Title : Black Roses ╞ Thief (Bukan Teman, Melainkan Musuh)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15
Main Cast :
- Sakurai Reika
- Ikuta Erika
Other Cast :
- Nishino Nanase
- Hashimoto Nanami
Happy Reading All.......
~---0---~
Ada
beberapa alasan, kenapa Reika melakukan semua ini. Menjadi seorang gadis yang
buruk, dan bahkan mencuri. Reika tidak akan menjadi seperti sekarang ini, jika
kejadian masa lalunya tidak terjadi. Mungkin, dia akan menjadi gadis yang baik
sampai sekarang. Hanya saja, masa lalunya tidak seindah apa yang pernah ia
fikirkan di benaknya. Ketika kecil, dia pernah mendengar cerita tentang seorang
pangeran yang akan melamar kekasihnya. Reika ingin menjadi seorang wanita yang
menikah dengan seorang pangeran. Tapi, Reika salah.
Bukan
kehidupan bahagia yang dia dapat, tapi justruh sebaliknya. Ketika berumur 8
tahun, ayahnya justruh depresi. Perusahaan ayahnya yang dulu berkembang pesat,
jutsruh ketika itu menurun drastis. Sebenarnya, Reika tidak mempersalahkan
semua itu. Tapi, karena ibunya yang tidak tahan dengan kehidupan mereka,
akhirnya meninggalkan Reika dan sang ayah. Satu tahun kemudian, sang ayah yang
tidak bisa menyelamatkan keadaan mereka, justruh terus menerus menyiksa putri
semata wayangnya. Dan Reika sama sekali tidak bisa menahan semua itu. Dia
terlalu menderita.
Dan
akhirnya, ketika dia berumur 17 tahun, Reika memutuskan untuk melawan ayahnya.
Mungkin, hari itu adalah hari terakhirnya bertemu dengan sang ayah. Impiannya
selama ini sudah hancur. Yang tersisa di hatinya adalah kegelapan. Bunga mawar
yang dulu tumbuh sebagai anak yang baik, kini berubah menjadi bunga mawar penuh
kegelapan. Dia bukan mawar yang baik dan halus lagi, tapi dia adalah bunga
mawar hitam yang berduri. Setelah membereskan barangnya dan di masukkan ke
dalam tas ransel besar, Reika keluar. Di sana, dia melihat sang ayah. Tapi, dia
menghiraukannya.
Ayah
langsung menatapnya, ketika dia melewati ayahnya. Sang ayah beranjak dan
langsung menghadang jalannya. Reika yang dulunya menatap ayahnya takut, kini
dengan berani menatap ayahnya dengan tajam. Dia benar-benar bunga mawar hitam
yang berduri. Mungkin, kali ini dia akan bisa menyakiti ayahnya. Membalas semua
perlakuan ayahnya yang dulu pernah ayahnya lakukan kepadanya.
“Mau
pergi kemana kau?” selidik ayahnya.
“Bukan
urusanmu! Kau urusi saja dirimu! Aku sudah lelah ada di rumah yang penuh dengan
neraka ini, aku ingin bebas seperti burung” balas Reika tidak kalah ketus.
Ketika
Reika ingin melangkah, lengannya dengan cepat di pegang oleh ayahnya. Reika
dengan berani menghempaskan pegangan ayahnya. Kemudian, dia mendapatkan tatapan
tajam dari sang ayah. Reika tidak takut, justruh dia membalas tatapan tajam
itu. Dia benar-benar sangat lelah terus menerus berada di rumah ini.
Menurutnya, rumah ini sangat berbeda dengan rumahnya yang dulu. Di sini penuh
neraka, dia hanya mendapatkan perlakuan kasar dari orang yang ada di
hadapannya. Mungkin, Reika tidak lagi menganggapnya seorang ayah.
“Kau
sudah berani ternyata” kata sang ayah.
“Iya!
Aku tidak ingin lagi kau jadikan budak, orang tua!” kata Reika menatapnya
tajam.
Tangan
sang ayah sudah terangkat dan melayangkan ke wajahnya, tapi Reika dengan cepat
menahan lengan ayahnya dengan tangan kanannya. Dan untuk pertama kalinya, Reika
memukul perut ayahnya. Bahkan, dia dengan berani memukul wajah ayahnya. Lalu,
dia menendang perut sang ayah lagi, lagi dan lagi. Reika tidak memberikan
kesempatan untuk ayahnya membalas. Kebencian di dalam dirinya, sudah membuatnya
buta.
Tidak
ada lagi Reika yang selalu mengalah, dia berbah menjadi mawar hitam yang
berduri.
Kemudian,
dia langsung meninggalkan ayahnya yang terluka parah. Dia bahkan menutup pintu
dengan kasar. Reika mengeluarkan mawar hitam dari dalam tasnya. Mawar hitam
itu, kini seperti dirinya. Dia tidak akan membiarkan bunga itu layu. Dia akan
menjadikan mawar itu sebagai mawar berduri paling menyakitkan dan di takuti
oleh orang. Setelah itu, dia mencuri. Hanya pekerjaan itulah yang dia lakukan.
Sampai suatu hari, dia bertemu dengan Erika. Menurutnya, Erika sangat cerdik
dan sangat di andalkan. Lalu, terbentuklah Black
Roses.
Sekumpulan
gadis-gadis liar yang tangguh. Dia yang menjadi kapten, lalu Erika wakilnya.
Dia juga selalu mengumpulkan gadis-gadis yang bernasib sama seperti dirinya,
untuk menjadikan gadis itu salah satu bagian dari Black Roses.
***
Reika
mengepalkan kedua tangannya, ketika dia mengingat masa lalunya. Dia benar-benar
benci dengan kehidupannya yang dulu. Dia membenci ayahnya yang selalu
menyiksanya. Dia juga membenci ibunya yang sudah tega meninggalkannya dengan
seorang ayah yang sangat kejam. Dia membenci keluarganya. Dia benar-benar
melakukan keinginannya. Bahkan, dia berhasil mengumpulkan gadis-gadis yang
mempunyai nasib yang sama seperti dirinya.
“Aku
benci mereka! Tapi, aku sangat bersyukur bisa lepas dari lelaki itu.”
Dia
berdiri dari duduknya, kemudian keluar dari kamar. Dia sempat berpapasan dengan
anak buahnya, dan dia hanya memberi balasan anggukan. Di mata mereka, Reika
adalah gadis yang tangguh. Padahal, walau pun dia tangguh, hatinya selalu
rapuh. Dia hanya tidak ingin menjadi gadis yang lemah, dia mata anak buahnya.
“Reika,
kau ingin kemana?” ketika tiba di luar, Reika bertemu dengan Erika.
“Aku
ingin pergi jalan-jalan. Kau jaga di sini saja”
“Hai”
Erika
hanya bisa membiarkan Reika pergi. Erika tahu masa lalu gadis itu. Erika
berfikir, jika Reika butuh refresing.
Jadi, dia membiarkan Reika pergi. Lagipula, dia sudah terbiasa dengan
gadis-gadis yang ada di sana. Erika melihat punggung Reika yang semakin lama
semakin menjauh. Setelah bayang-bayang gadis itu sudah tidak terlihat, Erika
masuk ke dalam. Perutnya berbunyi, dia sangat ingin sekali makan. Sedari tadi
pagi, dia belum makan sama sekali.
“Ikuta-san, kapten ingin pergi kemana?”
tanya Nanase ketika melihat kepergian Reika tadi.
“Dia
memerlukan angin segar, jadi biarkan saja dia sendiri. Lagi pula, dia bisa
menjaga diri dengan baik. Kau tidak perlu khawatir”
“Hai.”
Walau
sebenarnya Nanase masih baru, dia sangat menghormati Reika. Bahkan, Reika yang
mengajaknya ke tempat ini. Dia mungkin tidak akan selamat karena Reika. Dan
semenjak itu, Nanase ingin melindungi Reika. Dia tidak ingin, Reika terluka.
Baginya, Reika adalah orang yang perlu dia lindungi. Nanase tidak akan
membiarkan orang lain menyentuh Reika. Walau hanya sehelai rambut pun.
***
Ketika
berjalan, Reika hanya menatap lurus ke depan. Dia sama sekali tidak tertarik
dengan orang-orang yang di sekitarnya. Wajahnya yang cantik, membuat para pria
yang menatapnya langsung jatuh hati. Beberapa dari mereka juga berbisik memuji
kecantikannya. Ada juga perempuan yang menatapnya kesal. Reika tidak
menghiraukan semua itu. Reika hanya membutuhkan angin segar. Beruntung tidak
ada yang tahu siapa dirinya, jadi dia dengan tenang berjalan-jalan di sekitar
taman kota.
Tidak
sengaja, ada seseorang yang berlari dengan cepat dari belakang. Orang itu
menabraknya, hingga membuatnya hampir terjatuh. Dia menatap laki-laki berbadan
kurus itu dengan kesal. Kemudian, dia langsung memukul orang itu dengan kesal
sambil menghina laki-laki itu. Reika sama sekali tidak mempedulikan orang-orang
yang di sekitarnya menatapnya. Dia hanya kesal dan terus memukul laki-laki itu.
“Nona,
hentikan!”
Reika
berhenti, kemudian dia menoleh dan melihat seorang gadis dengan rambut pendek
serta berpakaian polisi menghampirinya. Dia menatap gadis itu kesal. Sedangkan
gadis itu hanya tersenyum melihatnya.
“Kenapa
kau menghentikanku?” tanya Reika.
“Dia
pencuri yang akan kami tangkap. Terima kasih karena kau sudah mau membantu
kami”
“Oh?
Pencuri? Tidak masalah”
Gadis
berpakaian polisi itu langsung memerintahkan temannya untuk menangkap laki-laki
itu. Barang yang ada di tangan laki-laki itu, sekarang sudah ada di tangan
pemiliknya. Rupanya, polisi itu mengejar laki-laki itu bersama beberapa orang
serta pemilik tas yang di curi oleh laki-laki tadi.
“Sekali
lagi terima kasih karena sudah mau membantu kami. Kenalkan, namaku Hashimoto
Nanami” kata gadis itu mengulurkan tangannya.
“Sakurai
Reika” katanya sambil membalas uluran tangan Nanami dan tersenyum kepadanya.
“Nama
yang cantik.”
“Terima
kasih.” kata Reika tersenyum.
“Semoga
kita bisa menjadi teman”
Reika
hanya tersenyum mendengarnya. Lalu, dia ijin untuk pamit pulang. Nanami hanya
tersenyum dan mengiyakannya. Reika berbalik dan berjalan menjauhi Nanami.
Nanami hanya tidak tahu siapa sebenarnya Reika. Dan dengan polosnya, Nanami
justruh mengajaknya berteman. Mungkin, jika dia tahu siapa Reika yang
sebenarnya, dia akan terkejut.
“Teman?
Tidak, kita bukan teman, Nanami. Melainkan musuh”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar