Title : My Name Is Paruru Chapter 02 - I'm Paruru
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Sad, Family, Love,
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Shimazaki Atsuko
- Yokoyama Yui
- Yokoyama Kai
Support Cast :
- Yokoyama Minami
- Matsui Jun
- Matsui Rena
Happy Reading All.....
~---0---~
~---0---~
Sebuah
pertemanan akan terjalin begitu sangat lama, begitu juga dengan cinta. Asal,
kita bisa menjaganya. Bisa selalu merawatnya. Menumbuhkan rasa percaya diri di
dalam hati kita, untuk melakukan semua itu. Pastinya, apa yang kita dapat akan
bisa terkabulkan.
***
Paruru
Pov...
"Aku
tidak menyangka, jika di dalam hutan ada rumah" kata pemuda itu padaku.
"Iya,
dulu ini di buat oleh pamanku. Tapi, dia sudah meninggalkanku untuk
selamanya" balasku.
Ku
lihat dia yang sekarang asyik memandangi isi rumahku. Pemuda itu, dia
benar-benar sangat tampan. Dan entah kenapa, dia bisa membuatku jantungan
ketika pertama kali kami bertemu. Jujur, selama di hutan, aku tidak pernah
bertemu dengan seorang pun, baru pertama kali aku bertemu dengannya. Dan dia
juga sangat baik, kepadaku.
Dan
entah kenapa, aku justruh mengakui namaku dengan Paruru. Tapi, aku sangat suka
nama itu. Dulu, ketika paman masih hidup. Dia selalu memanggilku, Haruka.
Namun, sekarang aku merubah nama panggilanku menjadi Paruru.
Tapi,
aku masih mengakui namaku yang sebenarnya padanya. Hanya saja, aku menyuruhnya
untuk memanggilku Paruru. Yah.. karena aku sangat senang saja dengan nama
itu.
"Nee...
Paru, kau tinggal di hutan sendiri apa tidak takut?" aku mendongak
melihatnya.
"Tidak,
aku sudah sangat senang berada disini" balasku.
"Sudah
sedari kecil kau hidup disini?" aku mengangguk membalasnya.
"Bagaimana,
jika kau ikut aku ke kota?" kota?.
"Tidak,
aku tidak mau" balasku cepat.
"Memangnya
kenapa?" dia terlihat terkejut mendengar jawabanku.
Aku
menggigit bibir bawahku, seraya berfikir. Apa harus aku mengatakannya kepada
Yui, tentang kehidupanku dulu padanya. Sepertinya harus, lagi pula aku merasa
aku sudah mempercayainya dan juga menyukainya.
Ku
ceritakan saja kepadanya. Kehidupanku dulu dari aku sejak kecil, sebelum
bertemu dengan ibu angkatku dan bagaimana bisa aku bertemu dengan ibu, sampai
aku di didik oleh ibu dan bagaimana ibu memperlakukan seperti seorang pembantu
dan akhirnya, aku di bawa kabur oleh paman Eisuke.
Dan
setelah itu, aku juga menceritakan kepadanya. Aku tidak ingin lagi, ke luar
dari hutan karena aku sangat takut, jika aku bertemu dengan orang yang sama
seperti ibu. Itu seperti mendapat mimpi buruk, aku benar-benar tidak menyangka
jika aku mempunyai kehidupanku.
Setelah
selesai aku bercerita, ku lihat wajahnya yang mungkin terlihat kasihan
denganku. Dia mendekat dan kemudian memegang kedua tanganku dengan lembut.
Jujur, itu membuat hatikui berdebar kencang. Apalagi tatapan matanya yang
sangat membuatku tenang.
"Nee...
Paru" ucapnya.
"Ikutlah
denganku ke kota, aku akan selalu berada di dekatmu. Aku berjanji, aku tidak
akan membiarkanmu menjalani kehidupan yang seperti kau alami dulu"
sambungnya panjang lebar.
"T-Tapi,-"
"Tenanglah,
aku ada bersamamu. Kau tenang saja" dia memelukku dengan erat.
"Ikutlah
bersamaku Paru. Dan aku berjanji, akan membantumu mencari kakakmu" katanya
lagi.
"Honto?"
ku lihat dia mengangguk.
"Hai.
Aku berjanji, dan aku tidak akan menghianatinya Paru" aku tersenyum
mendengarnya.
"Arigatou,
Yui-kun" dia mengangguk lagi.
***
Dan
aku masuk ke sebuah kendaraan yang tadi di bilang Yui adalah mobil. Seumur
hidupku, aku tidak pernah masuk ke dalam mobil seperti ini. Dan tempat duduknya
juga sangat nyaman, apalagi di sampingku ada Yui.
Ada
dua orang lagi yang ada di depan kami, kata Yui mereka itu adalah dua
bawahannya. Kata Yui juga, aku akan tinggal di rumahnya. Dia mempunyai kakak
kembar, bernama Yokoyama Kai dan Yokoyama Minami. Mereka laki-laki dan
perempuan.
Tak
lama, aku mendengar suara. Aku menoleh, ku lihat Yui mengeluarkan sebuah benda.
Warna benda itu hitam, dan juga bercahaya. Entah apa itu, aku tidak tahu. Aku
tidak pernah memegangnya sama sekali, melihatnya saja juga tidak.
"Yui,
itu apa?" tanyaku.
"Kau
tidak tahu?" aku menggeleng.
"Ini
ponsel namanya, alat ini bisa di gunakan komunikasi dalam jarak jauh"
ah... begitu ya?.
"Selama
tinggal di hutan, aku tidak pernah melihat benda-benda seperti itu. Apalagi
mobil seperti ini" dia tersenyum.
"Nanti
kau juga akan tahu, Paru. Tenang saja" aku mengangguk.
"Iya,
aku akan memberi tahu alat-alat modern yang mungkin belum kau ketahui" dia
tersenyum dan mengelus kepalaku.
"Arigatou
Yui" dia mengangguk.
Setelah
itu, kami terdiam. Entah kenapa, lama di dalam kendaraan ini aku menjadi
mengantuk. Mataku sangat berat, dan akhirnya aku tertidur. Yah... di dalam
kendaraan seperti ini, ternyata bisa membuat orang mengantuk.
***
"Paru"
samar-samar aku bisa mendengar orang.
"Paruru,
kita sudah sampai" aku mengerjapkan kedua mataku.
"Hei,
bangun. Kita sudah sampai, di rumahku" aku mengangguk.
"Maaf,
aku ketiduran" balasku.
"Daijoubu,
tidak masalah. Ayo kita harus keluar sekarang" aku kembali
mengangguk.
Ku
ikuti dia yang sudah turun dari mobil. Dan sekarang, aku bisa melihat sebuah
rumah, mungkin. Wow... ini sangat besar, sungguh. Mungkin, ini bisa di bilang
seperti sebuah istana. Iya, seperti istana. Rumahku yang berada di hutan saja,
seperti gubuk.
Dan
di bandingkan dengan rumah ini, sangat jauh. Ini sangat besar, dan apa benar
ya, ini rumah milik Yui dan kedua kakak kembarnya.
"Paru,
ayo kita masuk" aku mengangguk.
"Ini
rumahmu, Yui-kun?" tanyaku dan dia mengangguk.
Sungguh,
aku benar-benar tidak percaya jika ada rumah sebesar ini. Di dalam, tepatnya
ketika kami baru masuk. Aku melihat sebuah tempat duduk. Kata Yui, ini ruang
depan dan tempat duduk itu bernama sofa.
Ku
ikuti lagi dia, dan didalam aku kembali takjub. Semua yang berada di dalam
sini, benar-benar sangat rapi. Ada juga benda yang terbuat dari, mungkin kaca.
Dan di sini juga aku melihat sebuah tangga. Tangga yang menuju ke atas, lantai
dua.
Kata
Yui, aku akan tidur di lantai dua. Dekat dengan kamarnya. Ini sungguh
mengagumkan, bahkan aku tidak pernah membayangkan jika aku akan tinggal di
rumah sebesar ini. Aku memang sangat beruntung bisa bertemu dengannya. Dengan
Yokoyama Yui.
Sebelum
kami melangkah ke atas, aku bisa mendengar suara langkah kaki yang berasal dari
belakang. Aku melihat dua orang yang datang, mereka laku-laki dan perempuan.
Dan juga, wajah mereka serupa. Kembar?.
Apa
mungkin, itu kakak Yui?. Kata Yui, dia mempunyai kakak kembar. Mungkin saja,
itu kedua kakak kembarnya. Ku lihat Yui tersenyum menyapa mereka. Dan memanggil
mereka nee-chan dan nii-chan. Dan benar dugaanku, jika mereka adalah kakak kembar
Yui.
Aku
hanya diam disini, di dekat tangga. Dan mereka seperti berbicara sesuatu, aku
tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi, setelah itu mereka melihatku dan
menghampiriku. Sungguh, ini benar-benar membuatku gugup.
"Shimazaki
Haruka, Paruru?" aku mengangguk dan tersenyum.
"Perkenalkan
aku Yokoyama Minami dan ini saudara kembarku, Yokoyama Kai. Kami kakak dari
Yui" benar, mereka kakak Yui.
"Salam
kenal, nee-san nii-san" ku lihat mereka tersenyum dan mengangguk.
"Nee-chan,
Paruru bisa tinggal bersama kami kan disini?" tanya Yui pada kakak
kembarnya.
"Baiklah,
dia boleh tinggal disini" syukurlah, aku kira mereka tidak akan
mengijinkanku tinggal disini.
"Yui,
antar saja dia ke kamarnya" Yui mengangguk.
"Ayo
Paru" aku mengangguk.
Ku
ikuti langkah Yui yang mulai menaiki tangga. Sampai di atas, kami masuk dan di
dalam sana aku bisa melihat sebuah kamar yang sangat luas. Wow... ini
benar-benar sangat besar, berbeda sekali dengan kamarku.
Ku
lihat disini ada sebuah meja dan terdapat buku. Ku langkahkan saja kakiku
kesana, dan melihat buku tersebut. Aku memang suka membaca. Dulu, ketika paman
masih hidup dia membawakan buku apa saja dari kota dan mengajariku banyak hal
dari buku yang di bawanya.
Tapi,
ini buku apa?. Kenapa buku ini, mengarah ke sebuah kehidupan. Apa mungkin, ini
buku dongeng atau buku apa?. Tapi, jika dongeng aku tidak menemukan cerita yang
pernah di ceritakan paman, seperti dongeng cinderella dan juga peri.
Justruh
yang ku baca ini, seperti sebuah kehidupan nyata yang di alami oleh seorang
disana. Dan aku juga membaca dari buku ini, didalamnya ada seorang yang mencoba
kabur dari rumah karena masalah. Hanya masalah cinta yang tidak di restui.
"Yui,
ini buku apa?" dia menoleh dan melihat buku yang ku pegang.
"Itu
novel Paru" katanya.
"Novel?"
dia mengangguk.
"Novel
itu hanya sebuah karya fiksi. Isinya ya tentang kehidupan sehari-hari
tokohnya" aku mengangguk-angguk membalasnya.
"Dulu
aku pernah di ceritakan dongeng dengan paman" ku dengar dia tertawa kecil.
"Jika
dongeng kebanyakan untuk anak kecil, ketika mereka akan tidur. Jika orang yang
sudah seperti seumuranku, yah kami membaca seperti itu" aku mengangguk
tanda mengerti.
"Yui,
apa disini ada buku lain? Tentang pengetahuan misalnya, aku sangat suka membaca"
kataku lagi bertanya.
"Nanti
aku akan mengajakmu ke perpustakaan yang ada di rumahku, disana ada banyak
bukukau bisa membaca buku apapun yang kau suka" aku mengangguk.
Ku
lihat ada sebuah kamar di belakang Yui. Wow... kamarnya bagus, tidak seperti
kamarku yang mungkin tidak sebanding dengan kamar ini.
Aku
duduk di kamar ini. Eh? Empuk?. Wow... kamar ini benar-benar sangat empuk,
tidak seperti kamarku yang keras. Ini sangat empuk dan ada juga bantal guling
disini. Ah.... senangnya aku bisa tinggal disini.
"Yui,
ini benar kamarku?" tanyaku tidak percaya.
"Tentu
saja, ini kamarmu Paru" aku tersenyum mendengarnya.
"Kau
suka dengan kamar ini?" aku mengangguk antusias.
"Hai.
Aku sangat menyukainya, Yui." dia tersenyum.
"Ayo,
aku tunjukan kamar mandinya" aku kembali mengangguk.
Aku
beranjak dari dudukku dan kemudian mengikutinya. Masuk ke dalam sebuah ruangan.
Mungkin, kamar mandi. Seperti yang Yui bilang.
Dia
juga menjelaskan bagaimana caranya memakai semua yang ada di kamar mandi. Aku
hanya bisa mengangguk dan mendengarkannya. Sesekali, aku melihat kamar mandi
ini. Luas juga ternyata, aku benar-benar tidak percaya.
Kenapa
semua yang ada di rumah ini luas. Dari mulai ruang depan, ruang makan, dapur
dan juga kamar dan bahkan kamar mandi. Ku rasa, akan sangat menyenangkan bila
menjadi Yui. Hidup di rumah seperti ini, pastinya akan sangat menyenangkan
bukan?.
***
Author
Pov...
Belaian
angin di sore hari, menerpa tubuh Paruru. Gadis itu sepertinya menikmati angin
sore. Dia tersenyum lebar. Dia merasa, dia masih seperti mimpi berada di rumah
yang sangat mewah itu. Dia benar-benar sangat bersyukur dengan tuhan, karena
telah mengirimkan Yui.
Tak
lama, dia mendengar suara. Ia menoleh, ia melihat sebuah mobil berwarna merah.
Mobil itu berhenti di depan rumah Yui. Dua orang turun dari mobil berwarna
merah itu. Seorang perempuan dan seorang laki-laki. Paruru, tidak kenal dengan
mereka.
Mereka
menoleh melihat Paruru. Paruru hanya bisa diam, ketika mendapat tatapan heran
dari mereka. Sejujurnya, mereka tidak mengenal Paruru begitu pun juga dengan
Paruru yang tidak mengenal mereka.
"Kau
siapa?" tanya laki-laki itu pada Paruru.
"Paruru"
balasnya.
"Kau
pembantu baru kah disini?" Paruru mengkerutkan dahinya heran.
"Bukan,
aku teman Yui-kun" balasnya.
"Ah...
begitu ya?. Aku Matsui Jun, teman dari Yui juga" kata pemuda itu lagi.
"Yui
ada di rumah?" Paruru mengangguk.
Setelah
itu mereka mendengar suara langkah kaki, mereka menoleh dan melihat Yui yang
keluar dari rumahnya. Pemuda itu mendongak melihat pemuda bernama Jun
tadi.
"Domou
Jun, kau datang ternyata" Jun mengangguk.
"Bagaimana
hasil buruanmu?" kata Jun bertanya.
"Aku
tidak mendapatkannya. Tapi, mungkin lain kali aku akan mencobanya lagi"
balas Yui.
"Kau
benar-benar bodoh, Yui" Yui hanya tersenyum mendengarnya.
"Sudahlah
ayo masuk. Paru, ayo masuk" Paruru mengangguk.
Paruru
hanya diam mengikuti Yui dan pemuda bernama Jun tadi. Sedangkan gadis yang ikut
bersama Jun memilih diam dan mengikuti di belakang kedua pemuda itu. Tidak ada
kata-kata antara Paruru dan gadis itu.
Mereka
duduk di sofa ruang tamu. Yui memanggil pelayannya untuk membuatkan minuman.
Sambil menunggu, mereka bercerita.
"Nee...
Yui, siapa gadis itu? Kekasihmu?" Jun menunjuk Paruru.
"Bukan,
ini temanku namanya Shimazaki Haruka, hanya saja dia nama panggilannya
Paruru" Jun mengangguk-angguk membalasnya.
"Bagaimana
kabarmu nee-san" Yui bertanya kepada gadis itu.
"Aku
baik Yui. Dimana Kai dan Minami?" tanya gadis itu.
"Mereka
di dalam nee-san. Kau ingin bertemu dengan Kai nii-chan atau Minami
nee-chan?" goda Yui membuat pipi gadis itu memerah.
"Kau
ini, Yui. Hobi sekali menggodaku" Yui terkikik mendengarnya.
"Ah...
nee-san, ini kenalkan dia Shimazaki Haruka, Paruru" gadis itu menoleh ke
arah Paruru yang masih terdiam.
"Aku
Shimazaki Atsuko, salam kenal" Paruru menatap gadis itu, sepertinya dia
pernah mendengar nama itu.
"Nama
marga kalian sama, ya" Jun tersenyum.
"Ah...
iya, aku juga tidak menyangka" balas Atsuko sambil menatap Paruru.
Paruru.
Dia masih terdiam di tempatnya. Ia seperti mengenal gadis itu, namun ia merasa
tidak pernah bertemu dengan gadis itu. Dan lagi, Paruru merasa sangat dekat
dengan gadis itu. Tapi, siapa dan di mana ia bertemu dengan gadis itu. Kenapa
rasanya seperti sangat familiar.
Apa
mungkin, itu hanya firasat Paruru?. Tapi, kenapa rasanya tidak biasa. Ada yang
spesial dari gadis bernama Atsuko. Ia merasa, ia pernah bertemu dengan gadis
itu. Tapi, entahlah ia tidak ingat apa-apa tentang gadis itu.
"Selamat
sore" mereka menoleh dan melihat seorang gadis yang datang.
"Ah...
Rena, kau datang juga ternyata" gadis itu mengangguk.
"Tentu
saja. Aku ingin menagih janjimu Yui" kata gadis itu.
"Gomen
ne? Aku tidak mendapat hewan buruan, besok jika aku kembali ke hutan aku
pastikan akan mendapatkannya" gadis itu menunjukan wajah cemberutnya.
"Payah
kau ini" gerutu gadis itu.
"Gomen"
kata Yui.
"Eh...
siapa dia?" Rena menunjuk Paruru.
"Shimazaki
Haruka, Paruru" kata Yui mengenalkan gadis itu.
"Ah...
sokka" gadis itu duduk di dekat Atsuko.
Paruru
kembali asyik menatap gadis bernama Atsuko. Entah kenapa gadis itu bisa
membuatnya penasaran. Tapi, nyatanya gadis itu sangat dekat dengan Rena.
Rupanya, mereka sudah sangat kenal lama. Dan itu membuat Paruru iri.
Entah
kenapa dia merasa iri. Apa mungkin, ia tidak pernah merasakan kasih sayang
seorang kakak?. Bahkan, kakaknya saja dulu menghilang. Padahal dulu, kakaknya
sangat menyayanginya. Namun, kini ia merasa kehilangan kasih sayang itu,
setelah sang kakak menghilang.
Dimana
sebenarnya kau berada, nee-chan?. Aku sangat merindukanmu. Aku benar-benar
sangat ingin sekali bertemu dengan gadis itu. Semoga kita bisa bertemu lagi.
To Be Continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar