Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman,
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Furukawa Airi
Happy Reading All.......
~---0---~
~Jurina
Pov~
Aku
keluar dari kamar. Aku melihat mama yang tengah menyajikan masakannya di meja
makan. Beruntung juga, karena mama dan papa sudah pulang. Aku tidak perlu lagi
untuk menyuruh Rena-chan mengantar
makanan untukku. Lagi pula, aku tidak enak untuk terus menerus menyuruh Rena.
Aku
melangkah ke arah mama dan duduk di meja makan. Dan seperti biasa, jika ada
mama di rumah, pasti mama akan menyiapkan piring dan nasiku. Hmm… kalian masih
ingat, bukan? Aku ini anaknya manja. Entah itu ke Rena dan mama. Selain mereka?
Yah, mungkin ke papa atau kalau tidak ke bibi Atsuko. Mama Rena-chan.
“Anak
mama pastinya sangat manja, ya?” aku mendongak melihat mama.
“Kenapa
mama bisa berbicara seperti itu?” tanyaku mengkerutkan dahi.
“Karena
kau tidak pernah berubah, Jurina. Kau selalu saja menyuruh mama untuk
menyiapkan makananmu. Kau tidak pernah melakukannya sendiri. Pasti kau selalu
menyusahkan bibi Atsuko dan Rena, iya, kan?” Tanya mama.
“Hehe…
mama tahu saja” aku menunjukan cengiranku.
Aku
melihat mama yang hanya menggelengkan kepalanya. Tak lama, aku harus menolehkan
pandanganku ke arah lain. Papa. Aku melihat papa yang tengah menelpon
seseorang. Dari wajah papa, aku bisa menebak jika papa tengah serius menelpon
seseorang.
Setelah
itu, papa menyudahi teleponnya. Aku melihat papa yang sekarang mengusap
dahinya, seperti orang yang sedang bingung. Apa masalah kantor? Apa papa akan
pergi lagi keluar negeri?
Jika
iya, aku sendiri lagi? Pastinya, mama akan ikut pergi bersama dengan papa. Padahal,
baru tadi malam mereka pulang. Haruskah, mereka kembali pergi lagi meninggalkan
aku? Sendiri? Aku tidak mau lagi di tinggal.
“Papa,
ada apa?” Tanyaku langsung ketika papa sudah duduk.
“Masalah
tadi malam. Papa harus membantu menemukan cucu dari bos papa” ah... itu.
“Tapi,
kita tidak tahu di mana dia berada sekarang” kata mama.
“Papa
mau aku bantu?” siapa tahu, aku bisa membantu papa. Daripada menjadi anak manja
terus menerus?
“Memangnya
kamu bisa?” ah… papa meremehkan aku.
“Aku
pasti bisa papa. Aku hanya butuh ciri-ciri gadis itu” kataku lagi.
Aku
melihat papa yang mengkerutkan dahi. Ada apa lagi coba? Apa papa tidak mau aku
bantu? Atau ada masalah lain?
“Masalahnya,
papa tidak tahu ciri-ciri gadis itu” ups… aduh…
“Uhuk…
uhuk…” sial, gara-gara papa aku memuntahkan makananku.
“Jurina,
kau tidak apa-apa?” aku menggeleng dan minum.
“Papa
yakin, tidak tahu ciri-ciri gadis itu?” papa menggeleng.
“Tidak
Jurina.”
Bagaimana
bisa mencari gadis itu, jika ciri-cirinya saja tidak tahu? Aishhh…. Papa ini
ada-ada saja.
“Lalu
bagaimana papa mencari gadis itu?” tanyaku ketus.
“Itu
yang papa sekarang pikirkan.” Aku memutar kedua bola mataku.
“Ada-ada
saja” pekikku.
Aku
melanjutkan makananku, hingga aku selesai makan. Dan lalu, aku pamit kepada
mama dan papa. Seperti biasa, aku pasti akan berangkat bersama dengan Rena. Aku
melihat Rena yang sudah keluar dari rumah.
Aku
menghampirinya saja. Lalu, kami berangkat bersama dan seperti biasa, aku
bermanja dengannya. Masa bodoh. Aku memang seperti ini anaknya. Jangan sirik
ya?
“Nee…
Jurina, kau ini kenapa?” tanyanya yang menyadari sikapku yang mendadak menjadi
diam.
“Tidak
ada. Aku hanya mengantuk!” kataku membalasnya.
“Kalau
ada masalah, kau bilang saja” aku mengangguk.
“Aku
hanya takut di tinggal papa dan mama. Nanti, aku sendiri lagi!” seruku.
“Bukankah
ada aku? Aku akan bersamamu, selalu ada di dekatmu. Gadis kecilku” aku
tersenyum dan memeluknya.
***
~Rena
Pov~
Aku
keluar dari kelas. Aku melangkah ke arah kelas Jurina. Seperti biasa, aku akan
makan bersama dengannya di belakang sekolah. Namun, langkah kakiku berhenti. Ada
orang yang menghalangiku. Aku mendongak melihatnya.
Gadis
itu? Bukankah dia yang kemarin melihatku dan Jurina di kebun binatang? Kenapa dia
ada di sini? Dia tersenyum sinis. Kemudian, ia mengulurkan tangannya ke arahku.
Mungkin, dia bermaksud berkenalan denganku. Lebih baik aku balas saja.
“Iriyama
Anna.” Ucapnya.
“Matsui
Rena.” Balasku.
“Senang
bertemu denganmu. Aku anak baru di sini, aku anak kelas 2 A” adik kelas baru?
“Aku
anak kelas 3 A” balasku.
“Aku
adalah orang yang akan merebut orang yang kau cintai nantinya” aku tersentak
mendengarnya.
Apa
maksudnya? Apa dia akan merebut gadis kecilku? Aku melihatnya yang tersenyum
sinis kepadaku. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya dan berbisik di telingaku.
“Aku
akan merebut Jurina darimu” apa? Tidak, itu tidak mungkin.
“Kau
tidak akan bisa!” pekikku.
“Aku
pasti bisa, Matsui Rena” dia menjauhkan dirinya dan kemudian, ia pergi.
Sialan,
kenapa dia ini? Sebenarnya, dia itu siapa? kenapa dia ingin merebut Jurina
dariku? Tidak, dia tidak akan bisa merebut Jurina dariku. Tidak akan bisa. Aku
yakin, Jurina hanya milikku.
“Rena”
aku menoleh.
“Paruru,
ada apa?” tanyaku tersenyum menyapa.
“Berhati-hatilah
dengannya. Dia itu akan melakukan apa saja untuk kemauannya” apa dia mengenal
gadis itu?
“Kau
mengenalnya?” Paruru mengangguk.
“Iya.
Dan dia cukup berbahaya. Dia bisa membunuh orang untuk mencapai kemauannya!”
apa?
“Tapi,
dia ingin mengambil Jurina dariku” aku sangat takut!
“Percaya
saja. Kau dan Jurina pasti bisa melewati semuanya!” apa yang harus aku lakukan?
***
~Author
Pov~
Yui
memainkan bola basketnya sambil menatap seorang gadis yang sangat ia benci. Gadis
itu sekarang tengah menggoda Jurina. Dia benar-benar tidak menyangka, jika
gadis itu akan bersekolah bersamanya .
Gadis
itu satu kelas dengannya dan Paruru. Yui hanya bisa menatap gadis itu dengan
kesal. Ingin rasanya dia melempar bola basket itu ke wajah gadis itu.
“Tidak.
Aku tidak mau, aku akan pergi dengan Rena-chan!”
kata Jurina menolak.
“Ah…
batalkan saja, aku akan menemanimu!” kata Annin tersenyum.
“Jurina”
mereka menoleh.
Jurina
melihat Rena di sana. Segera saja, dia berlari kecil menghampiri Rena. Annin
hanya melihatnya dengan geram. Lagi-lagi ada yang mengganggunya.
“Kau
kenapa?” Tanya Rena.
“Tidak
apa-apa Rena-chan” Rena menoleh
melihat gadis itu.
“Jangan
ganggu gadis kecilku. Aku bisa saja membuatmu menderita, Iriyama Anna” kata
Rena menatap gadis itu dengan tajam.
“Kau
yang akan menderita, Matsui Rena” kedua gadis itu saling manatap tajam satu
sama lain.
Gadis
itu pergi begitu saja, setelah tersenyum sinis pada Rena. Entah kenapa, Rena
bisa mengancam gadis itu, padahal biasanya tidak pernah melakukan semua itu.
“Wow…
Rena-chan, aku tidak pernah menduga,
jika kau bisa mengancam orang” kata Yuria yang ada di dekatnya bersama Akane.
“Kenapa
kau bisa?” Tanya Jurina aneh. Tentu saja, ini pertama kali Rena mengancam
orang.
“Aku
tidak tahu!” kata Rena membalasnya. Dari mata gadis itu ada sesuatu yang
misterius, yang tersembunyi. Hanya dia yang tahu.
“Tapi,
kau sangat hebat Rena-chan.” Kata Akane
memuji.
***
~Rena
Pov~
Huft…
beruntung mereka tidak menanyakan apa-apa lagi kepadaku. Aku tidak ingin ada
orang yang tahu. Untuk sementara, aku akan menghadapi gadis itu. Sepertinya,
dia cukup berbahaya.
Aku
kembali menyuruh Jurina untuk berlatih. Entah siapa yang akan menang, antara
aku atau gadis itu? Aku harus mencari tahu siapa dia. Iya, harus.
Setelah
Jurina selesai bermain basket, aku langsung mengajaknya pulang ke rumah. Aku tahu,
dia pastinya sangat lelah sekali. Dan sedari tadi, dia bermanja denganku. Aku hanya
bisa mengelus kepalanya dengan lembut.
Aku
merasakan ada orang yang mengawasiku. Aku mencoba melirik. Benar, ada orang
yang mengikuti aku dan Jurina. Mereka lagi? Gadis itu dan Airi. Kenapa mereka
sangat dekat?
“Jurina,
aku sudah sangat lelah, kita harus cepat!” kataku.
“Iya!”
dia tersenyum dan kemudian kami meneruskan perjalanan kami.
***
~Author
Pov~
“Kau
lihat mereka? Mereka saling mencintai” kata Airi kepada Anna.
“Iya.
Tapi, aku akan tetap mencoba memisahkan mereka. Kau akan membantuku, bukan?
seperti apa yang kau bilang!” Airi mengangguk.
“Tentu
saja! Aku mendapatkan Rena, kau mendapatkan Jurina. Menguntungkan!” Airi
tersenyum sinis.
“Baguslah.
Awas saja jika kau berani menusukku dari belakang, aku bisa saja membunuhmu
Furukawa!”
“Aku
tahu keluargamu orang berada di kota ini. Tapi, aku tidak takut. Kau masih
ingat? Aku adalah anak orang kaya ke 8 di sini. Aku bisa melakukan apa saja!”
“Tapi,
aku anak orang kaya yang ke 6. Kau masih ingat bukan?” Airi tersenyum sinis.
“Aku
tahu! Tapi, aku tidak takut. Lebih baik, kita urus saja mereka nanti!” Annin
mengangguk. Setelah itu, mereka pergi begitu saja.
***
Rena
masuk ke rumah. Dia menemukan ayahnya yang duduk di sofa, dia tersenyum dan
kemudian mendekat ke arah ayahnya. Dia duduk di dekat ayahnya dan memeluk tubuh
ayahnya dengan erat.
“Anak
papa sudah pulang?” Rena mengangguk.
“Papa,
di mana mama?” Tanya Rena.
“Di
dalam. Mungkin sedang memasak”
Rena
hanya mengangguk mengerti membalasnya. Kemudian, ia menyandarkan tubuhnya di
kursi sofa. Tubuhnya sangat lelah. Apalagi, di tambah dia harus menghadapi
seorang gadis yang sebenarnya dia tidak tahu siapa gadis itu.
“Papa,
boleh aku bertanya?” Tanya Rena.
“Tentu
saja. Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya papa.
“Iriyama.
Apa papa mengenal keluarga Iriyama?” Tanya Rena langsung.
“Sayang,
keluarga Iriyama itu banyak. Tapi, yang papa tahu adalah keluarga Iriyama yang
mempunyai kekayaan yang besar. Dia termasuk orang kaya nomer 6 di negeri ini”
Bisa saja, gadis itu
adalah anak orang kaya itu. Sikapnya sangat sombong, dan sepertinya dia akan
melakukan apa saja yang menjadi keinginannya.
“Memangnya
kenapa, sayang?” Tanya papa.
“Tidak
apa-apa papa. Tapi, papa bisa membantu aku kan? Jika suatu saat nanti, aku
terkena masalah?” Tanya Rena.
“Masalah
apa? Jangan membuat masalah Rena, itu tidak baik!” kata papa.
“Masalahnya
bukan dari Rena, tapi dari orang itu sendiri” kata Rena membalasnya.
“Maksudmu,
dia mengancammu?” Rena mengangguk.
“Iya
papa. Baru saja aku di ancam” papa terlihat mengangguk.
“Sepertinya,
dia belum tahu siapa kamu?” Rena mengangguk menyetujui.
“Semua
temanku memang tidak tahu siapa aku, papa. Termasuk gadis kecilku sendiri!”
kata Rena lagi.
“Iya,
kau benar. Jurina juga belum tahu siapa kamu sebenarnya, sayang” Rena
mengangguk menyetujui.
To Be Continued.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar