Sabtu, 30 Juli 2016

Yui X Paru (Chapter 03)

Title : Yui X Paru (Chapter 03)
Author : Rena-chan
Genre : Sad, Love, Gender Bender PG 13

Main Cast :
  • Oshima Yuiichi
  • Matsui Haruka
Other Cast :
  • Jonishi Keiichi
  • Yamamoto Syata

Sory untuk Typo yang bertebaran dan cerita yang gaje Huft... Author masih bener-bener amatir

Happy Reading All......


~---0---~



Hati dan cinta mungkin akan selalu bersama. Di saat kita sedang sedih, dia akan kembali kepada kita. Hati juga bisa saja hancur dalam sekejap. Hati tidak bisa berbohong tentang perasaan cinta. Dan cinta juga akan membutuhkan pengorbanan yang besar, termasuk merelakan nyawa kita sendiri. Mungkin itulah yang di pikirkan setiap insan manusia.

***

Hari ini Yui kembali berjalan-jalan, dia sangat ingin melihat Paruru lagi. Dalam satu minggu ini, dia sudah menjadi sahabat dari artis besar itu. Dan itu sangat membuatnya bahagia. Dia sangat bahagia dan ia tidak ingin itu semua berhenti.
Yui berjalan sambil melihat ke arah kanan dan kirinya. Dia melihat seorang gadis yang masuk ke dalam sebuah gedung. Ia tersenyum. Itu adalah Paruru. Gadis yang sangat ia cintai dan selama ini menemani harinya.

Dia mencoba mendekati gadis itu. Namun, ketika dia ingin menyapa Paruru, justruh Paruru terus berjalan dan melangkah lagi. Ia sedikit heran, dan kemudian ia mengikuti gadis itu kembali.
Dia kehilangan jejak. Namun, ia masuk ke sebuah ruang yang sama sekali tidak ia tahu, ruang apa itu dan ada jendela kecil yang terletak di atas. Dan di samping ruangan, ia mendengar suara dari dua orang yang tengah berdebat. Karena penasaran, ia naik dan melihat melwati jendela. Dia melihat Paruru dan seorang pemuda yang ia ketahui bernama Yamamoto Syata. Seorang Sutrada terkenal. Yui mendengarkan mereka bicara.

“Lihatlah berita ini, Syata. Di dalam situ, tertulis jika kau akan menikahi Miyuki. Anak dari salah satu perusahaan TV terkenal. Dan kau akan mendapatkan hadiah studio sebagai kado pernikahan. Iya, kan?” terdengar suara Paruru dan kedua mata gadis itu memerah.
“Ya Tuhan, semua ini sampah, Paru.” Kata pemuda itu kepadanya.
“Lalu semua ini apa maksudnya?” Paruru kembali bertanya.
“Kau akan mendengar gossip ini setiap hari. Kau tahu kenapa? Karena kita akan membuat hal yang terhebat. Film terhamal yang pernah di buat di Jepang” kata Syata lagi.
“Syata”
“YuiParu! Aku produsernya dan kau bintangnya. Ayah Miyuki yang membuat semua ini, mungkin. Paru, ayah Miyuki sudah berkorban banyak untuk proyek ini. Jadi, berhentilah bersikap anak-anak, dan kembalilah syuting. Menunda syuting itu, sama saja bisnis buruk” kata Syata lagi.
“Kau selalu memikirkan bisnis. Itukah alasanmu menikahi anak tuan Watanabe? Tapi, bagaimana bisa kau melukai pernikahan ini, Syata? Kau sudah menikah, dan itu denganku, Syata”

Yui sama sekali benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang ini. Paru? Gadis itu ternyata sudah menikah dengan sutradara terkenal itu? Itu seperti mimpi buruk baginya.
Gadis impian kini, sudah menjadi milik orang lain. Jadi, itu juga alasan kenapa Paru menolaknya waktu itu? Lantaran karena dia sudah menikah dengan pemuda bermarga Yamamoto itu? Tuhan, andai ini semua mimpi, bangunkan aku, Tuhan. Kedua matanya memerah dan masih belum bisa mempercayai semua itu.

“Paru, tolong, diamlah,” kata Syata kesal dengan gadis itu, “bagaimana jika ada yang dengar? Ku mohon, cobalah mengerti, Paru”
“Kenapa kau tidak mengerti, Syata? Kita sudah menikah selama 2 tahun, dan aku belum bisa di akui sebagai istrimu di depan semua orang. Aku tak peduli apa-apa lagi, tidak peduli dengan pengorbanan ayah Miyuki, yang aku pedulikan hanyalah bisa di akui sebagai istrimu”
Really? Biarkan aku memberi tahumu, Paru. Hari di saat kau melangkahkan kaki keluar rumah sebagai istriku, YuiParu akan berakhir! Karena tak akan ada yang menginventasikan dalam film yang pemeran wanitanya sudah menikah! Semuanya akan hancur! Bukan hanya karirmu, tapi masa depanku juga!”
“Kaulah masa depanku, Syata. Aku ini istrimu. Kau harus menerimaku di depan seluruh dunia. Inilah yang akan memberikanku kebahagiaan”

Yui sudah meneteskan air matanya kembali. Dadanya sangat sesak, impiannya hancur. Dan sekarang, dia harus melihat Paru yang berusaha mati-matian untuk di akui suaminya sendiri. Tapi, hatinya sangat parah sekarang ini.
Dan kenapa juga dia sendiri tidak sadar, jika Paruru sudah menikah? Pernikahan mereka terlalu di tutupi, sehingga dia sendiri juga tidak tahu, bahwa wanita itu sudah menikah dengan Syata.

“Dan sekarang, aku ingin membuat pilihan itu. Bukankah aku pantas bahagia?”
“Kegilaan macam apa ini, Paru? Kau akan bermain di film YuiParu, dan setelah itu selesai. Kita akan memberi tahu semuanya, ok?” kata pemuda itu lagi tanpa melihat ke arah Paru. Posisinya membelakangi Paru.
“Tapi ini akan sangat terlambat kalau nanti, Syata” kata Paru yang membuat Syata bingung.
“Maksudmu?” Syata menoleh ke arahnya.
“”Maksudku aku hamil, Syata,” kata Paru lagi, “sebentar lagi, kau akan menjadi seorang ayah”

Seperti terkena pisau belati, Yui benar-benar sangat kesakitan sekarang. Hatinya seperti tersayat. Dan apa ia harus kembali mendengar semua itu lagi? Paru, gadis itu sudah hamil sekarang.

Oh tuhan, bangunkan aku dari mimpi buruk ini.

Yui sakit. Paru, gadis itu sudah hamil. Ia menangis tanpa bersuara, dan masih tetap melihat ke arah gadis itu. Gadis yang sangat ia cintai. Mungkin, ini semua sudah menjadi takdir yang kuasa.

“Apa? Kau hamil? Kenapa kau tidak memberitahu ini lebih awal?” mereka saling mendekat.
“Sungguh, Syata. Tentu saja” kata Paru lagi.

Syata tersenyum, ia memeluk tubuh gadis itu. Dan sekarang yang di lihat Yui, adalah sepasang suami istri yang saling bahagia. Dia menolehkan pandangannya. Dia langsung melangkah keluar dan pergi.
Dalam perjalanan, ia sama sekali tidak menghiraukan siapapun. Hatinya sangat sakit. Bahkan, hujan pun sama sekali tidak ia hiraukan. Biarlah, air hujan dan air matanya menyatu. Sehingga tidak akan ada orang yang curiga.

Dan di rumah ia melihat ponselnya. Di sana ia melihat wajah Paru yang tertera di layar ponselnya. Waktu itu, dia dan Paru sama-sama saling bahagia menjadi sahabat dan mengabadikan keceriaan mereka lewat ponsel.

“Jangan pernah berfikir, jika kau sudah menyikitku, Paru. Aku bahagia jika kau bahagia”

Walau dia berkata seperti itu, tapi hatinya tidak bisa berbohong. Dia sangat sakit sekali, apalagi ketika dia mendengar Paruru yang sekarang hamil. Anak darinya dan juga Syata. Jantungnya masih berdebar kencang, ketika mengingat semua kejadian itu. Hanya dirinya yang tahu, tanpa ada orang lain yang ada di sana waktu itu.

“Kali ini aku akan membiarkan Syata pergi hanya karenamu, tapi jika nanti aku bertemu dengannya lagi di kehidupan mendatang, lebih baik dia berhati-hati. Ingat itu!” Yui menghapus air matanya yang sudah mengalir di pipinya.
“Hey, ku harap kau tidak pernah bosan. Arigatou, karena kau sudah mau menjadi sahabatku”

Kei datang dan dia tahu apa yang tengah terjadi pada sahabatnya itu. Dia memeluk Yui dan mencoba menenangkan sahabatnya itu. Yui butuh teman seperti dirinya, untuk menghilangkan rasa sedihnya.

***

Berhari-hari terus seperti itu, dia juga menghindari Paruru. Dia hanya tidak mau bertambha sakit, Karena paruru. Jika semua itu terjadi, dia akan kembali teringat kejadian waktu itu dan dia kembali bersedih.
Sungguh menyakitkan.

Dan entah kenapa, sekarang dia berjalan di sekitar studia syuting YuiParu. Dia melihat gedung studio itu. Tempat di mana ia mengetahui semuanya. Mengetahui rahasia Paru dan Syata. Di tangannya ada sebuah bola yang di dalamnya terdapat pria dan wanita yang tengah berdansa. Kado dari Paru waktu itu. Tanda persahabatan dari Paru untuknya.
Tak lama, sebuah mobil berhenti. Mobil Syata. Di dalamnya, dia bersama Paru. Mungkin, untuk menengok studio syuting mereka. Yui hanya bisa melihat kebahagiaan gadis itu yang tersenyum lebar bersama suaminya. Kedua keluar dan Syata membawa Paru masuk ke studio YuiParu.

“Syata, kemana kau akan membawaku? Aku tidak ingin melihat tempat apapun!”
“Kau bahkan tak mau melihat tempat pernikahanmu” kata Syata membalas.
“Benarkah?”

Ruangan itu gelap, tapi kemudian lampu-lampu menyala, karena Syata yang menghidupkan saklar lampu ruangan itu. Ruangan itu sangat luas dan sangat indah, di sana ada dua tangga. Satu ke sisi kanan dan satu di sisi kiri. Bahkan, gayanya sudah sangat modern. Sungguh, Paru sangat menyukai ruangan ini.

“Ini sangat indah, Syata” kata Paruru tersenyum.
“Ayo! Ini latar luar biasa untuk ‘YuiParu’! Film dengan latar terbesar dan termegah di Jepang”

Benar, latar itu memang sangat luas dan megah. Bahkan, jika kau melihatnya, kau akan terpesona dengan latar itu. Lampu-lampu yang bercahaya, menambah kesan keindahan di dalam sana.

“Tapi, tak akan terjadi syuting di sini,” kata Syata, “bahkan sebetulnya, kita akan membongkar latar ini beberapa hari lagi. Karena aku hanya akan membuat film ini untukmu. Dan tak seorang pun yang bisa menggantikanmu, Paru”
“Syata”
“Tapi, sebelum menghancurkan latar ini, kita akan mengadakan pesta besar, pesta pernikahan kita” Yui yang mendengarnya dari luar, hanya bisa menahan tangisnya.
“Benarkah, Syata?”
Of course. Para tamu kita akan tiba lewat jalur ini, berjalan di atas karpet merah. Dan di sana, kita akan mengundang 40 orkestra. Untuk memainkan lagu-lagu favoritmu” Syata menunjuk ke atas.
“Dan tepat di bawah lampu gantung ini, kita akan mengucapkan janji sehidup semati dan menikah, di hadapan semua orang” mereka berdiri tepat di bawah lampu gantung yang di tunjuk Syata.
“Aku tidak bisa mempercayainya,” kata Paru kagum, “Aku bahkan tidak pernah berfikir, jika kau sangat mencintaiku, aku minta maaf, karena aku tidak percaya denganmu”

Paruru memeluk tubuh pemuda itu dengan erat dan tersenyum bahagia, sedangkan Syata hanya bisa membalasnya. Sedangkan Yui, dia melangkah menjauhi gedung itu.

Iie! Maafkan aku juga, karena sudah membuatmu percaya kepadaku, Paru,” Paru tak mengerti semua itu, “jika kau tidak percaya, maka aku tak memiliki mimpi yang begitu besar. Tapi, aku sudah mendapatkannya”

Paru mencoba melepaskan pelukan pemuda itu. Mereka melepas pelukan mereka, dan Syata memegang erat tangan Paru, “Aku bermimpi menjadi produser besar dan paling hebat dalam industri ini. Dan sekarang, mimpi ini begitu besar, hingga aku bisa menghancurkan kepercayaamu, namun aku tak bisa menghancurkan mimpi ini!” Syata memegang erat kedua lengan gadis itu.
“Kau menyakitiku, Syata!”
“NO! Kau yang menyikitiku. Apa kau pernah memikirkannya? Jelas tidak, Paru! Mengapa kau melakukan semua ini? Semuanya akan menjadi sempurna. Kita akan mendapatkan uang Watanabe! Kau akan menjadi bintang film di India dan aku produser, tapi tidak…”

Paruru meringis kesakitan, ketika pemuda itu mencengkram erat kedua lengannya. Ia sama sekali tidak percaya pada pemuda itu sekarang ini. Apa yang akan pemuda itu perbuat kepadanya?

“…kau hanya ingin menjadi istriku dan menghancurkan segalanya! Tapi sekarang, dengarkan aku! Aku tak bisa menikahimu! Dan aku tak bisa mengembalikan uang Watanabe. Sekarang, hanya ada satu jalan keluar” Syata mendorong Paru hingga terjatuh.
“Syata”
“Karena kau, dan keindahan latar ini akan di musnahkan!”
“Aku minta maaf, Syata”
“Sungguh memalukan! Dan aku sudah mempersiapkan untuk membakarnya. Tapi, tempat ini tidak akan di bakar sendiri! Alasan atas kehancurannya juga akan terbakar bersamanya! Yaitu Kau, Paru”

Tentu saja Paru terkejut, ia akan di bakar di tempat ini oleh pemuda bajingan itu. Dan sialnya, ia tengah mengandung anak dari pemuda itu. Dimana pikiran pemuda itu? Kenapa tega membunuh istri dan calon anaknya sendiri? Keterlaluan.

“Aku minta maaf, Paru. Tapi aku pikir, ini cukup adil” Syata mengambil sesuatu dari sakunya. Ia menunjukan korek api yang sudah menyala, dan tentu saja Paru bertambah terkejut sekaligus takut.
“Jangan Syata! Jangan!”

Ia menjatuhkan api itu dan api sudah merambat ke arah Paru. Paru mencoba menghindari api itu. Sedangkan Syata, melangkah keluar meninggalkan gadis malang itu yang ketakutan dan memanggil namanya. Sialnya, Syata mengunci Paru di sana. Dan kemudian pergi menggunakan mobilnya.

***

Yui masih di sekitar studio itu. Dia melihat Paru yang mencoba untuk keluar, sementara Syata pergi meninggalkan gadis itu. Dia mencoba menolong gadis itu, namun ketika dia mencoba membuka pintunya, dia harus terkena pukulan dari orang-orang suruhan Syata.
Ia berusaha untuk membalasnya, setelah itu kembali melihat Paru yang melihatnya dengan sedih. Paru bisa melihat pemuda itu yang sekarang mengeluarkan banyak darah.

Akhirnya, Yui terkapar tidak berdaya sementara orang-orang itu pergi meninggalkannya. Yui mencoba bangun dan melihat Paru, ternyata Paru kembali masuk ke dalam. Ia mengambil batu yang besar dan memecahkan kaca.
Dia masuk dan meneriaki nama Paru. Ia harus bisa menyelamatkan gadis yang sangat ia cintai, walau pun dia harus mengorbankan nyawanya demi gadis itu.

“Paru!” teriaknya. Dan dia bisa mendengar Paru yang juga meneriaki namanya. Apalagi, api sudah semakin membesar sekarang.
“Yui, tasukete” kata Paruru berteriak.

Yui mencoba kembali berjalan dan mencoba menghidari api. Wajahnya yang terluka dan badannya yang juga terluka, sama sekali ia hiraukan.

“Paru!”
“Yui, aku di sini”

Yui menolehkan pandangannya. Dia melihat Paru yang berdiri di tangga. Paru mencoba menghindari api dan terus turun dari tangga. Mata gadis itu memerah dan berair, namun bibirnya tersenyum ketika melihat Yui. Keduanya sama-sama mengulurkan tangan, walau jarak mereka sedikit jauh.

Sial. Api itu merambat ke arah sebuah tabung yang mungkin isinya adalah minyak. Dan Yui masih terus berjalan untuk mendekati Paru. Mereka sama-sama mendekat…

Tapi…
Duar!!!

Yui terlempar keluar dan memecahkan jendela. Ia terlempar ke jalan. Sedangkan Paru, entah bagaimana nasib gadis itu.
Yui melihat gedung itu yang sekarang kembali meledak. Ia menatap tidak percaya dan menggelengkan kepalanya. Sementara tubuhnya, penuh dengan darah yang sudah mengotori pakaiannya.

“Paru”

Sebelum ia berjalan, ia harus terkejut ketika mendengar sebuah suara. Ia menoleh dan melihat sebuah cahaya yang menyilaukan kedua matanya. Mobil itu semakin mendekat dan mengenai tubuhnya yang memang sudah terluka cukup parah.

Seorang pemuda keluar dari mobil itu dan berjalan menghampirinya yang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri.

“Ya tuhan, aku sudah mencelakainya” akhirnya, dia membawa Yui ke dalam mobil. Sebenarnya, dia memang ingin ke rumah sakit, karena istrinya yang akan melahirkan.

***

Sementara Yui di bawa ke ruang rawat, istri laki-laki itu di bawa ke ruang persalinan. Yui di periksa oleh dokter. Para petuga itu berjuang untuk menolongnya, walau Yui sudah sangat terluka parah.
Sementara laki-laki tadi, yang bernama Yokoyama Kai tengah menunggu istrinya di luar ruang persalinan. Tak lama, ia mendengar suara bayi. Ia tersenyum.

Hanya saja senyuman itu hanya sebentar ia tunjukan, ia harus menoleh ketika ada yang memanggil namanya. Orang itu memberi isyarat untuk mendekat. Kai mendekat dan kemudian, mereka berbicara sebentar dan pergi.
Seorang dokter berdiri di salah satu ruang rawat. Raut wajahnya gelisah. Kai tahu, dokter itu adalah dokter yang menangani pemuda yang ia tabrak tadi. Apa yang terjadi pada pemuda itu?

Sensei
“Tuan Yokoyama, aku takut, jika ini adalah kabar buruk, bahwa laki-laki yang kau bawa tidak bisa kami selamatkan. Dia sudah mati”
“Ya Tuhan. Sekarang bagaimana Natsuo?”
“Jangan khawatir tuan, ini kecelakaan. Dokter itu bilang, laki-laki itu sudah hampir mati dan terluka bahkan sebelum kecelakaan” kata Natsuo membalas. Orang kepercayaan Kai.
“Tapi Natsuo, bagaimana dengan keluarganya?” Kai masih gugup dan gelisah.
“Jangan khawatir, tuan. Aku ini sekrestarismu sekaligus orang yang kau percaya. Aku akan mengurus semua ini

Setelah itu Natsuo berbicara sebentar pada dokter rumah sakit, dan kemudian tubuh Yui akan di urus di rumah sakit. Tentu saja, Natsuo masih akan mengurusnya. Sampai Yui benar-benar di makamkan.

Mungkin, inilah takdirnya, karena dia harus menyelamatkan orang yang sangat ia cintai. Tuhan mengambilnya dan mengambil gadis yang ia sayangi. Bahkan, orang yang berbuat semua ini masih lepas di luar sana.

Ini bukan akhir, melainkan adalah awal penderitaan Syata. Suatu hari nanti, dia akan mendapat hukumannya, karena sudah membunuh dua orang itu. Entah itu kapan, tapi senyuman Syata akan berakhir suatu saat nanti.



To Be Continued.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar