Sabtu, 07 Mei 2016

Star Boy (Chapter 12 End)

Title : Star Boy Chapter 12 End
Author : Rena Anisa Azahra ~ Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Fantasi, Love

Main Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
Support Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Yamamoto Sayaka
  • Shimazaki Haruka
  • And Others....
Happy Reading All.....





~---0---~




Peperangan itu dimulai. Hanya dalam hitungin menit, banyak para prajurit yang sudah terlempar dengan darah yang keluar dari tubuh dan mulut mereka. Sebagian dari mereka mati, dan sebagian juga banyak yang terluka, namun masih tetap membantu teman mereka yang lain, yang masih bisa melakukan penyerangan dengan kondisi tubuh yang fit.

Sementara itu, Rena harus berhadapan kembali dengan Yuka. Gadis itu sebenarnya ingin sekali berhadapan dengan Paruru, namun karena Rena tahu Paruru tengah hamil, dia berinisiatif melindungi Paruru. Paruru sendiri, dia memang tengah melawan tapi dia bersama dengan Miyuki.

Paruru dan Miyuki melawan seorang gadis yang mempunyai marga Tani. Dia adalah Tani Marika, saudara sepupu dari Tano Yuka. Paruru dan Miyuki tidak dengan tangan kosong melawan gadis itu, melainkan mereka menggunakan senjata mereka. Paruru dengan tongkat bulannya sedangkan Miyuki, ia menggunakan pedang pemberian kakaknya. Pedang naga, bisa dibilang.
Ditengah-tengah melawan gadis bernama Tani Marika itu, Miyuki sempat melirik ke arah Sayaka. Pemuda itu tengah melawan Jun dengan dibantu pangeran kegelapan yang mempunyai nama Azuma Riyu, sedangkan Yui melawan raja kegelapan yang dibantu oleh Mogi.

Miyuki berharap, pemuda itu bisa lebih cepat bertindak. Sejujurnya, Miyuki sangat khawatir jika Sayaka terluka ketika melawan Jun. Sayaka, cepatlah aku khawatir denganmu. Dan dia kembali fokus untuk membantu Paruru, ia juga tidak ingin Paruru yang tengah mengandung justruh akan mengalami luka.

"Putri, sebaiknya putri masuk ke dalam istana saja. Biar aku yang melawan gadis itu" kata Miyuki ketika mereka berhenti sejenak.
"Iie. Aku tidak mungkin akan tenang, selagi pangeran disini membantu yang lain" kata Paruru membalas.
"Tapi, kau tengah hamil putri" kata Miyuki mencoba mengingatkan.
"Tidak perlu khawatir Miyuki," kata Paruru mencoba meyakinkan gadis itu. "Ayo, lawan kita mulai menyerang lagi"

Miyuki mengangkat pedangnya kembali, ketika mengetahui Marika yang mulai mengeluarkan kekuatan dari kedua tangannya. Miyuki memainkan sejenak pedang yang berada di tangannya, dan kemudian secara bersamaan, Miyuki dan Marika mengeluarkan kekuatan mereka dan dua cahaya yang keluar sekarang beradu. Cahaya merah yang keluar dari tangan Marika, sedangkan cahaya putih dari pedang milik Miyuki.

"Aku benar-benar ingin menyelesaikan semua ini" gumam Miyuki.
"Aku juga sebenarnya" balas Paruru yang masih memperhatikan Miyuki melawan Marika.

Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya Miyuki mengangkat tangan satunya yang menganggur dan dia menyerang Marika menggunakan tangannya yang menganggur. Gadis bermarga Tani itu terpental dan secara tidak sengaja, menabrak Yuka yang ingin menyerang Rena.

Mereka jatuh secara bersamaan. Membuat Yuka marah sebentar terhadap saudaranya itu, sedangkan Marika dia meminta maaf atas kelalaiannya melawan Miyuki tadi.

"Sudahlah, serang lagi dia. Aku masih berurusan dengan Rena" kata Yuka dengan ketus.
"Hai. Aku akan membunuh gadis itu" balas Marika tidak kalah ketus dan kemudian ia kembali kearah Miyuki dan Paruru.

Dan kini, tinggal Yuka yang berdiri menatap tajam Rena. Dan gadis itu juga menatap tajam balik Yuka. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan saja. Tak lama, secara bersamaan, Rena dan Yuka mengangkat kedua tangannya. Tubuh mereka masing-masing dikelilingi cahaya dari kekuatan mereka.

Dan secara bersamaan pula, mereka menggerakkan tangan mereka. Dua cahaya saling beradu, dengan dua orang yang saling menatap tajam. Tidak mau kalah, dua-duanya juga menambah kekuatan mereka. Meski akhirnya, Yuka harus kalah karena Rena terbantu oleh datangnya Mayu.

"Putri, lebih baik biar aku saja yang melawan gadis itu" kata Mayu.
"Dimana pangeran?" tanya Rena.
"Pangeran sedang melawan Sayaka dan juga Riyu" kata Mayu membalas.
"Sendiri?" Mayu mengangguk.
"Meski sendiri, tampaknya pangeran bisa menandingi mereka" kata Mayu lagi membalas.

Rena menoleh, ia melihat Jun yang kini tengah berhadapan dengan Sayaka dan juga Riyu. Tampaknya, apa yang dibilang Mayu benar. Walau Jun sendiri, Jun bisa menandingi kekuatan pangeran kegelapan dan juga Sayaka. Walau begitu, Rena masih tetap mengkhawatirkan kondisi Jun.
Rena kembali menoleh melihat Yuka yang berdiri, namun ada cairan merah yang keluar dari sudut bibirnya. Rena berinisiatif untuk mengakhiri pertarungannya dengan Yuka, karena dia harus membantu Jun. Jun lebih penting daripada gadis itu sekarang.

"Putri, apa yang kau lakukan" tanya Mayu ketika melihat Rena memutar kedua tangannya.
"Aku akan membunuh gadis itu" kata Rena membalas.
"Baiklah, lebih bagus seperti itu putri. Aku akan membantumu" Mayu mulai mengeluarkan kekutannya.
"Kita bunuh dia sekarang, Mayu" Mayu mengangguk.

Sementara Mayu dan Rena menggabungkan kekuatan, Yuka mengangkat kedua tangannya untuk menandingi kekuatan mereka, yang mungkin akan sangat mematikan untuk diterimanya. Sejenak, mereka mengadu kembali kekuatan mereka. Tapi, tak lama karena Rena dibantu oleh Mayu, dia bisa mengalahkan Yuka dan membuat gadis itu terlempar dan menghantam para prajurit yang lain.

"Mayu, bantu Paru nee-chan, aku akan membantu pangeran" kata Rena memberi perintah.
"Baik tuan putri" kata Mayu membalas.

Sementara itu, ketika Sayaka dan Riyu melawan Jun. Sayaka tampaknya tidak serius untuk melawan Jun, karena memang tujuannya adalah membunuh Riyu, bukan membunuh Jun. Dia lebih mementingkan untuk membalas dendam kepada Riyu, karena dulu pemuda itu membunuh kedua orang tuanya.

Satu jam sudah berlalu bagi pertarungan mereka, namun sepertinya Jun bisa menandingi kekuatan gabungan Sayaka dan Riyu. Sementara Riyu sendiri, ia sangat kesal dengan Sayaka yang tidak serius dalam menghadapi Jun, dan tanggapan Sayaka hanyalah mengangguk dan menggeleng saja.
Ketika Jun melawan balik mereka, Sayaka memang sengaja tidak melawan balik hingga dia terlempar. Dan sekarang Riyu yang sedang menghadapi Jun. Sejenak, Sayaka menolehkan pandangannya ia melihat Miyuki yang tengah berhadapan dengan Marika. Gadis itu sejenak memang bisa melawan Marika, namun tak lama Marika bisa membuat Miyuki terlempar.

"Milky" lirihnya.
"Ayo Miyuki, kau bahkan tidak ada apa-apanya daripada tadi" Marika tertawa puas.
"Tidak akan ku biarkan kau melukainya lagi, Marika" kata Sayaka menatap tajam gadis itu.

Dalam kondisi duduk, ia mengeluarkan kekuatannya. Dan menyerang Marika dari belakang, hingga membuat gadis itu menghantam dinding istana langit dan darah keluar dari mulut gadis itu.

"Marika" dia menoleh melihat Mogi yang panik, sementara Rena berlari ke arah Jun.
"Itu akibatnya jika kau menyakiti Milky" kata Sayaka lirih.
"Sayaka" dia kembali menoleh melihat Mogi.
"Ada apa?" tanyanya lirih.
"Untuk apa kau diam di sana? Marika dan Yuka sudah kalah, kau harus mengalahkan mereka" kata Mogi. Ternyata pemuda itu tidak tahu.

Sayaka bangkit dari duduknya, ia menatap tajam Riyu yang masih melawan Jun. Sejenak ia menoleh, ia melihat Yui yang tengah berhadapan dengan raja kegelapan dan juga Mogi. Sayaka tidak langsung menghampiri Jun dan Riyu, namun ia mengeluarkan kekuatannya.

"Matilah dengan tenang pangeran kegelapan" lirihnya tersenyum sinis.

Ia mendorong tangannya dan cahaya yang keluar dari tangannya membuat pangeran kegelapan itu terlempar, sekaligus membuat Jun terkejut. Ia menoleh menemukan Sayaka yang kini berjalan ke arahnya dan sekarang Sayaka menatap pangeran kegelapan yang masih meringis kesakitan.

"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Jun bingung.
"Karena dia yang sebenarnya musuhku, bukan kau" kata Sayaka membalas.
"Maksudmu?" tanya Jun tidak mengerti.
"Dia adalah orang yang membunuh kedua orang tuaku," balas Sayaka menatap tajam Riyu. "Kita bunuh saja dia, aku sudah muak melihat wajahnya"
"Baiklah, terima kasih karena kau sudah mau berada dipihak kami" Sayaka mengangguk.
"Apapun demi Milky, akan aku lakukan"
"Putri, sebaiknya kau menyingkir" ucap Jun pada Rena yang berdiri di sebelahnya.
"Berhati-hatilah pangeran" Jun mengangguk.

Riyu masih meringis kesakitan, ia mencoba berdiri dan menatap dua pemuda yang sekarang berdiri secara berdampingan dengan tajam. Ia juga tidak menyangka jika Sayaka akan memilih memihak Jun dan temannya, di bandingkan dirinya.

"Keterlaluan kau Sayaka" kata Riyu.
"Kau yang keterlaluan, kau sudah membunuh kedua orang tuaku" Riyu terkejut mendengarnya.
"Apa yang kau bicarakan?" Riyu seolah tidak mengerti.
"Jangan mengelak, aku sudah tahu jika kau yang membunuh kedua orang tuaku. Bersiaplah mati, Riyu" kata Sayaka menatap tajam pemuda itu.

Dengan bantuan dari Jun, Sayaka dengan mudah bisa mengalahkan Jun. Apalagi Jun menggunakan tombak, salah satu senjata istana langit.

Sementara Yui, dia harus melawan Mogi dan raja kegelapan sekaligus. Sudah lama ia melawan mereka, dan itupun harus sendiri. Hingga Yui harus terpental dan mengeluarkan sedikit cairan di sudut bibirnya. Tapi, ia tetap masih bisa untuk berdiri.
Yui terpaksa harus mengeluarkan tombak yang ia ambil dari langit ke tujuh waktu itu. Sedangkan 7 orang yang dulu pernah menjaga tombak itu, membantu para prajurit istana langit.

"Tombak itu" kata Mogi lirih.
"Tombak itu ternyata sudah ada di tangan pangeran langit itu" Mogi mengangguk menyetujui.
"Ayo, kita lanjutkan lagi raja kegelapan" kata Yui walau nafasnya terengah-engah.

Walau tampak kelelahan, Yui masih bisa menggunakan tombak itu. Ia memainkannya sebentar, sementara matanya menatap tajam kearah dua lawannya yang berada di depannya.

"Kita harus hati-hati Mogi" Mogi mengangguk membenarkan.
"Iya raja" balasnya.

Keduanya mengangkat tangan masing-masing, dan mereka mengarahkan kekuatan mereka pada Yui yang sekarang mengarahkan tombak itu kepada mereka.
Tombak yang terkenal sakti itu, memang memudahkan  Yui untuk melawan raja kegelapan dan Mogi. Terbukti. Ketika mereka menyerang, tombak yang berada ditangan Yui mengeluarkan kekuatan sendiri dan bertambah besar ketika Mogi menambah kekuatan dan tombak itu kini seolah mencekik leher mereka.

"Matilah dengan tenang" Yui menambah kekuatan tombak itu dengan kekuatan dari tubuhnya yang membuat Mogi serta raja kegelapan itu menghantam dinding istana dan mereka tergeletak dengan dua mata yang sudah tertutup.

Yui menurunkan tombak itu, dan sekarang dia terjatuh dengan dua lutut yang menjadi tumpuan. Ia benar-benar sangat lelah karena pertarungan ini.

"Pangeran" Paruru yang melihat Yui kelelahan segera menghampiri sang suami.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Paruru khawatir.
"Aku hanya lelah saja Paru" kata Yui membalas sambil sedikit tersenyum.
"Semua sudah berakhir pangeran" Yui tersenyum dan memeluk tubuhnya.
"Kau juga tidak apa-apa?" Paruru mengangguk.
"Aku sangat baik" balas Paruru.

***

Setelah kejadian itu, Jun memutuskan untuk tinggal di bumi. Dan setelah dia lulus bersama dengan Rena dan kakaknya, dia lebih sering menjadi atasan di perusahaan keluarga Matsui. Tapi, ia juga sesekali ke istana langit untuk mengunjungi ayah dan ibunya.
Sementarta Yui, ia menjadi seorang raja di kerajaan langit. Dan kini mereka memang benar-benar tenang, karena tidak ada lagi yang menganggu mereka.

Sementara Miyuki dan Sayaka, mereka juga sudah menikah begitu juga dengan Mayu yang sudah di jodohkan dengan gadis bernama Kashiwagi Yuki.

***

"Lihat Mion, aku juga bisa menerbangkan pot bunga itu" kata seorang anak laki-laki pada adiknya.
"Ah... iya nii-chan, ternyata kita menguasai kekuatan dari ibu dan ayah" kata gadis yang mungkin berumur 11 tahun itu.
"Ryota Mion, kalian sedang apa?" tanya seorang perempuan yang berada di belakang mereka.
"Ah... ibu, kami hanya sedang berlatih ilmu seperti yang diajarkan ayah" kata Mion.
"Bagaimana, apa kalian sudah bisa menggunakan ilmu dengan baik?" mereka mengangguk.
"Sudah ibu. Dan kami benar-benar sangat senang" kata Ryota membalas.
"Sekarang, kalian masuk" mereka mengangguk.

Ryota dan Mion, melangkah mengikuti Rena dari belakang. Memang, ini sudah sangat sore dan sebentar lagi peran matahari akan digantikan sang rembulan.

"Ayah" sapa Ryota dan Mion secara bersamaan.
"Hai sayang, dari mana saja kalian?" tanya Jun pada dua anaknya.
"Melatih kekuatan kita"
"Lalu bagaimana?" tanya Jun lagi.
"Kita sudah bisa melakukannya ayah" Jun tersenyum mendengarnya.
"Ingat jangan sampai ada yang tahu, jika kalian mempunyai kekuatan" kedua anaknya mengangguk.


Mion dan Ryota, memang mewarisi kekuatan dari Jun dan Rena. Dua anak mereka, juga sudah menguasai kekuatan yang setiap hari diajarkan oleh ayah dan ibu mereka. Mereka hanya ingin jika mereka tidak bisa ada di samping dua anaknya, dua anaknya bisa menjaga dirinya.
Dan dengan datangnya Mion dan Ryota juga, hidup mereka sudah sangat lengkap. Mereka benar-benar sangat bahagia.



END


Sory banget kalau endingnya gaje ya. Tapi, aku ada dua ff yang bakalan aku post... dua-duanya bakalan aku post di wattpad dan juga di blog tunggui saja ya bye.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar