Senin, 13 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Sebelas)

Title : Is This Love (Bagian Sebelas)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, 

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Furukawa Airi
Happy Reading All.......




~---0---~



~Jurina Pov~

Aku keluar dari kamar. Aku melihat mama yang tengah menyajikan masakannya di meja makan. Beruntung juga, karena mama dan papa sudah pulang. Aku tidak perlu lagi untuk menyuruh Rena-chan mengantar makanan untukku. Lagi pula, aku tidak enak untuk terus menerus menyuruh Rena.
Aku melangkah ke arah mama dan duduk di meja makan. Dan seperti biasa, jika ada mama di rumah, pasti mama akan menyiapkan piring dan nasiku. Hmm… kalian masih ingat, bukan? Aku ini anaknya manja. Entah itu ke Rena dan mama. Selain mereka? Yah, mungkin ke papa atau kalau tidak ke bibi Atsuko. Mama Rena-chan.

“Anak mama pastinya sangat manja, ya?” aku mendongak melihat mama.
“Kenapa mama bisa berbicara seperti itu?” tanyaku mengkerutkan dahi.
“Karena kau tidak pernah berubah, Jurina. Kau selalu saja menyuruh mama untuk menyiapkan makananmu. Kau tidak pernah melakukannya sendiri. Pasti kau selalu menyusahkan bibi Atsuko dan Rena, iya, kan?” Tanya mama.
“Hehe… mama tahu saja” aku menunjukan cengiranku.

Aku melihat mama yang hanya menggelengkan kepalanya. Tak lama, aku harus menolehkan pandanganku ke arah lain. Papa. Aku melihat papa yang tengah menelpon seseorang. Dari wajah papa, aku bisa menebak jika papa tengah serius menelpon seseorang.
Setelah itu, papa menyudahi teleponnya. Aku melihat papa yang sekarang mengusap dahinya, seperti orang yang sedang bingung. Apa masalah kantor? Apa papa akan pergi lagi keluar negeri?

Jika iya, aku sendiri lagi? Pastinya, mama akan ikut pergi bersama dengan papa. Padahal, baru tadi malam mereka pulang. Haruskah, mereka kembali pergi lagi meninggalkan aku? Sendiri? Aku tidak mau lagi di tinggal.

“Papa, ada apa?” Tanyaku langsung ketika papa sudah duduk.
“Masalah tadi malam. Papa harus membantu menemukan cucu dari bos papa” ah... itu.
“Tapi, kita tidak tahu di mana dia berada sekarang” kata mama.
“Papa mau aku bantu?” siapa tahu, aku bisa membantu papa. Daripada menjadi anak manja terus menerus?
“Memangnya kamu bisa?” ah… papa meremehkan aku.
“Aku pasti bisa papa. Aku hanya butuh ciri-ciri gadis itu” kataku lagi.

Aku melihat papa yang mengkerutkan dahi. Ada apa lagi coba? Apa papa tidak mau aku bantu? Atau ada masalah lain?

“Masalahnya, papa tidak tahu ciri-ciri gadis itu” ups… aduh…
“Uhuk… uhuk…” sial, gara-gara papa aku memuntahkan makananku.
“Jurina, kau tidak apa-apa?” aku menggeleng dan minum.
“Papa yakin, tidak tahu ciri-ciri gadis itu?” papa menggeleng.
“Tidak Jurina.”

Bagaimana bisa mencari gadis itu, jika ciri-cirinya saja tidak tahu? Aishhh…. Papa ini ada-ada saja.

“Lalu bagaimana papa mencari gadis itu?” tanyaku ketus.
“Itu yang papa sekarang pikirkan.” Aku memutar kedua bola mataku.
“Ada-ada saja” pekikku.

Aku melanjutkan makananku, hingga aku selesai makan. Dan lalu, aku pamit kepada mama dan papa. Seperti biasa, aku pasti akan berangkat bersama dengan Rena. Aku melihat Rena yang sudah keluar dari rumah.
Aku menghampirinya saja. Lalu, kami berangkat bersama dan seperti biasa, aku bermanja dengannya. Masa bodoh. Aku memang seperti ini anaknya. Jangan sirik ya?

“Nee… Jurina, kau ini kenapa?” tanyanya yang menyadari sikapku yang mendadak menjadi diam.
“Tidak ada. Aku hanya mengantuk!” kataku membalasnya.
“Kalau ada masalah, kau bilang saja” aku mengangguk.
“Aku hanya takut di tinggal papa dan mama. Nanti, aku sendiri lagi!” seruku.
“Bukankah ada aku? Aku akan bersamamu, selalu ada di dekatmu. Gadis kecilku” aku tersenyum dan memeluknya.

***

~Rena Pov~

Aku keluar dari kelas. Aku melangkah ke arah kelas Jurina. Seperti biasa, aku akan makan bersama dengannya di belakang sekolah. Namun, langkah kakiku berhenti. Ada orang yang menghalangiku. Aku mendongak melihatnya.
Gadis itu? Bukankah dia yang kemarin melihatku dan Jurina di kebun binatang? Kenapa dia ada di sini? Dia tersenyum sinis. Kemudian, ia mengulurkan tangannya ke arahku. Mungkin, dia bermaksud berkenalan denganku. Lebih baik aku balas saja.

“Iriyama Anna.” Ucapnya.
“Matsui Rena.” Balasku.
“Senang bertemu denganmu. Aku anak baru di sini, aku anak kelas 2 A” adik kelas baru?
“Aku anak kelas 3 A” balasku.
“Aku adalah orang yang akan merebut orang yang kau cintai nantinya” aku tersentak mendengarnya.

Apa maksudnya? Apa dia akan merebut gadis kecilku? Aku melihatnya yang tersenyum sinis kepadaku. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya dan berbisik di telingaku.

“Aku akan merebut Jurina darimu” apa? Tidak, itu tidak mungkin.
“Kau tidak akan bisa!” pekikku.
“Aku pasti bisa, Matsui Rena” dia menjauhkan dirinya dan kemudian, ia pergi.

Sialan, kenapa dia ini? Sebenarnya, dia itu siapa? kenapa dia ingin merebut Jurina dariku? Tidak, dia tidak akan bisa merebut Jurina dariku. Tidak akan bisa. Aku yakin, Jurina hanya milikku.

“Rena” aku menoleh.
“Paruru, ada apa?” tanyaku tersenyum menyapa.
“Berhati-hatilah dengannya. Dia itu akan melakukan apa saja untuk kemauannya” apa dia mengenal gadis itu?
“Kau mengenalnya?” Paruru mengangguk.
“Iya. Dan dia cukup berbahaya. Dia bisa membunuh orang untuk mencapai kemauannya!” apa?
“Tapi, dia ingin mengambil Jurina dariku” aku sangat takut!
“Percaya saja. Kau dan Jurina pasti bisa melewati semuanya!” apa yang harus aku lakukan?

***

~Author Pov~

Yui memainkan bola basketnya sambil menatap seorang gadis yang sangat ia benci. Gadis itu sekarang tengah menggoda Jurina. Dia benar-benar tidak menyangka, jika gadis itu akan bersekolah bersamanya .
Gadis itu satu kelas dengannya dan Paruru. Yui hanya bisa menatap gadis itu dengan kesal. Ingin rasanya dia melempar bola basket itu ke wajah gadis itu.

“Tidak. Aku tidak mau, aku akan pergi dengan Rena-chan!” kata Jurina menolak.
“Ah… batalkan saja, aku akan menemanimu!” kata Annin tersenyum.
“Jurina” mereka menoleh.

Jurina melihat Rena di sana. Segera saja, dia berlari kecil menghampiri Rena. Annin hanya melihatnya dengan geram. Lagi-lagi ada yang mengganggunya.

“Kau kenapa?” Tanya Rena.
“Tidak apa-apa Rena-chan” Rena menoleh melihat gadis itu.
“Jangan ganggu gadis kecilku. Aku bisa saja membuatmu menderita, Iriyama Anna” kata Rena menatap gadis itu dengan tajam.
“Kau yang akan menderita, Matsui Rena” kedua gadis itu saling manatap tajam satu sama lain.

Gadis itu pergi begitu saja, setelah tersenyum sinis pada Rena. Entah kenapa, Rena bisa mengancam gadis itu, padahal biasanya tidak pernah melakukan semua itu.

“Wow… Rena-chan, aku tidak pernah menduga, jika kau bisa mengancam orang” kata Yuria yang ada di dekatnya bersama Akane.
“Kenapa kau bisa?” Tanya Jurina aneh. Tentu saja, ini pertama kali Rena mengancam orang.
“Aku tidak tahu!” kata Rena membalasnya. Dari mata gadis itu ada sesuatu yang misterius, yang tersembunyi. Hanya dia yang tahu.
“Tapi, kau sangat hebat Rena-chan.” Kata Akane memuji.

***

~Rena Pov~

Huft… beruntung mereka tidak menanyakan apa-apa lagi kepadaku. Aku tidak ingin ada orang yang tahu. Untuk sementara, aku akan menghadapi gadis itu. Sepertinya, dia cukup berbahaya.
Aku kembali menyuruh Jurina untuk berlatih. Entah siapa yang akan menang, antara aku atau gadis itu? Aku harus mencari tahu siapa dia. Iya, harus.

Setelah Jurina selesai bermain basket, aku langsung mengajaknya pulang ke rumah. Aku tahu, dia pastinya sangat lelah sekali. Dan sedari tadi, dia bermanja denganku. Aku hanya bisa mengelus kepalanya dengan lembut.
Aku merasakan ada orang yang mengawasiku. Aku mencoba melirik. Benar, ada orang yang mengikuti aku dan Jurina. Mereka lagi? Gadis itu dan Airi. Kenapa mereka sangat dekat?

“Jurina, aku sudah sangat lelah, kita harus cepat!” kataku.
“Iya!” dia tersenyum dan kemudian kami meneruskan perjalanan kami.

***

~Author Pov~

“Kau lihat mereka? Mereka saling mencintai” kata Airi kepada Anna.
“Iya. Tapi, aku akan tetap mencoba memisahkan mereka. Kau akan membantuku, bukan? seperti apa yang kau bilang!” Airi mengangguk.
“Tentu saja! Aku mendapatkan Rena, kau mendapatkan Jurina. Menguntungkan!” Airi tersenyum sinis.
“Baguslah. Awas saja jika kau berani menusukku dari belakang, aku bisa saja membunuhmu Furukawa!”
“Aku tahu keluargamu orang berada di kota ini. Tapi, aku tidak takut. Kau masih ingat? Aku adalah anak orang kaya ke 8 di sini. Aku bisa melakukan apa saja!”
“Tapi, aku anak orang kaya yang ke 6. Kau masih ingat bukan?” Airi tersenyum sinis.
“Aku tahu! Tapi, aku tidak takut. Lebih baik, kita urus saja mereka nanti!” Annin mengangguk. Setelah itu, mereka pergi begitu saja.

***

Rena masuk ke rumah. Dia menemukan ayahnya yang duduk di sofa, dia tersenyum dan kemudian mendekat ke arah ayahnya. Dia duduk di dekat ayahnya dan memeluk tubuh ayahnya dengan erat.

“Anak papa sudah pulang?” Rena mengangguk.
“Papa, di mana mama?” Tanya Rena.
“Di dalam. Mungkin sedang memasak”

Rena hanya mengangguk mengerti membalasnya. Kemudian, ia menyandarkan tubuhnya di kursi sofa. Tubuhnya sangat lelah. Apalagi, di tambah dia harus menghadapi seorang gadis yang sebenarnya dia tidak tahu siapa gadis itu.

“Papa, boleh aku bertanya?” Tanya Rena.
“Tentu saja. Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya papa.
“Iriyama. Apa papa mengenal keluarga Iriyama?” Tanya Rena langsung.
“Sayang, keluarga Iriyama itu banyak. Tapi, yang papa tahu adalah keluarga Iriyama yang mempunyai kekayaan yang besar. Dia termasuk orang kaya nomer 6 di negeri ini”

Bisa saja, gadis itu adalah anak orang kaya itu. Sikapnya sangat sombong, dan sepertinya dia akan melakukan apa saja yang menjadi keinginannya.

“Memangnya kenapa, sayang?” Tanya papa.
“Tidak apa-apa papa. Tapi, papa bisa membantu aku kan? Jika suatu saat nanti, aku terkena masalah?” Tanya Rena.
“Masalah apa? Jangan membuat masalah Rena, itu tidak baik!” kata papa.
“Masalahnya bukan dari Rena, tapi dari orang itu sendiri” kata Rena membalasnya.
“Maksudmu, dia mengancammu?” Rena mengangguk.
“Iya papa. Baru saja aku di ancam” papa terlihat mengangguk.
“Sepertinya, dia belum tahu siapa kamu?” Rena mengangguk menyetujui.
“Semua temanku memang tidak tahu siapa aku, papa. Termasuk gadis kecilku sendiri!” kata Rena lagi.
“Iya, kau benar. Jurina juga belum tahu siapa kamu sebenarnya, sayang” Rena mengangguk menyetujui.




To Be Continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar