Rabu, 20 Juli 2016

Oneshoot You're Mine (YuiParu)

Title : Oneshoot You're Mine (YuiParu)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, Love, Roman 18 +

Main cast :
  • Shimazaki Haruka
  • Yokoyama Yui
Warning!! Ada adegan 18 tahun ke atas, bagi yang di bawah umur jangan baca. Tapi, aku gak yakin kalau kalian mau nurut. Jadi, aku harap kalian itu bisa sadar diri. Ehm... pertama-tama, aku cuma mau bilang sama kalian baca basmalah dulu, kemudian akhiri dengan istighfar. hehe....

Happy Reading All....



~---0---~



Melihatnya dari jauh seperti ini, memang sangat menyakitkan. Apalagi, jika dia di goda oleh gadis lain. Aku benar-benar tidak bisa melihat semua itu. Kemana dia yang dulu? Apa aku harus menemuinya secara langsung?
Tapi, siapalah aku ini? Kami hanya berhubungan gelap. Tidak ada yang mengetahui hubungan kami. Aku dan dia sangat jauh berbeda. Dia dari keluarga terpandang, sedangkan aku? Aku hanya gadis miskin.

Aku melihatnya yang sekarang tengah berjalan dengan langkah mantap. Kedua matanya, entah kenapa aku merasa, dia sedang menatapku. Dengan sangat dalam.
Benar bukan? Dia berhenti tepat di depanku. Dia hanya tersenyum manis kepadaku. Kemudian, ia berkata. Sangat pelan.

You’re Mine, Paru” kemudian, ia langsung melangkah melewati aku begitu saja.
You’re Mine? Apa maksudnya?” tanyaku penuh tanda tanya.

Apa dia ingin menjadikan aku miliknya? Tapi, aku dan dia hanya berhubungan tanpa sepengetahuan orang lain. Bahkan, aku hanya gadis miskin yang tidak pantas untuknya. Dan apa yang harus aku lakukan?
Aku memang mencintainya. Dan kenapa aku dan dia berhubungan seperti ini? Itu karena dulu, dia sudah mengetahui semua identitasku. Bahkan, dia bisa membongkar rahasia yang aku miliki tentang keluargaku. Dan aku tidak mau itu terjadi. Maka dari itu, aku menuruti kemauannya.

Ayahku dulu pernah menjual minuman keras, atau bahkan hal yang sangat buruk. Dan ibuku, dia mengalami nasib yang sangat jelek. Kalian tidak perlu tahu. Aku sangat malu mengatakannya.
Dan dia mengetahui semuanya. Maka dari itu, aku memintanya untuk jangan bilang pada siapa-siapa. Dan justruh, dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Bukan, lebih tepatnya kita berhubungan tanpa status.

Dia selalu saja menganggapku seperti perempuan malam. Tapi, berjalannya waktu, aku justruh mencintainya. Aku sudah berusaha membuang perasaan itu, namun aku tidak bisa. Sangat sulit.
Dia yang pertama menyentuhku. Dia juga yang pertama kali bersetubuh denganku. Dia sudah mencurinya dariku. Hanya saja, aku masih belum bisa menerima perlakuan itu. Tapi, semua itu sudah berbeda. Ketika aku jatuh hati dengannya.

***

Aku masuk ke ruang UKS. Kepalaku sangat sakit, maka dari itu aku pergi saja kemari. Hanya untuk istirahat dan meminum obat. Supaya aku bisa cepat sembuh dan menjalani aktifitasku seperti biasa.
“Kau kenapa?”
Suara berat yang memecah keheningan itu, membuatku harus menoleh ke arah pemilik suara. Pemuda tampan yang selama ini menemani malamku, ada di hadapanku sekarang. Entah kenapa, aku sangat menyukai kedatangannya.

“Aku hanya sedikit pusing” suaraku keluar untuk membalas pertanyaannya.
“Jangan sakit, aku masih membutuhkanmu” aku mengangguk kecil.
“Jangan khawatir. Aku pasti akan baik-baik saja” dia mengangguk.

Aku melihatnya yang mendekat ke arahku. Dia memegang pinggangku erat. Bahkan, senyuman manisnya masih terpampang di bibirnya. Bibir itu, bibir yang pertama kali bersentuhan dengan bibirku. Dengan tubuhku.
Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Bibirnya kembali menyentuh bibirku. Aku merasakan lembutnya bibirnya yang sekarang melumatku dengan lembut. Tangan kanannya naik dan menekan kepalaku. Sehingga ciuman kami semakin dalam.

Tapi, aku masih sadar. Aku tidak ingin ada yang melihat kami melakukan semua ini. Aku mendorongnya sekuat tenaga. Dia melepaskan ciuman kami dengan terpaksa. Menatapku dengan kedua mata hitamnya. Dia terheran.

“Kenapa kau menciumku di sini, Yuu-kun?”
“Aku menginginkanmu. Sudah lebih dari satu minggu kita tidak lagi berhubungan, aku merindukanmu”
“Tapi tidak di sini, Yuu-kun
“Ayolah paru, aku merindukanmu” ucapannya yang terbilang menggoda itu, langsung membuatku merinding.
“Tidak. Jangan di sini”
“Ehm… baiklah, nanti malam kau apartemenku saja, ya? Aku merindukanmu” aku mengangguk begitu saja. Jujur, aku juga sangat merindukan belaiannya.

***

Malam kembali tiba. Seperti yang dia katakan, aku sudah bersiap-siap pergi ke apartemennya. Tapi, sebelum aku pergi, aku sempat bertengkar dengan ayah. Maka dari itu, aku menangis sekarang.
Ayah berkata, aku ini sama seperti ibu. Aku gadis nakal yang selalu menyerahkan tubuhku pada lelaki. Tapi, apa dia tidak pernah berfikir? Jika aku seperti ini karenanya? Ibu juga menderita karena dirinya.

Sampai di apartemennya, aku mengetuk pintu apartemennya. Tak lama, pintu terbuka dan dia tersenyum ke arahku. Tapi, wajahnya berubah, ketika melihatku. Mungkin saja, dia terkejut karena kedua mataku yang mungkin memerah.
Dia menyuruhku untuk masuk, dan kemudian kami duduk di sofa apartemennya. Dia mendekat dan membawaku ke dalam pelukannya. Sangat hangat. Aku menenggelamkan wajahku di bidang dadanya.

“Kau kenapa?” tanyanya di saat aku mulai tenang.
“Ayahku memarahiku lagi, Yuu-kun” balasku kepadanya.
“Sudahlah, masih ada aku di sini. Kau tenang saja” dia berkata dengan lembut.

Jika aku bisa, aku ingin memilikimu, Yuu-kun. Apa aku boleh, memiliki dirimu? Tapi, aku tahu, jika aku ini hanya gadis malamnya. Wanitanya. Gadis yang hanya dia harapkan, ketika dia bernafsu.
Dia hanya ingin tubuhku. Tapi, kenapa aku harus mencintai dirinya? Kenapa perasaan itu harus tumbuh di dalam hatiku? Kenapa Tuhan? Kenapa kau menyiksaku seperti ini? Sudah hidup menderita, sekarang harus hidup dengan memendam perasaan kepada pemuda ini.

***

Hidupku ini, entah kenapa menjadi miliknya. Semua waktuku begitu saja di ambilnya. Tapi, aku sama sekali tidak bisa melawannya. Justruh, aku terpesona dengannya. Sentuhannya di tubuhku, benar-benar membuatku hilang akal.
Tangannya yang bermain di kedua belahan dadaku yang masih tertutup benang, sangat begitu membuatku teransang. Setiap sentuhannya di tubuhku membuatku melayang. Ketika dia bermain di tubuhku, aku hanya bisa melenguh tak karuan dan menyebut namanya.

Biarlah. Biarlah dia yang menyentuhku, aku sudah rela. Bahkan, aku hanya ingin di sentuh olehnya selalu. Dan aku ingin, hanya dia yang menyentuh tubuhku. Aku hanya menyerahkan tubuhku kepadanya.

You’re Mine, Paru” katanya berbisik di telingaku membuatku menggelinjang geli karenanya.
Yuu-kun” aku memanggilnya sambil mendesah.
“Kau cantik, Paru. Kau nakal, kau juga selalu menggoda” ucapannya kembali terdengar.
Yuu-kun

Aku merasakan tangannya yang sekarang memegang kewanitaanku, aku mengerang. Dia memainkan jemarinya di sana. Jujur, sedari tadi aku sudah basah karenanya. Sudah berapa kali aku mengeluarkan cairan dalam tubuhku.
Padahal, aku masih menggunakan dress. Tapi, dia bisa masuk ke dalamnya.  Aku hanya bisa pasrah seperti ini, aku hanya ingin dia yang memiliki aku malam ini. Aku butuh dia. Aku ingin dia.

“Paru, apa kau ingin ke kamar sekarang juga?” tanyanya.
“Terserah kau saja” balasku.
“Bagaimana jika kita mandi dulu? Jujur, aku belum mandi”
“Tapi, aku sudah mandi tadi” ucapku.
“Kita mandi saja, sayang. Aku ingin bermain di sana bersamamu” aku kembali mengangguk.

Aku hanya bisa mengalungkan kedua tanganku di lehernya, ketika dia menggendongku dan membawaku ke kamar mandinya. Aku sudah terbiasa bermain dengannya di tempat ini. Kamar mandi ini adalah saksinya.
Dia melepaskan dress yang menutupi tubuhku. Setelah telanjang, dia kembali menciumku. Menggigit leherku dengan perlahan. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku.

Yuu-kun…” entah kenapa, aku tidak menerimanya. Aku juga ingin sekali menciumnya.
“Kenapa? Kau ingin bermain sekarang juga?” aku hanya mengangguk membalasnya.

Dia membalikan tubuhku, dan aku langsung menciumnya. Kami bermain lidah, dan saling bertukar saliva. Tanganku bergerak untuk membuka pakaian yang melekat di tubuhnya. Aku melakukannya dengan perlahan, karena aku masih berciuman dengannya.
Malam ini begitu indah, aku dan dia saling bermain. Yuu-kun, aku sangat mencintaimu. Kemudian, tangannya yang bebas langsung bermain di belahan dadaku. Aku hanya bisa melenguh sambil melepas ciumannya.

“Kau kesakitan?” aku melihatnya yang tersenyum.
“Tidak. Aku hanya terkejut” balasku padanya.
“Aku tidak akan membuatmu sakit, Paruru”

Aku hanya bisa tersenyum dan kembali menciumnya. Tapi, dia melepaskannya dan mencium leher putihku yang jenjang. Aku hanya bisa melenguh dan berteriak memanggil namanya. Tak lama, dia melepaskan ciumannya. Tangannya kembali masuk ke dalam diriku.
“Jika kau ingin berteriak. Berteriaklah sesukamu”
Aku hanya bisa mengangguk dan berteriak memanggil namanya. Lagi-lagi, aku melihatnya yang tersenyum kepadaku. Dan dia memainkan jemarinya naik turun dan membatku melenguh karenanya.

Yuu-kun, ahh… lagi Yuu-kun…” aku mendesah tak karuan.
“Kau sangat menginginkannya, sayang.”

Dia hanya bisa meneruskan permainannya di bawah sana. Dan aku hanya bisa memegang lengannya dengan sangat erat. Dan tak lama, cairanku kembali keluar dari dalam tubuhku. Aku mengambil nafas berkali-kali.
Dia mengangkat tubuhku dan membaringkan aku di bathup. Dia menindihku dan kembali bercumbu denganku. Aku hanya bisa menikmati perlakuannya dan tanganku menyentuh bidang dadanya.

Dan sekarang, aku merasakan tangannya yang meremasku. Aku hanya bisa melenguh dan mendesah sambil menyebut namanya. Tuhan, pemuda ini benar-benar membuatku merasa terbang.
Kemudian, aku melihatnya yang menenggelamkan wajahnya di belahan dadaku. Lalu, dia menyusu seperti bayi yang kehausan. Aku hanya bisa menekan kepalanya, dan menikmati perlakuannya.

Yuu-kun
“Sayang, berdirilah” aku mengangguk.

Aku mengikuti permintaannya, dia duduk di depanku dan aku hanya berdiri di depannya. Kemudian, tanpa aba-aba dia langsung menenggelamkan wajahnya di daerah kewanitaanku. Uhh… ini membuatku sakit.
Aku merasakan lidahnya yang langsung menyentuhku. Sesekali juga, dia menggigitnya dan menghisapku. Aku hanya bisa melenguh dan tanganku yang memegang erat kepalanya. Lagi-lagi aku mengeluarkan cairanku dan dia langsung menelan semua cairanku tanpa rasa jijik.

Aku melemas, dan tubuhku hampir saja terjatuh, jika saja Yuu-kun tidak menangkapku dan membaringkanku di bathup. Tak lama, dia memasukan dirinya ke dalam diriku yang lagi-lagi membuatku mengerang. Aku hanya bisa melenguh dan kembali merasakan bibirnya yang menyatu di bibirku.
Dia melumatnya dan menggigitnya sesekali. Dan mau tidak mau, aku harus membuka mulutku dan mengijinkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.

Tak lama, dia melepaskan ciuman kami. Kemudian, dia menggerakan tubuhnya dan membuatku harus mengikuti pergerakan tubuhnya.
“Uhh… Yuu-kun
Dia kembali menggerakkan tubuhnya. Lagi-lagi aku harus mengerang karenanya, dan sampai pada akhirnya, cairannya tumpah dan masuk ke dalam rahimku. Itu sudah biasa untukku.

“Terima kasih, sayang. Kau sangat nikmat”
Yuu-kun

Tubuh kami sudah basah karena air. Bahkan, cairanku saja mengotori kamar mandinya. Darah yang pertama kali aku lihat, sekarang masih terlihat jelas.

“Wow… sangat indah” gumamannya terdengar.
“Aku hanya milikmu, Yuu-kun
“Iya, itu benar. You’re Mine, Paru” katanya tersenyum kepadaku.

Kami mandi sama-sama, sesekali dia membersihkan tubuhku dengan sabun. Aku hanya bisa pasrah dan menerima setiap perlakuannya yang sesekali mencium diriku. Bahkan, aku terkadang membalas ciumannya dan membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai, dia kembali menggendongku. Membaringkanku di kamarnya, setelah itu melepas handuk yang melekat di tubuhku.

Dia juga melepas handuknya, kemudian terbaring di sebelahku. Aku memeluknya dengan sangat erat. Bahkan, tubuh kami saling bersentuhan. Kaki kami saja juga saling terpaut satu. Dan aku menenggelamkan wajahku di bidang dadanya.

“Aku mencintaimu, Paru” entah kenapa aku langsung tersenyum mendengarnya.
“Aku juga, Yuu-kun” balasku tanpa sadar. Karena aku sudah benar-benar lelah dan mengantuk.
“Aku sangat bahagia mendengarnya, sayang. Jadilah milikku, aku akan membahagiakanmu.”
“Aku juga menginginkanmu menjadi milikku, Yuu-kun
You’re Mine, Paru”
“Yeah. I’m Yours, Yuu-kun
“Tidurlah” aku mengangguk.

***

Matahari kembali muncul di pagi hari, membangunkanku karena cahayanya yang menyusup melewati jendela kamar. Aku mengerjap sejenak, kemudian melihat wajah dari seorang pemuda yang semalam lagi-lagi bermain denganku.
Wajahnya yang tenang membuatku tersenyum. Aku mendekat dan mencium bibirnya dengan lembut.

“Kau sangat berani, Paru”
“Eh?” aku kira dia tidur.

Dia membuka kedua matanya dan tersenyum kepadaku. Aku sangat takut jika dia marah, maka dari itu aku langsung bangun dan membuang pandanganku darinya.
Tapi, tak lama, aku merasakan ada tangan yang menarik selimut yang aku pakai. Membuat tubuhku terlihat. Tapi, Yuu-kun langsung memelukku dan menaruh dagunya di pundakku. Sementara tangannya, mengelus perutku dan sesekali ke atas.

“Kau tahu? Kau sangat cantik sekali, sayang”
Yuu-kun?”
“Aku senang, ketika mendengar jawabanmu semalam.”
“Jawaban yang mana?” tanyaku sedikit heran.
“Jawabanmu kepadaku. Kau bilang, kau juga mencintaiku. Aku sangat mencintaimu, sayang”
“Mencintaiku?” dia mengangguk.
“Aku ingin hidup bersamamu. Aku ingin kau selalu ada bersamaku, aku ingin kau seutuhnya. Tidak akan ada laki-laki lain yang berani menyentuhmu kecuali aku”

Dia mencium leherku sejenak, kemudian matanya melihatku. Mata hitamnya yang menyejukan, mata hitam itu selalu membuatku ingin melihatnya. Membuatku sangat tenang, ketika ada di dekatnya.
Hontouni Aishiteru, Paru-chan
Bisikannya di telingaku seperti aliran listrik yang membuat tubuhku mengejang. Aku tidak percaya dengan semua ini. Bahkan, aku masih menganggapnya seperti mimpi. Yuu-kun, dia mencintaiku? Aku benar-benar bahagia.

“Aku akan membuatmu bahagia. Aku tidak akan membiarkan ayahmu yang bejat itu menyakitimu lagi. Kau akan bahagia denganku. Aku akan menjadikanmu sebagai istriku”
Yuu-kun, kau serius?”
“Sangat serius. Menikahlah denganku, my angel
Hai. Aishiteru, Yuu-kun” ucapku membalas senyumannya.




The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar