenyum dan mengiyakannya. Reika berbalik dan berjalan menjauhi Nanami. Nanami hanya tidak tahu siapa sebenarnya Reika. Dan dengan polosnya, Nanami justruh mengajaknya berteman. Mungkin, jika dia tahu siapa Reika yang sebenarnya, dia akan terkejut.

“Teman? Tidak, kita bukan teman, Nanami. Melainkan musuh” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar