Title : May, I Love You ? Chapter 06
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, love, roman
Cast :
- Matsui Rena
- Matsui Jun
Support Cast :
- Shimazaki Haruka
- Matsui Yui
Happy Reading All.......
~---0---~
~---0---~
Mungkin,
di dunia ini kita tidak sendiri. Ada seseorang yang masih sayang kepada kita,
dan orang itu selalu ada bersama kita. Kita tiak sendiri bukan? Hanya saja yang
menjadi pertanyaan, apa kita bisa menjalani semua kehidupan kita atau tidak?
Hanya orang-orang yang sangat kita cintai itu, orang yang selalu ada di saat
kita sedih. Dan sesungguhnya dialah orang yang sangat tahu tentang perasaan
kita yang sebenarnya.
***
Jun
terduduk lemas di kursi sofa milik Rena. Sudah empat jam dia berada di rumah
Rena, dan Jun juga menceritakan apa yang di ceritakan kedua orang tuanya
padanya. Ia benar-benar sangat stress dengan apa yang di ceritakan kedua orang
tuanya padanya. Iya, tentu saja tentang siapa sebenarnya kedua orang tuanya.
Pikirannya
kembali terlintas tentang ucapan ayahnya. Ayahnya yang sudah memberi tahu-kan
siapa sebenarnya orang tuanya.
***
FlashBack
"Lalu, kedua orang
tuaku ada di mana ayah?" tanya Jun dengan kedua matanya yang memerah.
"Orang tuamu,
mereka....."
"Ayah, katakan saja
yang sebenarnya" Jun memelas. Ia hanya ingin tahu siapa dan di mana orang
tuanya.
"Dulu, ketika kau
kecil. Ayah dan ibumu menitipkanmu pada kami, tapi ternyata yang ayah kira
kedua orang tuamu akan kembali, ternyata mereka tidak juga kembali. Satu tahun
kemudian, ketika kau genap berumur 2 tahun, justruh ada sebuah surat yang
datang. Surat itu dari ayahmu." Kata tuan Matsui menjelaskan.
Surat itu berisi tentang
permohonan. Permohonan agar Jun menjadi anak angkat dari keluarga Matsui. Orang
tua Jun tidak sanggup lagi untuk memenuhi kebutuhan Jun, mereka saja mempunyai
banyak hutang di mana-mana. Maka dari itu, kedua orang tua Jun benar-benar
menginginkan jika Jun bisa menjadi anak angkat keluarga Matsui.
Sejak saat itu, mereka
tidak pernah lagi mendengar kabar dari kedua orang tua Jun. Terakhir kali,
mereka mendengar kabar tentang keluarga Jun. Keluarganya sudah pergi ke luar
kota dan di saat perjalanan, justruh kendaraan yang mereka tumpangi mengalami
kecelakaan.
Hanya saja, Jun masih belum
mempercayai semua itu. Entah kenapa tumbuh keyakinan jika kedua orang tuanya
masih ada. Mungkin, karena dia belum melihat sendiri secara nyata, jadi Jun
memikirkan hal itu sendiri.
"Di mana, ayah dan ibu
tinggal sebelumnya?" tanya Jun kemudian.
"Tidak jauh dari
sekolahan Yui, kau hanya lurus dan jika ada pertigaan kau ke kanan dan kemudian
kau masuk ke gank sempit, bila kau menemukan rumah yang paling kecil, itulah
rumah ayah dan ibumu" kata ayah membalas.
FlashBack End
***
"Jun-kun"
Jun menoleh.
"Rena-chan" dia tersenyum melihat kekasihnya yang
sekarang duduk di sebelahnya.
"Kau akan tetap mencari keberadaan kedua orang
tuamu?" tanya Rena dengan nada sedikit ragu.
"Hai. Aku hanya ingin memperjelas semuanya, Rena. Apa
benar, kedua orang tuaku sudah meninggal atau tidak" kata Jun membalas.
Rena hanya diam. Tangannya ia taruh di pundak pemuda itu,
mengelusnya dan bermaksud memberikan ketenangan untuk pemuda itu.
"Rena, kau mau bukan untuk menemaniku ke sana?"
tanya Jun berharap.
"Baiklah. Aku akan menemanimu" jawaban yang bisa
membuat Jun tersenyum.
"Arigatou"
Tanpa sadar, Haruka mengintip mereka. Senyumnya merekah,
melihat keakraban antara ibu angkatnya dan Jun. Dia sangat menyukai pemandangan
seperti itu. Yah.. walau dia tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi.
Dia hanya bisa senang. Gadis yang masih sangat polos, dan
tidak terlalu mengerti sebuah masalah. Haruka, masih ingin melihat kebahagiaan
ibu angkatnya. Hanya itu yang dia inginkan, dia memang masih sangat polos.
"Mama" akhirnya dia keluar dari tempatnya
bersembunyi. Ia merasa membutuhkan mamanya.
"Sayang, kemarilah" Haruka berjalan dengan cepat.
"Mama, Haruka lapar" dengan polosnya dia langsung
mengatakan maksud tujuannya.
"Ya sudah, sekarang kita makan ya?" Haruka langsung
mengangguk menyetujui.
Rena langsung menggendong anak angkatnya itu. Tidak lupa
juga, dia mengajak Jun untuk makan bersama.
Mereka langsung duduk di meja makan. Seperti biasa, Rena
pasti akan menyiapkan piring serta nasi untuk Haruka. Dan dia juga
menyiapkannya untuk Jun. Mungkin, dia merasa dia sudah benar-benar menjadi
milik Jun sekarang.
"Papa Jun, kenapa papa tidak mengajak Yui nii-chan
kemari?" tanya Haruka menatap Jun.
"Yui nii-chan sedang belajar. Besok kan, kalian masih
bisa bertemu" balas Jun kemudian.
"Soukka."
Haruka kembali menikmati makanannya. Jun hanya menatap gadis
kecil itu dengan senyum simpul. Tak lama, Haruka kembali mendongakan kepalanya
dan menatap Rena yang asyik dengan makanannya.
"Mama" panggilnya.
"Ada apa?"
"Mama dan papa kapan menikah?" tanya Haruka yang
membuat Rena langsung terbatuk.
"Daijoubu desuka,
Rena-chan?"tanya Jun khawatir dan langsung menawarkan gelas berisi air
putih.
"Mama, tidak apa-apa? Haruka minta maaf ya mama" kata
Haruka menunduk sedih.
"Ini bukan salah Haruka, sayang. Mama saja yang terlalu
terkejut" balas Rena.
Rena mengelus rambut gadis kecil itu. Haruka hanya bermaksud
bertanya tadi, dan entah kenapa sang mama sampai terkejut seperti itu. Haruka
merasa ada pertanyaannya yang salah tadi, jadi membuat mamanya seperti itu.
Maka dari itu, dia meminta maaf.
"Jadi, mama dan papa kapan menikah" dia mengulang
kembali pertanyaannya.
"Jun-kun?" Rena menatap Jun seolah memberi isyarat
agar pemuda itu yang membalasnya.
"Nanti akan tiba saatnya, Haruka. Kau tenang saja,
ne?" Haruka mengangguk membalasnya.
***
~Jun
Pov~
Seperti ucapanku kemarin, aku sangat ingin melihat keadaan
rumah kedua orang tuaku. Kalau perlu bertanya, apa benar jika mereka sudah mati
atau belum. Aku hanya masih tidak percaya, dengan ucapan kedua orang
tuaku.
Disebelah kiriku, ada Rena yang tengah menggendong putri
kecilnya. Sedangkan aku, aku menggendong Yui. Dia terus saja mengeluarkan air
matanya, entah kenapa aku sendiri juga tidak tahu. Kenapa, dia bersedih seperti
ini.
"Yui, kenapa kau selalu menangis dari tadi?"
tanyaku.
"Nii-chan, tidak
akan meninggalkan aku bukan?" tanyanya yang sedikit membuatku terkejut.
"Tentu saja tidak" balasku padanya.
"Tapi, kemarin aku mendengar jika nii-chan bukan kakak kandungku"
"Apa? Kau menguping?" tanyaku terkejut.
"Hai. Aku
menguping nii-chan,
aku tidak ingin kehilangan nii-chan"
"Kau tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu"
balasku mengeratkan gendonganku.
"Janji?" aku mengangguk.
"Hai. Aku
berjanji"
Setelah tiba di rumah yang paling kecil, aku yakin jika itu
adalah rumah orang tuaku. Rumah itu memang sangat kecil, kumuh dan tidak pantas
untuk di tempati.
Aku melangkah mendekat. Ini benar-benar tidak bisa di sebut
dengan rumah. Kenapa, aku tahu di saat aku sudah besar seperti ini? Kenapa
harus kalian menitipkan aku pada keluargaku sekarang? Padahal, aku masih tetap
akan bisa menerima keadaan kalian, ayah ibu.
Disaat aku menoleh, aku melihat seseorang. Ku panggil saja
orang itu, mungkin dia tahu tentang ayah dan ibuku. Aku harap.
"Maaf, apa kau tahu orang yang tinggal di sini
kemana?" tanyaku.
"Mereka sudah meninggal" tidak mungkin.
"Apa kau yakin?" tanyaku memastikan.
"Iya. Dulu mereka pernah ingin keluar kota, tapi di
perjalanan kendaraan yang membawa mereka masuk ke jurang dan tidak ada yang
selamat dalam kecelakaan itu" ucapnya panjang lebar.
"Lalu, di mana makam mereka?" tanyaku.
"Tidak jauh dari sini," kemudian, ia memberi tahu
tempat pemakaman kedua orang tuaku.
***
Dan
di sinilah aku dan Rena, serta Haruka dan Yui. Menatap dua makam yang aku yakin
sekarang, adalah tempat istirahat ayah dan ibu kandungku. Aku benar-benar tidak
menyangka, jika mereka harus pergi secepat ini. Dan bodohnya, aku baru
mengetahuinya sekarang.
"Jun-kun, sabar ya" aku hanya mengangguk
membalasnya.
"Nii-chan, aku
turut berduka cita." Aku hanya tersenyum membalasnya dan mencium
keningnya.
"Papa, Haruka juga" aku hanya bisa mengelus
kepalanya dengan lembut.
Aku tidak tahu, kenapa semua ini harus terjadi padaku. Ayah
ibu, aku berjanji akan membuat kalian bahagia, walau kalian sekarang sudah
berada di sana.
"Jun-kun" aku menoleh.
"Doustano?"
"Jangan bersedih, masih ada aku, Haruka dan Yui yang
selalu ada untukmu" aku mengangguk.
"Arigatou."
"Sama-sama"
"Rena, apa mau kau menuruti perkataanku?" tanyaku
berharap.
"Apa itu?" tanyaku.
"Menikahlah denganku"
To Be Continue.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar